Sampit (ANTARA) - Rektor Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR) Kalimantan Tengah, Muhammad Yusuf membeberkan bahwa pihaknya segera membuka Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) yang digadang-gadang menjadi yang pertama di Kalimantan Tengah.
“Untuk fakultas kedokteran (FK) kami anggap sudah berjalan, selanjutnya saya berkonsentrasi pada pembukaan FKG,” kata Yusuf di Sampit, Sabtu.
Ia menceritakan pada Rabu (6/3) lalu pihaknya telah menerima visitasi dari Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan (Dirjen Nakes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam rangka visitasi lapangan terkait pembukaan FK di UMPR. Dalam visitasi itu Dirjen Nakes Arianti Anaya merekomendasikan agar UMPR membuka FKG bersamaan dengan FK.
Rekomendasi ini pun disambut positif oleh UMPR dengan segera melakukan persiapan untuk pembukaan FKG. Yusuf menyampaikan, pada Kamis, 7 Maret 2024, pihaknya telah membentuk tim pembukaan FKG.
Kemudian, rencananya Senin, 11 Maret 2024, UMPR akan mengajukan pendirian rumah sakit gigi dan mulut kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Palangka Raya sebagai syarat pembukaan FKG.
“Senin ini kami akan mengajukan pendirian rumah sakit gigi dan mulut ke Pemkot sebagai syarat membuka FKG. Karena di Kalteng belum ada FKG maupun rumah sakit gigi dan mulut,” ujarnya.
Ia menjelaskan, keberadaan rumah sakit gigi dan mulut ini sangat penting untuk mendukung program pendidikan kedokteran gigi. Sebab, para mahasiswa FKG disamping pendidikan di kampus juga akan menjalani program studi di rumah sakit agar mendapat pengalaman langsung dalam berinteraksi dengan pasien dan memberikan pelayanan kesehatan.
Baca juga: UMPR gandeng RSUD Murjani Sampit untuk wujudkan Fakultas Kedokteran
“Sebenarnya di Banjarmasin ada rumah sakit gigi dan mulut, tapi itu sudah milik Universitas Lambung Mangkurat, makanya kita mulai membuka di sini,” imbuhnya.
Yusuf melanjutkan, secara bersamaan pihaknya juga mengajukan izin pembukaan FKG ke Kemenkes. Ia menargetkan tahun ini FKG di UMPR akan beroperasi dengan FK yang ditargetkan mulai menerima mahasiswa pada Juli-Agustus dan memulai perkuliahan pada September 2024.
Yusuf optimistis target tersebut bisa tercapai, terlebih menurutnya persyaratan untuk membuka FKG lebih ringan dibanding FK. Salah satunya dari syarat ketersediaan dokter spesialis, jika untuk pembuka FK minimal harus ada 26 dokter spesialis, sedangkan FKG cukup 15 dokter saja.
“Jadi sedikit lebih ringan dibanding FK dan kita sudah mendapatkan beberapa dokter, sambil ada pendampingan dari asosiasi rumah sakit pendidikan Indonesia (ARSPI),” ujarnya.
Komitmen UMPR dalam bidang kesehatan patut diacungi jempol. Selain rencana pembukaan FKG, saat ini pihaknya juga sedang proses pembukaan FK dengan menggandeng RSUD dr Murjani Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur sebagai Rumah Sakit Pendidikan.
Yusuf menyebutkan, tujuan pihaknya adalah agar kelak UMPR bisa turut berperan mengatasi masalah-masalah penanganan kesehatan, khususnya di Kalteng. Sebab, berdasarkan data Kemenkes jika hanya ada satu FK di Kalteng seperti saat ini maka butuh waktu hingga 50 tahun untuk memenuhi kuota tenaga dokter di wilayah tersebut.
Dengan upaya UMPR membuka FK dan FKG diharapkan dapat mempercepat pemenuhan tenaga dokter di Bumi Tambun Bungai.
