Jakarta (ANTARA) - Para ahli dari American Academy of Pediatrics (AAP) menyatakan bahwa anak membutuhkan total sekitar 60 menit untuk berolahraga fisik setiap hari dengan tidak harus didapatkan dalam satu jangka waktu yang sama.
“Ini secara total, jadi bisa dipotong-potong dengan jumlah durasi sekitar 60 menit,” buka Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, SpA(K), dalam seminar media bertema "Peran Olahraga untuk Tumbuh Kembang Anak secara Optimal serta Manfaat dan Cara Memilihnya" secara virtual, Jumat.
Rini menjelaskan bahwa beberapa bentuk aktivitas dan olahraga yang dianjurkan untuk dilakukan bersama antara orang tua dan anak di antaranya jogging, olahraga aerobik, berlari, naik sepeda cepat, berjalan kaki menanjak, dan bela diri.
Baca juga: Olahraga bisa bantu anak untuk betah belajar
“Untuk naik sepeda terkait perkembangan, anak usia 3 tahun maka harus diajarkan sepeda roda 3. Sekarang lagi musim balance bike ya, padahal konsep balance bike berbeda dengan sepeda. Jadi, kalau ada orang tua punya anak usia 1-2 tahun, sebaiknya beli sepeda roda 3 dulu, jangan balance bike. Kalau sudah bisa roda 3, baru coba balance bike,” tutur Rini.
Sedangkan untuk aktivitas fisik berat, Rini menjelaskan, dapat diterapkan pada anak usia sekolah dasar meliputi berjalan cepat lebih dari 5 kilometer per jam, berjalan mendaki bukit, berjalan membawa beban di punggung, dan jogging dengan kecepatan 8 kilometer per jam.
Selain itu, aktivitas fisik bagi anak juga mencakup pekerjaan seperti mengangkut beban berat, menyekop pasir, memindahkan batu bata, menggali selokan, dan mencangkul. Aktivitas fisik berat juga bisa dilakukan dengan memindahkan perabot rumah yang berat, bersepeda lebih dari 15 kilometer per jam dengan lintasan mendaki, bermain bola basket, sepak bola, badminton, dan bola voli.
Baca juga: Ini alasan penting anak 5-12 tahun wajib bergerak aktif
“Ini secara total, jadi bisa dipotong-potong dengan jumlah durasi sekitar 60 menit,” buka Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, SpA(K), dalam seminar media bertema "Peran Olahraga untuk Tumbuh Kembang Anak secara Optimal serta Manfaat dan Cara Memilihnya" secara virtual, Jumat.
Rini menjelaskan bahwa beberapa bentuk aktivitas dan olahraga yang dianjurkan untuk dilakukan bersama antara orang tua dan anak di antaranya jogging, olahraga aerobik, berlari, naik sepeda cepat, berjalan kaki menanjak, dan bela diri.
Baca juga: Olahraga bisa bantu anak untuk betah belajar
“Untuk naik sepeda terkait perkembangan, anak usia 3 tahun maka harus diajarkan sepeda roda 3. Sekarang lagi musim balance bike ya, padahal konsep balance bike berbeda dengan sepeda. Jadi, kalau ada orang tua punya anak usia 1-2 tahun, sebaiknya beli sepeda roda 3 dulu, jangan balance bike. Kalau sudah bisa roda 3, baru coba balance bike,” tutur Rini.
Sedangkan untuk aktivitas fisik berat, Rini menjelaskan, dapat diterapkan pada anak usia sekolah dasar meliputi berjalan cepat lebih dari 5 kilometer per jam, berjalan mendaki bukit, berjalan membawa beban di punggung, dan jogging dengan kecepatan 8 kilometer per jam.
Selain itu, aktivitas fisik bagi anak juga mencakup pekerjaan seperti mengangkut beban berat, menyekop pasir, memindahkan batu bata, menggali selokan, dan mencangkul. Aktivitas fisik berat juga bisa dilakukan dengan memindahkan perabot rumah yang berat, bersepeda lebih dari 15 kilometer per jam dengan lintasan mendaki, bermain bola basket, sepak bola, badminton, dan bola voli.
Baca juga: Ini alasan penting anak 5-12 tahun wajib bergerak aktif