Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah melalui Dinas Perikanan menyiapkan anggaran sebesar Rp1,3 miliar untuk pemasangan listrik di sentra perikanan setempat.
“Kami akan menyambung listrik di Desa Sei Ijum Raya yang kini telah berdiri pabrik pakan ikan. Anggarannya telah dimasukkan dalam APBD 2024 sebesar Rp1,3 miliar,” ungkap Kepala Dinas Perikanan Kotim Ahmad Sarwo Oboi di Sampit, Minggu.
Lebih jelasnya, pemasangan jaringan listrik tersebut berlokasi di Desa Sei Ijum Raya Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, di mana lokasi itu akan dijadikan sentra perikanan oleh Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur.
Di Sei Ijum Raya kini telah berdiri pabrik pakan ikan, selanjutnya Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur juga akan membangun pabrik es untuk memenuhi kebutuhan nelayan dan pembudidaya ikan, dan stasiun pengisian bahan bakar nelayan (SPBN).
Pria yang biasa dipanggil Oboi ini menjelaskan dengan dijadikannya kawasan tersebut sebagai sentra perikanan maka kebutuhan akan daya listrik pun semakin besar. Sedangkan, kapasitas listrik di kawasan tersebut saat ini tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan sentra perikanan.
“Kita tidak bisa bergabung dengan listrik yang digunakan masyarakat karena dayanya tidak cukup, sehingga kita akan membuat jalur sendiri. Jadi, dari Jalan HM Arsyad itu nanti langsung dihubungkan ke sentra perikanan,” ujarnya.
Baca juga: Apindo Kotim berharap aparat tingkatkan pemberantasan penjarahan sawit
Lanjutnya, listrik merupakan kebutuhan yang sangat krusial untuk operasional pabrik pakan ikan, pabrik es, maupun SPBN. Tanpa ada listrik yang kuat maka pabrik tidak bisa berproduksi. Dengan dipasangnya jaringan listrik ini, maka diharapkan dapat meminimalkan kendala yang disebabkan gangguan daya listrik.
Oboi menambahkan, perkiraan kebutuhan daya listrik untuk 3 proyek tersebut, yakni SPBN 4.500 VA, pabrik pakan ikan 33.000 VA, dan pabrik es untuk produksi 5 ton es balok kurang lebih 26.850 Watt atau 380 Vac.
Pembangunan sentra perikanan ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur untuk menjawab aspirasi masyarakat, khususnya nelayan dan pembudidaya ikan.
Ada tiga hal yang selama ini kerap dikeluhkan oleh para nelayan dan pembudidaya ikan. Pertama, sulitnya mencari es untuk menjaga kesegaran ikan hasil tangkapan maupun budidaya yang akan dikirimkan ke pasaran. Kedua, harga pakan ikan yang mahal, sehingga membuat para pembudidaya ikan sulit untuk mempertahankan usahanya.
Ketiga, para nelayan yang kesulitan mendapatkan BBM untuk keperluan mencari ikan. Pemerintah daerah memang telah membantu dengan memberikan subsidi bagi nelayan yang membeli BBM di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), namun biasanya jumlahnya dibatasi, sehingga tidak mencukupi kebutuhan nelayan. Sedangkan, jika membeli BBM di pengecer harganya lebih mahal.
“Maka dari itu, harapan kita dengan berdirinya pabrik pakan ikan, pabrik es, dan SPBN nanti mampu mengatasi kendala-kendala yang dihadapi nelayan maupun budidaya ikan,” demikian Oboi.
Baca juga: Kios BBM di Sampit terbakar sebabkan satu korban luka
Baca juga: Gebyar undian berhadiah PBB-P2 Kotim apresiasi bagi wajib pajak disiplin
Baca juga: Pembangunan BLK Kemnaker di Kotim mulai berjalan
“Kami akan menyambung listrik di Desa Sei Ijum Raya yang kini telah berdiri pabrik pakan ikan. Anggarannya telah dimasukkan dalam APBD 2024 sebesar Rp1,3 miliar,” ungkap Kepala Dinas Perikanan Kotim Ahmad Sarwo Oboi di Sampit, Minggu.
Lebih jelasnya, pemasangan jaringan listrik tersebut berlokasi di Desa Sei Ijum Raya Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, di mana lokasi itu akan dijadikan sentra perikanan oleh Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur.
Di Sei Ijum Raya kini telah berdiri pabrik pakan ikan, selanjutnya Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur juga akan membangun pabrik es untuk memenuhi kebutuhan nelayan dan pembudidaya ikan, dan stasiun pengisian bahan bakar nelayan (SPBN).
Pria yang biasa dipanggil Oboi ini menjelaskan dengan dijadikannya kawasan tersebut sebagai sentra perikanan maka kebutuhan akan daya listrik pun semakin besar. Sedangkan, kapasitas listrik di kawasan tersebut saat ini tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan sentra perikanan.
“Kita tidak bisa bergabung dengan listrik yang digunakan masyarakat karena dayanya tidak cukup, sehingga kita akan membuat jalur sendiri. Jadi, dari Jalan HM Arsyad itu nanti langsung dihubungkan ke sentra perikanan,” ujarnya.
Baca juga: Apindo Kotim berharap aparat tingkatkan pemberantasan penjarahan sawit
Lanjutnya, listrik merupakan kebutuhan yang sangat krusial untuk operasional pabrik pakan ikan, pabrik es, maupun SPBN. Tanpa ada listrik yang kuat maka pabrik tidak bisa berproduksi. Dengan dipasangnya jaringan listrik ini, maka diharapkan dapat meminimalkan kendala yang disebabkan gangguan daya listrik.
Oboi menambahkan, perkiraan kebutuhan daya listrik untuk 3 proyek tersebut, yakni SPBN 4.500 VA, pabrik pakan ikan 33.000 VA, dan pabrik es untuk produksi 5 ton es balok kurang lebih 26.850 Watt atau 380 Vac.
Pembangunan sentra perikanan ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur untuk menjawab aspirasi masyarakat, khususnya nelayan dan pembudidaya ikan.
Ada tiga hal yang selama ini kerap dikeluhkan oleh para nelayan dan pembudidaya ikan. Pertama, sulitnya mencari es untuk menjaga kesegaran ikan hasil tangkapan maupun budidaya yang akan dikirimkan ke pasaran. Kedua, harga pakan ikan yang mahal, sehingga membuat para pembudidaya ikan sulit untuk mempertahankan usahanya.
Ketiga, para nelayan yang kesulitan mendapatkan BBM untuk keperluan mencari ikan. Pemerintah daerah memang telah membantu dengan memberikan subsidi bagi nelayan yang membeli BBM di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), namun biasanya jumlahnya dibatasi, sehingga tidak mencukupi kebutuhan nelayan. Sedangkan, jika membeli BBM di pengecer harganya lebih mahal.
“Maka dari itu, harapan kita dengan berdirinya pabrik pakan ikan, pabrik es, dan SPBN nanti mampu mengatasi kendala-kendala yang dihadapi nelayan maupun budidaya ikan,” demikian Oboi.
Baca juga: Kios BBM di Sampit terbakar sebabkan satu korban luka
Baca juga: Gebyar undian berhadiah PBB-P2 Kotim apresiasi bagi wajib pajak disiplin
Baca juga: Pembangunan BLK Kemnaker di Kotim mulai berjalan