Jakarta (ANTARA) - Merek perawatan kulit dermatologi La Roche Posay memperkenalkan inovasi dalam produk Effaclar Duo+M dengan microbiome science dan Phylobioma untuk menargetkan penyebab utama jerawat.
Formulasi ini diklaim memberikan pendekatan yang lebih efisien untuk hasil yang lebih cepat.
"Effaclar Duo+M dengan Phylobioma yang dipatenkan, diformulasikan untuk menargetkan salah satu penyebab utama jerawat, bakteri C. Acnes Phylotypes IA1 sehingga dapat melawan jerawat dengan lebih cepat, serta mengurangi produksi sebum berlebih," ujar Medical Director L’Oréal Dermatological Beauty Indonesia Hansen Gandhi dalam acara peluncuran produk tersebut di Jakarta, Sabtu.
Hansen mengklaim inovasi dari produk tersebut memberikan manfaat mengurangi 44 persen jerawat, 45 persen noda bekas jerawat, 66 persen komedo, dan efektif membantu terapi jerawat dari dermatolog.
Baca juga: Enam tips mengatasi kulit wajah kering dengan "skincare"
Pada 10 tahun terakhir, publikasi ilmiah berfokus pada C. Acnes secara umum, yang merupakan bakteri penyebab peningkatan keparahan dan penyebaran jerawat.
Baru-baru ini, teknologi genomika yang baru menelusuri lebih jauh ke mikrobiom kulit, ke dalam kelompok dan subtipe C. Acnes, yang disebut phylotypes.
Penemuan ilmiah terbaru menunjukkan bahwa phylotypes C. Acnes IA1 disebut sangat dominan pada kulit yang rentan terhadap jerawat dan menjadi penyebab utama ketidakseimbangan mikrobioma kulit.
Dokter spesialis kulit dan kelamin Dr. dr. Fitria Agustina Sp.KK FINSDV FAADV menambahkan bahwa pada penelitian terbaru mengenai penyebab jerawat, ditemukan adanya kumpulan bakteri Cutibacterium Acnes yang menyebabkan peningkatan keparahan pada jerawat.
“Jenis bakteri Cutibacterium Acnes tersebut mempunyai phylotype IA-1 yang meningkat dan menyebabkan mikrobioma pada kulit menjadi tidak seimbang," kata dia.
Fitria menjelaskan bahwa jika mikrobioma pada kulit tidak seimbang dan terganggu, bakteri dan virus dari luar akan lebih mudah menyerang kulit. Hal tersebut mengganggu skin barrier sehingga jadi mudah terserang dan memicu tumbuhnya jerawat.
Baca juga: Secret Potion tonjolkan aroma khas Indonesia untuk perawatan kulit
Maka dari itu, kata Fitria, untuk para pejuang jerawat, penting untuk menggunakan skincare yang dapat melawan bakteri Cutibacterium Acnes khususnya pada phylotype IA-1, contohnya dengan kandungan phylobioma.
Selain inovasi dalam Effaclar Duo+M, La Roche Posay juga memperkenalkan Spotscan+ yang telah diperbarui dan dikembangkan bersama dengan dermatolog dunia.
Spotscan+ merupakan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang memberikan analisis tingkat keparahan jerawat dengan nilai Global Acne Severity (GEA) yang dapat diakses gratis di website La Roche Posay.
Melalui Spotscan+, La Roche Posay berharap dapat membawa dermatological expertise lebih mudah dijangkau oleh lebih banyak orang.
La Roche Posay juga memperkenalkan kampanye #SkinLifeChanger, yang mengajak semua pihak untuk memberikan edukasi dan meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan kulit.
Head of Marketing L’Oréal Dermatological Beauty Indonesia Nestya Sedayu mengatakan bahwa kampanye #SkinLifeChanger juga menyorot peranan dermatolog yang setiap hari membantu pasien dalam merawat masalah kulit, scientist yang membawa inovasi yang bermanfaat, LSM, pasien hingga kreator konten yang berbagi cerita dan informasi kepada publik.
"La Roche Posay mengajak semua pihak untuk berpartisipasi dalam kampanye ini dengan berbagi cerita kesehatan kulit, testimonial untuk menginspirasi dan memberikan dukungan bagi orang lain. We all can be #skinlifechanger,” kata Nestya.
