Jakarta (ANTARA) - TNI Angkatan Laut mengundang angkatan laut dari 56 negara dari lima benua untuk mengikuti latihan maritim non-kombatan Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) Ke-5 di Bali pada Februari 2025.
Dalam daftar undangan itu, ada angkatan laut dari dua negara yang saat ini masih bersitegang, yaitu Korea Utara dan Korea Selatan. Kegiatan ini memang sifatnya non-kombatan atau humanitarian assistance for disaster relief exercise. Jadi, itu tak menutup kemungkinan dari semua negara diundang, dan selama ini pun berjalan baik
"Kami berharap juga latihan ini bisa menggabungkan negara-negara yang punya interest, atau hal-hal yang sekiranya kami bisa menyampaikan bahwa latihan ini bisa dilaksanakan dan punya nilai tinggi untuk angkatan laut di kawasan," kata Perwira Pembantu (Paban) III Operasi Latihan Staf Operasi TNI AL Kolonel Laut (P) Lukman Kharish menjawab pertanyaan ANTARA saat jumpa pers konferensi perencanaan awal (IPC) MNEK Ke-5 di Jakarta, Rabu.
MNEK merupakan latihan non-kombatan yang rutin digelar oleh TNI Angkatan Laut tiap 2 tahun sekali sejak 2014. Latihan itu, sejak pertama digelar, fokus pada latihan untuk operasi militer selain perang (OMSP) seperti pencarian dan penyelamatan (SAR), penanggulangan dan pemulihan pasca-bencana, kemudian juga patroli keamanan laut.
Untuk menyelenggarakan itu, karena banyak negara yang bakal terlibat menjadi peserta, TNI AL pun menggelar konferensi perencanaan tahap awal/initial planning conference (IPC) pada 28–30 Mei 2024 di Jakarta, yang dihadiri oleh delegasi dari negara-negara peserta. Dari total 56 negara yang diundang, sejauh ini ada sekitar 30 negara yang telah mengonfirmasi keikutsertaan mereka dalam latihan tersebut.
"Di saat IPC inilah awalan kami mengundang dan menyampaikan untuk aset, VIP yang akan direncanakan hadir," kata dia.
Aset yang disebut oleh Lukman itu mencakup kapal-kapal yang bakal dikerahkan negara-negara peserta, begitu juga dengan alutsista lainnya seperti pesawat.
Jika merujuk pada MNEK Ke-4 di Makassar pada 2023, ada 36 negara — termasuk Indonesia — yang terlibat dalam latihan tersebut. Dari jumlah itu, 13 negara mengerahkan kapal-kapal perangnya untuk latihan bersama di perairan Makassar, Sulawesi Selatan.
Kolonel Lukman meyakini peserta MNEK Ke-5 pun bakal bertambah jika dibandingkan dengan MNEK sebelumnya. Menurut Lukman, itu karena diplomasi kuat TNI AL yang dipimpin oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali ke negara-negara sahabat.
"Negara-negara lain pun memberikan kepercayaan kepada latihan yang kita selenggarakan sehingga banyak yang antusias dari negara-negara yang akan mengikuti, dan itu berefek juga kepada yang akan bergabung," ucap Lukman.
Tidak hanya itu, keikutsertaan negara-negara asing dalam Latihan Bersama (Latma) MNEK pun bersifat resiprokal. Artinya, jika mereka mengirimkan pasukan dan kapalnya ikut latihan di Indonesia, maka TNI AL pun akan melakukan hal yang sama jika negara tersebut menggelar latihan multilateral serupa.
Dalam daftar undangan itu, 56 negara yang diundang oleh TNI AL untuk Latihan Bersama (Latma) MNEK Ke-5 di Bali, yaitu Amerika Serikat, Australia, Arab Saudi, Bangladesh, Belanda, Brasil, Brunei Darussalam, Chile, China, Kolombia, Fiji, Filipina, India, Inggris, Irak, Iran, Italia, Jepang, Jerman, Kamboja, Kanada, Kenya.
Berikutnya Korea Selatan, Korea Utara, Kazakhstan, Laos, Mesir, Malaysia, Meksiko, Myanmar, Selandia Baru, Nigeria, Kaledonia Baru, Oman, Pakistan, Papua Nugini, Perancis, Peru, Polandia, Portugal, Rusia, Singapura, Afrika Selatan, Spanyol, Sri Lanka, Swedia, Thailand, Timor Leste, Tonga, Turki, Uni Emirat Arab, Vanuatu, Vietnam, Lebanon, Bahrain, dan Kuwait.
