Muara Teweh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, berkomitmen penuh untuk menindaklanjuti arahan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy untuk melakukan intervensi penurunan stunting di daerah setempat.
"Kabupaten Barito Utara terus melaksanakan tindakan nyata dalam intervensi penurunan stunting, hal ini sudah terlihat dengan angka prevelansi stunting di kabupaten Barito Utara saat ini 15,6 persen,” kata Penjabat Bupati Barito Utara Muhlis di sela-sela menghadiri menghadiri puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 Tahun 2024 di Semarang Jawa Tengah, Sabtu.
Dalam menghadiri kegiatan itu Pj Bupati Muhlis juga didampingi Pj Ketua TP PKK setempat Marsiana Muhlis, Kepala Dinas Kesehatan Pariadi AR dan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, KB dan P3A Barito Utara Sila Patiung di Lapangan Pancasila Simpang Lima Kota Semarang.
Menurut Muhlis pihaknya juga berharap ke depannya dengan komitmen, sinergi dan kerja keras bersama pihak untuk terus menurunkan prevelansi angka stunting di wilayah Kabupaten Barito Utara sehingga Kabupaten Barito Utara bisa bebas dari kasus stunting atau zero stunting.
Barito Utara akan terus meningkatkan nilai indeks pembangunan manusia juga sejalan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat di daerah setempat.
"Pemkab Barito Utara sudah mencakup keikutsertaan BPJS Kesehatan seluruh masyarakat Barito Utara,” katanya.
Puncak peringatan Harganas dihadiri oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Menteri Pemberdayaan Perempuan RI, Kepala BKKBN RI, Gubernur/Pj Gubernur/Bupati, Pj Bupati dan Walikota, Pj Walikota serta Ketua TPPS se-Indonesia.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan Harganas ini mempunyai makna penting bagi bangsa ini, karena kembali diingatkan peran vital keluarga dalam membangun bangsa dan tema "Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas" merupakan komitmen dalam meningkatkan kualitas hidup keluarga Indonesia”.
Salah satu tantangan utama dihadapi Indonesia adalah masalah stunting (tengkes), yang telah mengalami penurunan selama satu dekade sebesar 15,7 persen atau rata-rata 1,57 persen per tahun.
"Angka tersebut masih jauh dari target 14 persen di tahun 2024, sehingga perlu strategi dalam menurunkan stunting tersebut,” kata Hasto Wardoyo.
Selain itu, jelasnya, untuk meningkatkan derajat hidup, peran keluarga sebagai unit terkecil pembangunan keluarga sehat berkualitas dapat dimulai dari calon pengantin, ibu hamil, bayi dan balita, akses air minum dan sanitasi layak.
Menko PMK Muhadjir Effendy usai acara puncak Harganas mengatakan target stunting 14 persen tahun ini merupakan target ambisius, namun ini akan dilihat pada akhir tahun mendatang.
Saat ini sedang dilakukan pengukuran dan intervensi stunting di seluruh Indonesia, pengukuran balita sudah mencapai 92,29 persen hingga diharapkan dapat tercapai 100 persen hingga akhir Juni ini.
"Hasil pengukuran terhadap balita ini, akan menjadi patokan dan titik tolak penanganan stunting tersebut," ujar Muhadjir Effendy.
"Kabupaten Barito Utara terus melaksanakan tindakan nyata dalam intervensi penurunan stunting, hal ini sudah terlihat dengan angka prevelansi stunting di kabupaten Barito Utara saat ini 15,6 persen,” kata Penjabat Bupati Barito Utara Muhlis di sela-sela menghadiri menghadiri puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 Tahun 2024 di Semarang Jawa Tengah, Sabtu.
Dalam menghadiri kegiatan itu Pj Bupati Muhlis juga didampingi Pj Ketua TP PKK setempat Marsiana Muhlis, Kepala Dinas Kesehatan Pariadi AR dan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, KB dan P3A Barito Utara Sila Patiung di Lapangan Pancasila Simpang Lima Kota Semarang.
Menurut Muhlis pihaknya juga berharap ke depannya dengan komitmen, sinergi dan kerja keras bersama pihak untuk terus menurunkan prevelansi angka stunting di wilayah Kabupaten Barito Utara sehingga Kabupaten Barito Utara bisa bebas dari kasus stunting atau zero stunting.
Barito Utara akan terus meningkatkan nilai indeks pembangunan manusia juga sejalan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat di daerah setempat.
"Pemkab Barito Utara sudah mencakup keikutsertaan BPJS Kesehatan seluruh masyarakat Barito Utara,” katanya.
Puncak peringatan Harganas dihadiri oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Menteri Pemberdayaan Perempuan RI, Kepala BKKBN RI, Gubernur/Pj Gubernur/Bupati, Pj Bupati dan Walikota, Pj Walikota serta Ketua TPPS se-Indonesia.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan Harganas ini mempunyai makna penting bagi bangsa ini, karena kembali diingatkan peran vital keluarga dalam membangun bangsa dan tema "Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas" merupakan komitmen dalam meningkatkan kualitas hidup keluarga Indonesia”.
Salah satu tantangan utama dihadapi Indonesia adalah masalah stunting (tengkes), yang telah mengalami penurunan selama satu dekade sebesar 15,7 persen atau rata-rata 1,57 persen per tahun.
"Angka tersebut masih jauh dari target 14 persen di tahun 2024, sehingga perlu strategi dalam menurunkan stunting tersebut,” kata Hasto Wardoyo.
Selain itu, jelasnya, untuk meningkatkan derajat hidup, peran keluarga sebagai unit terkecil pembangunan keluarga sehat berkualitas dapat dimulai dari calon pengantin, ibu hamil, bayi dan balita, akses air minum dan sanitasi layak.
Menko PMK Muhadjir Effendy usai acara puncak Harganas mengatakan target stunting 14 persen tahun ini merupakan target ambisius, namun ini akan dilihat pada akhir tahun mendatang.
Saat ini sedang dilakukan pengukuran dan intervensi stunting di seluruh Indonesia, pengukuran balita sudah mencapai 92,29 persen hingga diharapkan dapat tercapai 100 persen hingga akhir Juni ini.
"Hasil pengukuran terhadap balita ini, akan menjadi patokan dan titik tolak penanganan stunting tersebut," ujar Muhadjir Effendy.