Palangka Raya (ANTARA) - Fakultas Bisnis dan Informatika (FBI), Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR), Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) memfasilitasi pembelajaran inklusif bagi mahasiswa baru penyandang disabilitas.
"Kami harap ini menjadi pioner yang baik untuk memberikan layanan pendidikan inklusif untuk siapapun dengan cara terbaik," kata Dekan FBI UMPR M Jailani SE MPd di Palangka Raya, Selasa.
Dia mengatakan, program untuk memberikan kesetaraan pendidikan generasi Z penyandang disabilitas ini diperkuat dengan adanya dana hibah untuk memfasilitasi proses pembelajaran. Dana hibah ini telah disetujui oleh pemerintah pusat pada 2024.
Pihaknya pun berkomitmen penggunaan dana hibah yang diperoleh untuk memperkuat pendidikan calon mahasiswa disabilitas di lingkup Fakultas Bisnis dan Informatika Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
"Artinya program layanan pendidikan yang baik di Fakultas Bisnis dan Informasi ini bukan hanya untuk masyarakat normal saja, tetapi juga menyasar semua elemen masyarakat, termasuk yang memiliki keistimewaan," kata Dekan FBI UMPR ini.
Dia mengatakan, antusias dan meleknya masyarakat terkait dengan dunia pendidikan dan tuntutan dunia kerja ini harus disambut penyelenggara pendidikan sesuai amanah UUD 1945 tentang Pendidikan yang menyatakan pendidikan adalah hak semua warga negara Indonesia.
Baca juga: Fisipol UMPR beri pengalaman kerja mahasiswa lewat program magang
Jailani mengatakan, saat ini masih ada orang tua calon mahasiswa disabilitas yang memiliki ketakutan dalam melepas anak-anaknya untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Orang tua juga merasa khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi selama proses kegiatan pembelajaran.
Misalnya kekerasan verbal dan non verbal atau bully yang bermuara pada rasa percaya diri anak menurun dan pengaruh negatif lainnya.
"Untuk itu, dalam upaya pemerataan pendidikan bagi penyandang disabilitas tim Fakultas Bisnis dan Informatika telah memitigasi dari awal supaya hal yang tidak diinginkan tidak terjadi," katanya.
Pihaknya pun berkomitmen menjadikan FBI UMPR sebagai tempat yang sehat, nyaman dan aman termasuk bebas dari perundungan dan berbagai kategori tindak kekerasan.
Pihaknya juga terus berupaya terwujudnya keseimbangan tubuh, pikiran dan emosi agar mahasiswa, dosen dan pegawai di FBI UMPR merasakan kebahagiaan, kegembiraan sehingga semakin bersemangat dan terpacu untuk mengukir prestasi.
FBI UMPR juga mempromosikan dan mengedukasi tentang kampus sehat, kemudahan dan keamanan dalam melaporkan kasus, perlindungan bagi pelapor dan penyintas, serta tindak lanjut terhadap laporan secara cepat dan tepat serta adil.
Baca juga: UMPR buka kampus di IKN penugasan Presiden RI
Baca juga: Fakultas Kehutanan UMPR ajak mahasiswa pelajari pelestarian gambut KHDTK
Baca juga: Fisipol UMPR-INHA Korea kerja sama implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi
"Kami harap ini menjadi pioner yang baik untuk memberikan layanan pendidikan inklusif untuk siapapun dengan cara terbaik," kata Dekan FBI UMPR M Jailani SE MPd di Palangka Raya, Selasa.
Dia mengatakan, program untuk memberikan kesetaraan pendidikan generasi Z penyandang disabilitas ini diperkuat dengan adanya dana hibah untuk memfasilitasi proses pembelajaran. Dana hibah ini telah disetujui oleh pemerintah pusat pada 2024.
Pihaknya pun berkomitmen penggunaan dana hibah yang diperoleh untuk memperkuat pendidikan calon mahasiswa disabilitas di lingkup Fakultas Bisnis dan Informatika Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
"Artinya program layanan pendidikan yang baik di Fakultas Bisnis dan Informasi ini bukan hanya untuk masyarakat normal saja, tetapi juga menyasar semua elemen masyarakat, termasuk yang memiliki keistimewaan," kata Dekan FBI UMPR ini.
Dia mengatakan, antusias dan meleknya masyarakat terkait dengan dunia pendidikan dan tuntutan dunia kerja ini harus disambut penyelenggara pendidikan sesuai amanah UUD 1945 tentang Pendidikan yang menyatakan pendidikan adalah hak semua warga negara Indonesia.
Baca juga: Fisipol UMPR beri pengalaman kerja mahasiswa lewat program magang
Jailani mengatakan, saat ini masih ada orang tua calon mahasiswa disabilitas yang memiliki ketakutan dalam melepas anak-anaknya untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Orang tua juga merasa khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi selama proses kegiatan pembelajaran.
Misalnya kekerasan verbal dan non verbal atau bully yang bermuara pada rasa percaya diri anak menurun dan pengaruh negatif lainnya.
"Untuk itu, dalam upaya pemerataan pendidikan bagi penyandang disabilitas tim Fakultas Bisnis dan Informatika telah memitigasi dari awal supaya hal yang tidak diinginkan tidak terjadi," katanya.
Pihaknya pun berkomitmen menjadikan FBI UMPR sebagai tempat yang sehat, nyaman dan aman termasuk bebas dari perundungan dan berbagai kategori tindak kekerasan.
Pihaknya juga terus berupaya terwujudnya keseimbangan tubuh, pikiran dan emosi agar mahasiswa, dosen dan pegawai di FBI UMPR merasakan kebahagiaan, kegembiraan sehingga semakin bersemangat dan terpacu untuk mengukir prestasi.
FBI UMPR juga mempromosikan dan mengedukasi tentang kampus sehat, kemudahan dan keamanan dalam melaporkan kasus, perlindungan bagi pelapor dan penyintas, serta tindak lanjut terhadap laporan secara cepat dan tepat serta adil.
Baca juga: UMPR buka kampus di IKN penugasan Presiden RI
Baca juga: Fakultas Kehutanan UMPR ajak mahasiswa pelajari pelestarian gambut KHDTK
Baca juga: Fisipol UMPR-INHA Korea kerja sama implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi