Madinah (ANTARA) - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi terus mematangkan skema pelaksanaan Safari Wukuf bagi jamaah calon haji lanjut usia (lansia) non-mandiri atau yang harus disertai pendamping.
"Hari ini kita bahas skema Safari Wukuf lansia non-mandiri. Ini adalah kali kedua sehingga sejumlah evaluasi tahun lalu kita lakukan agar penyelenggaraan tahun ini lebih baik," ujar Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrulllah Jasam di Jeddah, Rabu.
Wukuf merupakan rukun haji yang tidak boleh dilewatkan. Wukuf juga sering kali disebut sebagai inti ibadah haji. Safari Wukuf diberikan kepada jamaah yang sakit atau dalam perawatan serta bisa dibawa dengan ambulans atau bus kesehatan.
Ada dua penyelenggaraan Safari Wukuf. Pertama, Safari Wukuf jamaah sakit yang dilakukan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Kedua, Safari Wukuf jamaah lansia non-mandiri difasilitasi Bidang Layanan Lansia dan Disabilitas.
Dia mengatakan PPIH akan menyiapkan satu hotel transit khusus bagi peserta Safari Wukuf jamaah lansia non-mandiri, sehingga mereka tidak terpencar-pencar seperti tahun lalu.
"Lokasinya kita dekatkan dengan KKHI Makkah untuk memudahkan pengawasan," kata dia.
Baca juga: Sebanyak 24 orang pemegang visa non haji diamankan polisi di Bir Ali
Dia mengatakan hotel transit bagi jamaah Safari Wukuf lansia non-mandiri disiapkan selama 7 hingga 15 Zulhijah 1445 H. Proses evakuasi jamaah dari sektor pemondokan ke hotel transit dilakukan sejak 7 Zulhijah.
"Tanggal 9 Zulhijah siang, jamaah akan bergerak ke Arafah untuk wukuf sejenak, lalu kembali ke hotel transit. Nanti ada tim bimbingan ibadah yang akan memantau pelaksanaan manasik jamaah Safari Wukuf lansia non-mandiri," katanya.
Selain itu, PPIH menyiapkan mekanisme layanan transportasi dan katering bagi jamaah Safari Wukuf lansia non-mandiri.
Kepala Bidang Layanan Lansia dan Disabilitas Slamet mengatakan tahun ini pihaknya mengalokasikan layanan Safari Wukuf bagi 300 peserta lansia.
Baca juga: Jamaah bisa kena sanksi jika tak gunakan visa haji
"Kami akan siapkan 10 tenaga medis dari Petugas Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jamaah Haji, 10 petugas bimbingan ibadah, 36 petugas pada bidang layanan lansia dan disabilitas," katanya.
Pihaknya akan mendiskusikan dengan pihak KKHI Makkah untuk kemudian dilakukan proses pendataan awal dengan diharapkan sudah terhimpun pada 1 Zulhijah 1445 H.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Indonesia Liliek Marhaendro menyambut baik proses pendataan dan pengecekan kesehatan yang dilakukan sejak awal dengan berbasis dari usulan kloter.
Baca juga: Masjid Qiblatain dalam sejarah berubahnya arah kiblat
Baca juga: Tempat nongkrong, membuat Madinah layaknya seperti di Indonesia
"Kita akan melakukan pengecekan kesehatan. Jadi kloter mengusulkan jamaah untuk dilakukan Medical Check Up (MCU) untuk dinilai kelayakan Safari Wukuf. Jadi yang menentukan kelayakan adalah KKHI melalui proses MCU. Data jamaah yang diusulkan untuk dinilai kelayakannya ini sangat dibutuhkan. Kalau bisa 1 Zulhijah sudah ada data awal," kata dia.