Baca juga: UMPR-BEI Kalteng laksanakan sekolah pasar modal bagi mahasiswa
Baca juga: UMPR resmikan Kampus 3 jadi pusat pengembangan studi pendidikan
Baca juga: Dirjen Nakes Kemenkes visitasi lapangan pendirian Fakultas Kedokteran UMPR
“Untuk fakultas kedokteran (FK) kami anggap sudah berjalan, selanjutnya saya berkonsentrasi pada pembukaan FKG,” kata Yusuf di Sampit, Sabtu.
Ia menceritakan pada Rabu (6/3) lalu pihaknya telah menerima visitasi dari Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan (Dirjen Nakes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam rangka visitasi lapangan terkait pembukaan FK di UMPR. Dalam visitasi itu Dirjen Nakes Arianti Anaya merekomendasikan agar UMPR membuka FKG bersamaan dengan FK.
Rekomendasi ini pun disambut positif oleh UMPR dengan segera melakukan persiapan untuk pembukaan FKG. Yusuf menyampaikan, pada Kamis, 7 Maret 2024, pihaknya telah membentuk tim pembukaan FKG.
Kemudian, rencananya Senin, 11 Maret 2024, UMPR akan mengajukan pendirian rumah sakit gigi dan mulut kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Palangka Raya sebagai syarat pembukaan FKG.
“Senin ini kami akan mengajukan pendirian rumah sakit gigi dan mulut ke Pemkot sebagai syarat membuka FKG. Karena di Kalteng belum ada FKG maupun rumah sakit gigi dan mulut,” ujarnya.
Ia menjelaskan, keberadaan rumah sakit gigi dan mulut ini sangat penting untuk mendukung program pendidikan kedokteran gigi. Sebab, para mahasiswa FKG disamping pendidikan di kampus juga akan menjalani program studi di rumah sakit agar mendapat pengalaman langsung dalam berinteraksi dengan pasien dan memberikan pelayanan kesehatan.
Baca juga: UMPR gandeng RSUD Murjani Sampit untuk wujudkan Fakultas Kedokteran
“Sebenarnya di Banjarmasin ada rumah sakit gigi dan mulut, tapi itu sudah milik Universitas Lambung Mangkurat, makanya kita mulai membuka di sini,” imbuhnya.
Yusuf melanjutkan, secara bersamaan pihaknya juga mengajukan izin pembukaan FKG ke Kemenkes. Ia menargetkan tahun ini FKG di UMPR akan beroperasi dengan FK yang ditargetkan mulai menerima mahasiswa pada Juli-Agustus dan memulai perkuliahan pada September 2024.
Yusuf optimistis target tersebut bisa tercapai, terlebih menurutnya persyaratan untuk membuka FKG lebih ringan dibanding FK. Salah satunya dari syarat ketersediaan dokter spesialis, jika untuk pembuka FK minimal harus ada 26 dokter spesialis, sedangkan FKG cukup 15 dokter saja.
“Jadi sedikit lebih ringan dibanding FK dan kita sudah mendapatkan beberapa dokter, sambil ada pendampingan dari asosiasi rumah sakit pendidikan Indonesia (ARSPI),” ujarnya.
Komitmen UMPR dalam bidang kesehatan patut diacungi jempol. Selain rencana pembukaan FKG, saat ini pihaknya juga sedang proses pembukaan FK dengan menggandeng RSUD dr Murjani Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur sebagai Rumah Sakit Pendidikan.
Yusuf menyebutkan, tujuan pihaknya adalah agar kelak UMPR bisa turut berperan mengatasi masalah-masalah penanganan kesehatan, khususnya di Kalteng. Sebab, berdasarkan data Kemenkes jika hanya ada satu FK di Kalteng seperti saat ini maka butuh waktu hingga 50 tahun untuk memenuhi kuota tenaga dokter di wilayah tersebut.
Dengan upaya UMPR membuka FK dan FKG diharapkan dapat mempercepat pemenuhan tenaga dokter di Bumi Tambun Bungai.
Baca juga: UMPR-BEI Kalteng laksanakan sekolah pasar modal bagi mahasiswa
Baca juga: UMPR resmikan Kampus 3 jadi pusat pengembangan studi pendidikan
Baca juga: Dirjen Nakes Kemenkes visitasi lapangan pendirian Fakultas Kedokteran UMPR