Palangka Raya (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpang) Kalimantan Tengah (Kalteng) menyatakan harga komoditas pangan strategis yakni cabai di pasaran mulai turun menjelang Natal dan Tahun Baru 2024.
"Harga cabai terus mengalami penurunan dari sebelumnya, Rp110 ribu per kilogram, menjadi Rp100 ribu, kemudian Rp95 ribu, Rp90 ribu dan hingga kini rata-ratanya di angka Rp89.100 per kilogram," kata Kepala Dishanpang Kalteng, Riza Rahmadi di Palangka Raya, Kamis.
Riza menjelaskan, meski secara bertahap namun harga komoditas cabai di wilayah setempat umumnya perlahan mulai terkendali. Kini harga rata-rata cabai di Kalteng sudah mulai mendekati harga rata-rata nasional yakni Rp84.500 per kilogram.
"Walaupun harga rata-ratanya untuk Kalteng masih di sedikit di atas nasional, namun trennya semakin positif dengan terus mengalami penurunan," tuturnya.
Apalagi kata dia, saat ini ketersediaan stok cabai di Kalteng mulai meningkat. Jika beberapa waktu lalu ketersediaan cabai hanya memiliki ketahanan stok sekitar satu minggu, kini telah menjadi dua minggu.
Riza memaparkan, berdasarkan neraca komoditas pangan strategis di Kalteng, untuk aneka cabai kini memiliki ketahanan stok selama dua minggu, baik cabai rawit maupun cabai besar. Cabai besar ketersediaan 89 ton dengan kebutuhan 50 ton sehingga surplus sekitar 39 ton, sedangkan cabai rawit ketersediaan 252 ton dengan kebutuhan 114 ton sehingga surplus sekitar 138 ton.
"Hari ini kami juga telah mengikuti rakor secara nasional, dengan fokus isu tentang harga cabai jelang Natal dan Tahun Baru," terangnya.
Dishanpang Kalteng bersama instansi terkait lainnya terus bersinergi menjaga ketahanan pangan daerah dengan memastikan ketersediaan berbagai komoditas pangan strategis baik cabai maupun lainnya agar benar-benar aman, serta harga yang terkendali di pasaran.
"Kami juga meminta agar masing-masing pemerintah kabupaten dan kota dapat mengoptimalkan pengembangan pertanian cabai di daerahnya, apalagi saat ini tampaknya cuaca sudah mendukung untuk dioptimalkannya pertanaman cabai," terangnya.
Dia mengatakan, masing-masing pemda dapat melakukan berbagai program dan kegiatan untuk mendukung pengembangan budi daya tanaman cabai, misalnya mengoptimalkan peran sekolah-sekolah pertanian untuk menghasilkan bibit-bibit cabai yang kemudian dapat dibagikan kepada masyarakat.
"Harga cabai terus mengalami penurunan dari sebelumnya, Rp110 ribu per kilogram, menjadi Rp100 ribu, kemudian Rp95 ribu, Rp90 ribu dan hingga kini rata-ratanya di angka Rp89.100 per kilogram," kata Kepala Dishanpang Kalteng, Riza Rahmadi di Palangka Raya, Kamis.
Riza menjelaskan, meski secara bertahap namun harga komoditas cabai di wilayah setempat umumnya perlahan mulai terkendali. Kini harga rata-rata cabai di Kalteng sudah mulai mendekati harga rata-rata nasional yakni Rp84.500 per kilogram.
"Walaupun harga rata-ratanya untuk Kalteng masih di sedikit di atas nasional, namun trennya semakin positif dengan terus mengalami penurunan," tuturnya.
Apalagi kata dia, saat ini ketersediaan stok cabai di Kalteng mulai meningkat. Jika beberapa waktu lalu ketersediaan cabai hanya memiliki ketahanan stok sekitar satu minggu, kini telah menjadi dua minggu.
Riza memaparkan, berdasarkan neraca komoditas pangan strategis di Kalteng, untuk aneka cabai kini memiliki ketahanan stok selama dua minggu, baik cabai rawit maupun cabai besar. Cabai besar ketersediaan 89 ton dengan kebutuhan 50 ton sehingga surplus sekitar 39 ton, sedangkan cabai rawit ketersediaan 252 ton dengan kebutuhan 114 ton sehingga surplus sekitar 138 ton.
"Hari ini kami juga telah mengikuti rakor secara nasional, dengan fokus isu tentang harga cabai jelang Natal dan Tahun Baru," terangnya.
Dishanpang Kalteng bersama instansi terkait lainnya terus bersinergi menjaga ketahanan pangan daerah dengan memastikan ketersediaan berbagai komoditas pangan strategis baik cabai maupun lainnya agar benar-benar aman, serta harga yang terkendali di pasaran.
"Kami juga meminta agar masing-masing pemerintah kabupaten dan kota dapat mengoptimalkan pengembangan pertanian cabai di daerahnya, apalagi saat ini tampaknya cuaca sudah mendukung untuk dioptimalkannya pertanaman cabai," terangnya.
Dia mengatakan, masing-masing pemda dapat melakukan berbagai program dan kegiatan untuk mendukung pengembangan budi daya tanaman cabai, misalnya mengoptimalkan peran sekolah-sekolah pertanian untuk menghasilkan bibit-bibit cabai yang kemudian dapat dibagikan kepada masyarakat.