Formulasi ini diklaim memberikan pendekatan yang lebih efisien untuk hasil yang lebih cepat.
"Effaclar Duo+M dengan Phylobioma yang dipatenkan, diformulasikan untuk menargetkan salah satu penyebab utama jerawat, bakteri C. Acnes Phylotypes IA1 sehingga dapat melawan jerawat dengan lebih cepat, serta mengurangi produksi sebum berlebih," ujar Medical Director L’Oréal Dermatological Beauty Indonesia Hansen Gandhi dalam acara peluncuran produk tersebut di Jakarta, Sabtu.
Hansen mengklaim inovasi dari produk tersebut memberikan manfaat mengurangi 44 persen jerawat, 45 persen noda bekas jerawat, 66 persen komedo, dan efektif membantu terapi jerawat dari dermatolog.
Baca juga: Enam tips mengatasi kulit wajah kering dengan "skincare"
Pada 10 tahun terakhir, publikasi ilmiah berfokus pada C. Acnes secara umum, yang merupakan bakteri penyebab peningkatan keparahan dan penyebaran jerawat.
Baru-baru ini, teknologi genomika yang baru menelusuri lebih jauh ke mikrobiom kulit, ke dalam kelompok dan subtipe C. Acnes, yang disebut phylotypes.
Penemuan ilmiah terbaru menunjukkan bahwa phylotypes C. Acnes IA1 disebut sangat dominan pada kulit yang rentan terhadap jerawat dan menjadi penyebab utama ketidakseimbangan mikrobioma kulit.
Dokter spesialis kulit dan kelamin Dr. dr. Fitria Agustina Sp.KK FINSDV FAADV menambahkan bahwa pada penelitian terbaru mengenai penyebab jerawat, ditemukan adanya kumpulan bakteri Cutibacterium Acnes yang menyebabkan peningkatan keparahan pada jerawat.
“Jenis bakteri Cutibacterium Acnes tersebut mempunyai phylotype IA-1 yang meningkat dan menyebabkan mikrobioma pada kulit menjadi tidak seimbang," kata dia.
Fitria menjelaskan bahwa jika mikrobioma pada kulit tidak seimbang dan terganggu, bakteri dan virus dari luar akan lebih mudah menyerang kulit. Hal tersebut mengganggu skin barrier sehingga jadi mudah terserang dan memicu tumbuhnya jerawat.
Baca juga: Secret Potion tonjolkan aroma khas Indonesia untuk perawatan kulit
Maka dari itu, kata Fitria, untuk para pejuang jerawat, penting untuk menggunakan skincare yang dapat melawan bakteri Cutibacterium Acnes khususnya pada phylotype IA-1, contohnya dengan kandungan phylobioma.
Selain inovasi dalam Effaclar Duo+M, La Roche Posay juga memperkenalkan Spotscan+ yang telah diperbarui dan dikembangkan bersama dengan dermatolog dunia.
Spotscan+ merupakan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang memberikan analisis tingkat keparahan jerawat dengan nilai Global Acne Severity (GEA) yang dapat diakses gratis di website La Roche Posay.
Melalui Spotscan+, La Roche Posay berharap dapat membawa dermatological expertise lebih mudah dijangkau oleh lebih banyak orang.
La Roche Posay juga memperkenalkan kampanye #SkinLifeChanger, yang mengajak semua pihak untuk memberikan edukasi dan meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan kulit.
Head of Marketing L’Oréal Dermatological Beauty Indonesia Nestya Sedayu mengatakan bahwa kampanye #SkinLifeChanger juga menyorot peranan dermatolog yang setiap hari membantu pasien dalam merawat masalah kulit, scientist yang membawa inovasi yang bermanfaat, LSM, pasien hingga kreator konten yang berbagi cerita dan informasi kepada publik.
"La Roche Posay mengajak semua pihak untuk berpartisipasi dalam kampanye ini dengan berbagi cerita kesehatan kulit, testimonial untuk menginspirasi dan memberikan dukungan bagi orang lain. We all can be #skinlifechanger,” kata Nestya.