Palangka Raya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah mencatat indeks harga konsumen dikompilasi berdasarkan dua kota rujukan di provinsi setempat, yakni Palangka Raya dan Sampit, telah terjadi inflasi 0,30 persen atau mengalami peningkatan dari 118,34 pada November 2023 menjadi 118,69 di Desember 2023.
"Inflasi pada Desember 2023 sebesar 0,30 persen di provinsi ini, karena peningkatan indeks harga hampir di semua kelompok pengeluaran masyarakat," kata Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro di Palangka Raya, kemarin.
Adapun kelompok pengeluaran masyarakat yang alami peningkatan harga yakni, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencapai 0,66 persen, disusul kelompok transportasi 0,60 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,38 persen, kelompok pakaian dan alas kaki 0,21 persen, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,16 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,15 persen, dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 0,08 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,20 persen. Kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran yang tidak mengalami perubahan.
"Untuk komoditas yang menjadi penyumbang inflasi selama Desember 2023, utamanya daging ayam ras. Sebab, komoditi ini alami kenaikan harga di Kota Palangka Raya dan Sampit yang menjadi kota rujukan IHK di Kalteng," kata Eko Marsoro.
Baca juga: BPS: Sektor jasa tempati 70 persen penggerak ekonomi Palangka Raya
Berdasarkan data BPS, komoditi yang alami peningkatan harga atau penyumbang inflasi selama Desember 2023 di Kota Palangka Raya, yakni angkutan udara, daging ayam ras, ikan gabus, tomat, emas perhiasan, rokok kretek filter, gula pasir, bawang merah, cabai merah, dan ikan patin.
Sedangkan di Kota Sampit, komoditi yang alami peningkatan harga atau penyumbang inflasi selama Desember 2023 yakni, daging ayam ras, ikan nila, emas perhiasan, tomat, beras, bawang merah, rimbang/tekokak, gula pasir, ikan gabus, dan udang basah.
Baca juga: BPS Kotim: Beras dan cabai rawit penyumbang tertinggi inflasi di Sampit
Baca juga: Perusahaan pertanian berbadan hukum di Kalteng naik 23,53 persen
Baca juga: Pewarta Antara juara lomba menulis berita statistik BPS Kalteng
"Inflasi pada Desember 2023 sebesar 0,30 persen di provinsi ini, karena peningkatan indeks harga hampir di semua kelompok pengeluaran masyarakat," kata Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro di Palangka Raya, kemarin.
Adapun kelompok pengeluaran masyarakat yang alami peningkatan harga yakni, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencapai 0,66 persen, disusul kelompok transportasi 0,60 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,38 persen, kelompok pakaian dan alas kaki 0,21 persen, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,16 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,15 persen, dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 0,08 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,20 persen. Kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran yang tidak mengalami perubahan.
"Untuk komoditas yang menjadi penyumbang inflasi selama Desember 2023, utamanya daging ayam ras. Sebab, komoditi ini alami kenaikan harga di Kota Palangka Raya dan Sampit yang menjadi kota rujukan IHK di Kalteng," kata Eko Marsoro.
Baca juga: BPS: Sektor jasa tempati 70 persen penggerak ekonomi Palangka Raya
Berdasarkan data BPS, komoditi yang alami peningkatan harga atau penyumbang inflasi selama Desember 2023 di Kota Palangka Raya, yakni angkutan udara, daging ayam ras, ikan gabus, tomat, emas perhiasan, rokok kretek filter, gula pasir, bawang merah, cabai merah, dan ikan patin.
Sedangkan di Kota Sampit, komoditi yang alami peningkatan harga atau penyumbang inflasi selama Desember 2023 yakni, daging ayam ras, ikan nila, emas perhiasan, tomat, beras, bawang merah, rimbang/tekokak, gula pasir, ikan gabus, dan udang basah.
Baca juga: BPS Kotim: Beras dan cabai rawit penyumbang tertinggi inflasi di Sampit
Baca juga: Perusahaan pertanian berbadan hukum di Kalteng naik 23,53 persen
Baca juga: Pewarta Antara juara lomba menulis berita statistik BPS Kalteng