Wanita 40 persen berisiko alami depresi saat perimenopause

Senin, 6 Mei 2024 11:28 WIB

Jakarta (ANTARA) - Sebuah studi baru menemukan fakta bahwa wanita berisiko mengalami depresi sebesar 40 persen saat memasuki tahap perimenopaue.

Melansir Medical Daily, Kamis (2/5), perimenopause adalah periode sebelum seorang wanita mengalami menopause yang ditandai dengan penurunan fungsi ovarium secara bertahap. Biasanya tahap ini terjadi sekitar tiga sampai lima tahun sebelum menopause.

Pada tahap itu, kadar estrogen dan progesteron mulai berfluktuasi sehingga menyebabkan gejala menopause, termasuk perubahan suasana hati dan siklus menstruasi yang tidak teratur.

Menurut studi terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Affective Disorders, terdapat peningkatan risiko depresi pada wanita yang mengalami tahap perimenopause sebesar 40 persen, dibandingkan dengan tahap pramenopause (rentang waktu sejak menstruasi pertama hingga tahap perimenopause).

Baca juga: Bolehkah rutin minum air jahe saat menopause?

Temuan ini didasarkan pada meta-analisis dari tujuh penelitian yang melibatkan 9.141 wanita dari seluruh dunia yang mengevaluasi bagaimana berbagai tahapan menopause dikaitkan dengan depresi.

Seorang peneliti, Dr. Roopal Desai, menjelaskan studi tersebut menekankan pentingnya mengakui bahwa wanita dalam tahap kehidupan ini lebih rentan mengalami depresi. Penelitian itu juga menggarisbawahi perlunya untuk memberikan dukungan dan pemeriksaan bagi perempuan guna membantu mengatasi kebutuhan kesehatan mental mereka secara efektif.

“Perempuan menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam hidup mereka untuk menghadapi gejala-gejala menopause yang dapat berdampak besar pada kesejahteraan dan kualitas hidup mereka. Temuan kami menunjukkan betapa signifikannya penderitaan kesehatan mental perempuan perimenopause selama masa ini,” kata peneliti lain, Profesor Aimee Spector.

Baca juga: Endometriosis masih bisa menyerang wanita menopause

Spector menilai diperlukan kesadaran dan dukungan yang lebih besar untuk mengatasi gejala-gejala tersebut, memastikan mereka menerima bantuan dan perawatan yang tepat baik secara medis, di tempat kerja dan di rumah.

Walaupun demikian, penelitian tersebut tidak menemukan peningkatan risiko depresi secara signifikan pada tahap pascamenopause dibandingkan wanita pramenopause.

Ada keterbatasan tertentu dalam penelitian itu, yaitu kriteria dan ukuran yang digunakan dalam berbagai penelitian untuk mengevaluasi tahap menopause dan depresi bervariasi sehingga menyebabkan variabilitas pada beberapa hasil. Selain itu, hanya ada penelitian terbatas yang membandingkan tahap perimenopause dan pascamenopause.

Baca juga: Benarkah akunpuntur bisa kurangi nyeri pada wanita menopause?

Baca juga: Benarkah sering berhubungan intim bisa tunda menopause?

Baca juga: Mengapa menopause bisa pengaruhi fungsi kognitif dan mental wanita?

Pewarta : Hreeloita Dharma Shanti
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Jumlah ibu terkena depresi pascapersalinan kian meningkat

22 November 2024 16:39 Wib

Polisi ringkus pelaku yang cabuli anak 12 tahun hingga depresi

18 September 2024 10:15 Wib

Awas! Paparan polusi udara selama kehamilan tingkatkan risiko depresi

15 September 2024 11:29 Wib

Berikut cara atasi kecemasan dan depresi

04 August 2024 16:59 Wib

Makan banyak buah bantu menangkal gejala depresi di masa tua

24 July 2024 11:30 Wib
Terpopuler

West Ham tekuk tuan rumah Newcastle

Olahraga - 26 November 2024 15:56 Wib

Usai mencoblos di TPS, begini harapan peserta Pilkada Kapuas

Kabar Daerah - 27 November 2024 16:12 Wib

Dishub Kobar periksa kelaikan angkutan umum jelang Natal dan Tahun Baru

Kabar Daerah - 28 November 2024 7:46 Wib

Kylian Mbappe alami krisis kepercayaan diri

Olahraga - 28 November 2024 20:13 Wib

Imigrasi Palangka Raya raih penghargaan di anugerah Humas Imigrasi

Kabar Daerah - 29 November 2024 16:54 Wib