Tamiang Layang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah, melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) setempat, telah mengingatkan sekaligus meminta para penyuluh pertanian di bawah jajarannya, agar semakin optimal dalam mengawal sekaligus membantu para petani.
"Mengawal petani dengan harapan tidak ada ada petani yang mengalami gagal panen,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Barito Timur, Lurikto dihubungi melalui telepon genggam di Tamiang Layang, Kamis.
Dikatakan, DPKP Bartim pun telah mengkoordinasikan beberapa hal apa saja yang diperhatikan dan dilakukan para penyuluh yang ada di Kabupaten Barito Timur, agar tidak ada kendala atau masalah hingga panen nanti.
Konsentrasi penyuluh juga diharapkan terpusat pada kondisi saat ini, biasanya di musim kemarau akan terjadi penurunan debit air dan tidak ada hujan yang berarti.
"Pada (Agustus 2024) ini, wilayah kabupaten Barito Timur sudah memasuki masa musim kemarau dan sudah mulai ada wilayah yang mengalami kekeringan," kata Lurikto.
Kepala DPKP Bartim itu pun menyebut, saat ini masih dalam masa tanam April - September (Asep) masih berlangsung, dengan target luas tanam padi 1.039 hektare. Dan realisasi luas tanam hingga akhir Juli 2024 mencapai 923 hektare.
Baca juga: DPUPR Perkim Bartim gusur sampah di TPA Luak Jawuk
"Hingga saat belum ada laporan terkait lahan pertanian yang terganggu akibat musim kemarau," ujar Lurikto.
Upaya antisipasi yang akan dilakukan DPKP Barito Timur, yakni meminjamkan alat berupa pompa air agar air tetap bisa dialirkan dari sumber mata air atau sungai terdekat ke areal pertanian.
Menurutnya, pompanisasi merupakan metode penyiraman air pada lahan pertanian dengan menggunakan pompa untuk mengatasi masalah kekeringan atau pada beberapa lokasi irigasinya tidak berfungsi secara maksimal, maka DPK Barito Timur berupaya mengusulkan bantuan sistem irigasi pompanisasi ke Kementerian Pertanian RI.
Baca juga: 87 UMKM binaan pemerintah daerah ramaikan Bartim Expo 2024
Baca juga: Pj Bupati Bartim upayakan pembangunan Sehati menuju Gumi Jari Janang Kalalawah
Baca juga: RSUD Tamiang Layang edukasi masyarakat cegah dan tangani henti jantung
"Mengawal petani dengan harapan tidak ada ada petani yang mengalami gagal panen,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Barito Timur, Lurikto dihubungi melalui telepon genggam di Tamiang Layang, Kamis.
Dikatakan, DPKP Bartim pun telah mengkoordinasikan beberapa hal apa saja yang diperhatikan dan dilakukan para penyuluh yang ada di Kabupaten Barito Timur, agar tidak ada kendala atau masalah hingga panen nanti.
Konsentrasi penyuluh juga diharapkan terpusat pada kondisi saat ini, biasanya di musim kemarau akan terjadi penurunan debit air dan tidak ada hujan yang berarti.
"Pada (Agustus 2024) ini, wilayah kabupaten Barito Timur sudah memasuki masa musim kemarau dan sudah mulai ada wilayah yang mengalami kekeringan," kata Lurikto.
Kepala DPKP Bartim itu pun menyebut, saat ini masih dalam masa tanam April - September (Asep) masih berlangsung, dengan target luas tanam padi 1.039 hektare. Dan realisasi luas tanam hingga akhir Juli 2024 mencapai 923 hektare.
Baca juga: DPUPR Perkim Bartim gusur sampah di TPA Luak Jawuk
"Hingga saat belum ada laporan terkait lahan pertanian yang terganggu akibat musim kemarau," ujar Lurikto.
Upaya antisipasi yang akan dilakukan DPKP Barito Timur, yakni meminjamkan alat berupa pompa air agar air tetap bisa dialirkan dari sumber mata air atau sungai terdekat ke areal pertanian.
Menurutnya, pompanisasi merupakan metode penyiraman air pada lahan pertanian dengan menggunakan pompa untuk mengatasi masalah kekeringan atau pada beberapa lokasi irigasinya tidak berfungsi secara maksimal, maka DPK Barito Timur berupaya mengusulkan bantuan sistem irigasi pompanisasi ke Kementerian Pertanian RI.
Baca juga: 87 UMKM binaan pemerintah daerah ramaikan Bartim Expo 2024
Baca juga: Pj Bupati Bartim upayakan pembangunan Sehati menuju Gumi Jari Janang Kalalawah
Baca juga: RSUD Tamiang Layang edukasi masyarakat cegah dan tangani henti jantung