Tamiang Layang (ANTARA) - Pekerja di salah satu perusahaan swasta di wilayah Madarau, Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur (Bartim), Kalimantan Tengah, Melianus Sudarsono (40), sekeluarga kini telah terdaftar dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari segmen Pekerja Penerima Upah.
"Melalui layanan JKN ini, saya mendapat pengalaman menggunakan untuk persalinan anak ketiganya di RSUD Tamiang Layang," kata Melianus Sudarsono saat berada di kantor BPJS Kesehatan Barito Timur di Tamiang Layang, Senin.
Menurut dia, pada 15 Januari 2024, mendampingi istri untuk persalinan yang merupakan anak ketiganya di RSUD Tamiang Layang, pada saat itu karena kondisi gawat darurat dengan membawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang langsung ditangani dengan cepat.
Saat awal pelayanan, ia mengakui kemudahan administrasi JKN ketika cukup dengan menunjukkan Nomor Induk Kependudukan yang ada di Kartu Tanda Penduduk (KTP) saja.
“Jadi waktu pertama ke IGD, cukup menunjukkan KTP sudah bisa dilayani karena saya sekeluarga sudah terdaftar dalam Program JKN melalui tempat saya bekerja, jadi tidak perlu repot lagi menunjukkan fotokopi kartu keluarga atau berkas lainnya,” katanya.
Dia mengatakan, yang terpenting dalam pengobatan adalah ketenangan saat bisa dilayani dan tanpa ada ribet untuk mengurus berbagai administrasi.
“Kalau yang sifatnya dadakan atau gawat darurat, memang pikiran yang utama adalah bisa dilayani dengan cepat dahulu, kalau seadanya harus mengurus segala administrasi dan lainnya maka tidak akan merasa tenang dan ribet, tapi syukurlah menggunakan layanan JKN tidak lagi perlu ada yang seperti itu,” ucapnya.
Dari segi biaya, ia juga tidak perlu lagi khawatir karena biaya persalinan telah dijamin sepenuhnya dari Program JKN, tidak hanya biaya dari istrinya, tetapi anak ketiganya dapat langsung didaftarkan dan dijamin oleh Program JKN.
“Ini juga pengalaman pertama kami menggunakan layanan JKN untuk proses persalinan, sebelumnya dengar-dengar dari teman, Program JKN itu sangat membantu, itu saya juga percaya karena saat ini telah merasakan penjaminan sepenuhnya dari Program JKN tanpa ada biaya,” tambahnya.
“Bahkan saat sudah selesai persalinan, saya dapat menambahkan anak ketiga saya di dalam tanggungan kepesertaan JKN, jadi untuk biaya perawatan juga sudah sepenuh terjamin, dapat dibayangkan betapa besar manfaat yang sudah saya rasakan,” lanjutnya.
Sebelumnya ia juga menceritakan pengalaman sebagai pasien umum dan diperlukan banyak biaya untuk pengobatan.
“Dulu sebelum terdaftar di JKN, pernah berobat menggunakan umum bayarnya mahal, berbeda saat ini dan dari iuran JKN yang dibayarkan dari satu persen gaji per bulan sangatlah murah dibandingkan manfaat besar yang telah dirasakan untuk pengobatan,” tuturnya.
Dari perusahaan swasta yang bergerak dibidang perkebunan sawit tempat ia bekerja, Melianus bertugas untuk memanen sawit secara langsung di lapangan.
“Karena saya bertugas sebagai bagian panen, jadi langsung turun ke lapangan, kalau risiko sakit atau kesehatan pastinya selalu ada, tapi tentunya tidak khawatir lagi karena sudah terdaftar sebagai peserta JKN,” kata dia.
Hal terpenting menurutnya, saat ini adalah bergotong royong dalam membayar iuran dan menyadari pentingnya menjaga kesehatan.
“Jadi Program JKN itu hendaknya dapat membantu sesama yang sedang membutuhkan, harapan kita tentu selalu sehat dan menjaga pola hidup sehat sehingga iuran yang dibayarkan menjadi manfaat juga bagi sesama, terlebih lagi dengan kondisi di Kalimantan Tengah ini yang ada musim banjir dan air pasang harus benar-benar waspada,” kata Melianus.
"Melalui layanan JKN ini, saya mendapat pengalaman menggunakan untuk persalinan anak ketiganya di RSUD Tamiang Layang," kata Melianus Sudarsono saat berada di kantor BPJS Kesehatan Barito Timur di Tamiang Layang, Senin.
Menurut dia, pada 15 Januari 2024, mendampingi istri untuk persalinan yang merupakan anak ketiganya di RSUD Tamiang Layang, pada saat itu karena kondisi gawat darurat dengan membawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang langsung ditangani dengan cepat.
Saat awal pelayanan, ia mengakui kemudahan administrasi JKN ketika cukup dengan menunjukkan Nomor Induk Kependudukan yang ada di Kartu Tanda Penduduk (KTP) saja.
“Jadi waktu pertama ke IGD, cukup menunjukkan KTP sudah bisa dilayani karena saya sekeluarga sudah terdaftar dalam Program JKN melalui tempat saya bekerja, jadi tidak perlu repot lagi menunjukkan fotokopi kartu keluarga atau berkas lainnya,” katanya.
Dia mengatakan, yang terpenting dalam pengobatan adalah ketenangan saat bisa dilayani dan tanpa ada ribet untuk mengurus berbagai administrasi.
“Kalau yang sifatnya dadakan atau gawat darurat, memang pikiran yang utama adalah bisa dilayani dengan cepat dahulu, kalau seadanya harus mengurus segala administrasi dan lainnya maka tidak akan merasa tenang dan ribet, tapi syukurlah menggunakan layanan JKN tidak lagi perlu ada yang seperti itu,” ucapnya.
Dari segi biaya, ia juga tidak perlu lagi khawatir karena biaya persalinan telah dijamin sepenuhnya dari Program JKN, tidak hanya biaya dari istrinya, tetapi anak ketiganya dapat langsung didaftarkan dan dijamin oleh Program JKN.
“Ini juga pengalaman pertama kami menggunakan layanan JKN untuk proses persalinan, sebelumnya dengar-dengar dari teman, Program JKN itu sangat membantu, itu saya juga percaya karena saat ini telah merasakan penjaminan sepenuhnya dari Program JKN tanpa ada biaya,” tambahnya.
“Bahkan saat sudah selesai persalinan, saya dapat menambahkan anak ketiga saya di dalam tanggungan kepesertaan JKN, jadi untuk biaya perawatan juga sudah sepenuh terjamin, dapat dibayangkan betapa besar manfaat yang sudah saya rasakan,” lanjutnya.
Sebelumnya ia juga menceritakan pengalaman sebagai pasien umum dan diperlukan banyak biaya untuk pengobatan.
“Dulu sebelum terdaftar di JKN, pernah berobat menggunakan umum bayarnya mahal, berbeda saat ini dan dari iuran JKN yang dibayarkan dari satu persen gaji per bulan sangatlah murah dibandingkan manfaat besar yang telah dirasakan untuk pengobatan,” tuturnya.
Dari perusahaan swasta yang bergerak dibidang perkebunan sawit tempat ia bekerja, Melianus bertugas untuk memanen sawit secara langsung di lapangan.
“Karena saya bertugas sebagai bagian panen, jadi langsung turun ke lapangan, kalau risiko sakit atau kesehatan pastinya selalu ada, tapi tentunya tidak khawatir lagi karena sudah terdaftar sebagai peserta JKN,” kata dia.
Hal terpenting menurutnya, saat ini adalah bergotong royong dalam membayar iuran dan menyadari pentingnya menjaga kesehatan.
“Jadi Program JKN itu hendaknya dapat membantu sesama yang sedang membutuhkan, harapan kita tentu selalu sehat dan menjaga pola hidup sehat sehingga iuran yang dibayarkan menjadi manfaat juga bagi sesama, terlebih lagi dengan kondisi di Kalimantan Tengah ini yang ada musim banjir dan air pasang harus benar-benar waspada,” kata Melianus.