Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Dermatologi, Venereologi dan Estetika Divisi Infeksi Menular Seksual KSM Dermatologi dan Venereologi FKUI Dr. dr. Wresti I, SpD.V.E., Subsp. Ven., M. Epid mengatakan penggunaan wewangian dan deterjen bisa menyebabkan kelamin iritasi hingga gatal.
“Kadang ada orang yang ingin area privatnya wangi, sehingga sering menyemprotkan wewangian, ini bisa menyebabkan iritasi atau alergi, dan juga rasa gatal yang dahsyat,” kata dia pada webinar RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jumat.
Selain parfum atau wewangian yang disemprotkan secara langsung, pencucian celana dalam yang kurang bersih, sehingga masih menyisakan deterjen dan pewangi yang menempel juga dapat menyebabkan iritasi tersebut.
Baca juga: Mengenal kutil kelamin, penyebab dan pencegahannya
Wresti menyebut bahwa kulit di area kelamin cukup tipis dan tidak setebal kulit di daerah tubuh lain, sehingga lebih rentan iritasi dan alergi.
Iritasi dan alergi pada area tersebut tentu dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, bahkan dapat menurunkan kualitas hidup seseorang bila tidak diatasi sesegera mungkin.
“Meskipun gatal itu hal yang kelihatannya sepele, ini sebenarnya tidak juga, karena ternyata gatal di daerah kelamin itu bisa mengganggu kualitas hidup seseorang, psikososialnya, kehidupan seksual dengan pasangan, dan juga mengganggu tidur, karena gatal sering muncul malam hari,” ujar Wresti.
Selain karena wewangian, Wresti menjelaskan, gatal pada kelamin juga disebabkan oleh beberapa faktor, seperti inflamasi atau peradangan, hingga infeksi. Inflamasi atau peradangan umumnya disebabkan oleh eksem dan neurodermatitis, kondisi peradangan kulit (dermatitis) kronis jangka panjang akibat kerusakan lapisan terluar kulit.
Sedangkan infeksi, umum disebabkan timbulnya herpes, hingga jamur di area kelamin. Kondisi area kelamin yang sering lembab, dan jarang membersihkan tubuh dapat menjadi pemicu utama.
“Hal ini dapat dialami baik pada perempuan maupun laki-laki. Kalau perempuan biasanya gatal di daerah vulva atau daerah bibir vagina, sedangkan pada laki-laki biasa ditemukan di skrotum atau di kantung buah zakar, yang sekering kali menimbulkan rasa gatal yang hebat,” Wresti menjelaskan.
Gatal pada kelamin yang disebabkan infeksi dan alergi bisa dialami oleh siapapun, tanpa memandang usia maupun jenis kelaminnya. Wresti menyarankan untuk selalu menjaga kebersihan tubuh, rajin mengganti pakaian dan pakaian dalam, mandi dua kali sehari, hingga memastikan untuk mencuci pakaian dengan bersih.
“Kadang ada orang yang ingin area privatnya wangi, sehingga sering menyemprotkan wewangian, ini bisa menyebabkan iritasi atau alergi, dan juga rasa gatal yang dahsyat,” kata dia pada webinar RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jumat.
Selain parfum atau wewangian yang disemprotkan secara langsung, pencucian celana dalam yang kurang bersih, sehingga masih menyisakan deterjen dan pewangi yang menempel juga dapat menyebabkan iritasi tersebut.
Baca juga: Mengenal kutil kelamin, penyebab dan pencegahannya
Wresti menyebut bahwa kulit di area kelamin cukup tipis dan tidak setebal kulit di daerah tubuh lain, sehingga lebih rentan iritasi dan alergi.
Iritasi dan alergi pada area tersebut tentu dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, bahkan dapat menurunkan kualitas hidup seseorang bila tidak diatasi sesegera mungkin.
“Meskipun gatal itu hal yang kelihatannya sepele, ini sebenarnya tidak juga, karena ternyata gatal di daerah kelamin itu bisa mengganggu kualitas hidup seseorang, psikososialnya, kehidupan seksual dengan pasangan, dan juga mengganggu tidur, karena gatal sering muncul malam hari,” ujar Wresti.
Selain karena wewangian, Wresti menjelaskan, gatal pada kelamin juga disebabkan oleh beberapa faktor, seperti inflamasi atau peradangan, hingga infeksi. Inflamasi atau peradangan umumnya disebabkan oleh eksem dan neurodermatitis, kondisi peradangan kulit (dermatitis) kronis jangka panjang akibat kerusakan lapisan terluar kulit.
Sedangkan infeksi, umum disebabkan timbulnya herpes, hingga jamur di area kelamin. Kondisi area kelamin yang sering lembab, dan jarang membersihkan tubuh dapat menjadi pemicu utama.
“Hal ini dapat dialami baik pada perempuan maupun laki-laki. Kalau perempuan biasanya gatal di daerah vulva atau daerah bibir vagina, sedangkan pada laki-laki biasa ditemukan di skrotum atau di kantung buah zakar, yang sekering kali menimbulkan rasa gatal yang hebat,” Wresti menjelaskan.
Gatal pada kelamin yang disebabkan infeksi dan alergi bisa dialami oleh siapapun, tanpa memandang usia maupun jenis kelaminnya. Wresti menyarankan untuk selalu menjaga kebersihan tubuh, rajin mengganti pakaian dan pakaian dalam, mandi dua kali sehari, hingga memastikan untuk mencuci pakaian dengan bersih.