Dalam daftar undangan itu, ada angkatan laut dari dua negara yang saat ini masih bersitegang, yaitu Korea Utara dan Korea Selatan. Kegiatan ini memang sifatnya non-kombatan atau humanitarian assistance for disaster relief exercise. Jadi, itu tak menutup kemungkinan dari semua negara diundang, dan selama ini pun berjalan baik
"Kami berharap juga latihan ini bisa menggabungkan negara-negara yang punya interest, atau hal-hal yang sekiranya kami bisa menyampaikan bahwa latihan ini bisa dilaksanakan dan punya nilai tinggi untuk angkatan laut di kawasan," kata Perwira Pembantu (Paban) III Operasi Latihan Staf Operasi TNI AL Kolonel Laut (P) Lukman Kharish menjawab pertanyaan ANTARA saat jumpa pers konferensi perencanaan awal (IPC) MNEK Ke-5 di Jakarta, Rabu.
MNEK merupakan latihan non-kombatan yang rutin digelar oleh TNI Angkatan Laut tiap 2 tahun sekali sejak 2014. Latihan itu, sejak pertama digelar, fokus pada latihan untuk operasi militer selain perang (OMSP) seperti pencarian dan penyelamatan (SAR), penanggulangan dan pemulihan pasca-bencana, kemudian juga patroli keamanan laut.
Untuk menyelenggarakan itu, karena banyak negara yang bakal terlibat menjadi peserta, TNI AL pun menggelar konferensi perencanaan tahap awal/initial planning conference (IPC) pada 28–30 Mei 2024 di Jakarta, yang dihadiri oleh delegasi dari negara-negara peserta. Dari total 56 negara yang diundang, sejauh ini ada sekitar 30 negara yang telah mengonfirmasi keikutsertaan mereka dalam latihan tersebut.
"Di saat IPC inilah awalan kami mengundang dan menyampaikan untuk aset, VIP yang akan direncanakan hadir," kata dia.
Aset yang disebut oleh Lukman itu mencakup kapal-kapal yang bakal dikerahkan negara-negara peserta, begitu juga dengan alutsista lainnya seperti pesawat.
Jika merujuk pada MNEK Ke-4 di Makassar pada 2023, ada 36 negara — termasuk Indonesia — yang terlibat dalam latihan tersebut. Dari jumlah itu, 13 negara mengerahkan kapal-kapal perangnya untuk latihan bersama di perairan Makassar, Sulawesi Selatan.
Kolonel Lukman meyakini peserta MNEK Ke-5 pun bakal bertambah jika dibandingkan dengan MNEK sebelumnya. Menurut Lukman, itu karena diplomasi kuat TNI AL yang dipimpin oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali ke negara-negara sahabat.
"Negara-negara lain pun memberikan kepercayaan kepada latihan yang kita selenggarakan sehingga banyak yang antusias dari negara-negara yang akan mengikuti, dan itu berefek juga kepada yang akan bergabung," ucap Lukman.
Tidak hanya itu, keikutsertaan negara-negara asing dalam Latihan Bersama (Latma) MNEK pun bersifat resiprokal. Artinya, jika mereka mengirimkan pasukan dan kapalnya ikut latihan di Indonesia, maka TNI AL pun akan melakukan hal yang sama jika negara tersebut menggelar latihan multilateral serupa.
Dalam daftar undangan itu, 56 negara yang diundang oleh TNI AL untuk Latihan Bersama (Latma) MNEK Ke-5 di Bali, yaitu Amerika Serikat, Australia, Arab Saudi, Bangladesh, Belanda, Brasil, Brunei Darussalam, Chile, China, Kolombia, Fiji, Filipina, India, Inggris, Irak, Iran, Italia, Jepang, Jerman, Kamboja, Kanada, Kenya.
Berikutnya Korea Selatan, Korea Utara, Kazakhstan, Laos, Mesir, Malaysia, Meksiko, Myanmar, Selandia Baru, Nigeria, Kaledonia Baru, Oman, Pakistan, Papua Nugini, Perancis, Peru, Polandia, Portugal, Rusia, Singapura, Afrika Selatan, Spanyol, Sri Lanka, Swedia, Thailand, Timor Leste, Tonga, Turki, Uni Emirat Arab, Vanuatu, Vietnam, Lebanon, Bahrain, dan Kuwait.