Tamiang Layang (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah mengedukasi masyarakat berkaitan dengan cara pencegahan dan penanganan henti jantung.

"Edukasi ini disampaikan dalam acara Talk Show Henti Jantung saat Berolahraga. Dilaksanakan pada stand RSUD Tamiang Layang di Batim Expo dan Pameran UMKM 2024, malam kemarin " kata Direktur RSUD Tamiang Layang, dr Vinny Safari di Tamiang Layang, Selasa.

Menurutnya, informasi ini perlu disampaikan secara luas kepada masyarakat. Untuk itulah dilaksanakan secara offline dan online melalui media resmi RSUD Tamiang Layang.

Dijelaskan, Humas RSUD Tamiang Layang Henny dengan narasumber dr Metia Gledis G.G, Sp.An, yang menyampaikan pentingnya kesadaran masyarakat akan risiko henti jantung, terutama pada saat tren olahraga meningkat.

"Kita berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memahami risiko henti jantung dan bagaimana penanganannya,” kata Vinny.

Malam ini, RSUD Tamiang Layang akan melaksanakan Talk Show Kenali Penyakit Kanker Payudara dengan narasumber dr Ardi Pramudiyo Sp.B.

Baca juga: Seleksi CPNS Bartim 2024 diumumkan secara online

Terpisah, dr Gledis menjelaskan, olahraga memang memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, tetapi jika tidak dilakukan dengan benar, dapat menimbulkan risiko serius. Ada beberapa poin penting terkait risiko olahraga dan cara menguranginya.

Menurutnya, penting sekali untuk mengenali batasan tubuh untuk memahami kemampuan fisik pribadi dan tidak memaksakan diri melampaui batas tersebut. Perhatikan tanda-tanda seperti nyeri dada, sesak napas, pusing, atau kelemahan yang berlebihan saat berolahraga.

Demikian juga dengan melihat riwayat kesehatan.Orang dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti penyakit jantung, hipertensi, atau diabetes, perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai program olahraga intens.

“Memiliki riwayat penyakit seperti diabetes atau memiliki usia di atas 35 tahun, hal tersebut sangat perlu diperhatikan secara benar,” kata Gledis.

Dokter spesialis anestesi  asli Barito Timur itu juga menyebutkan masih banyak yang belum memahami atau mengetahui bagaimana melakukan bantuan hidup dasar (BHD), seperti kompresi dada dan pemberian nafas buatan. Hal tersebut sangat penting dilakukan sebelum bantuan medis tiba. 

"Tindakan ini bisa mengurangi risiko kematian,” demikian dr Gledis.

Baca juga: 87 UMKM binaan pemerintah daerah ramaikan Bartim Expo 2024

Baca juga: Ketua DPRD Bartim ajak masyarakat hargai jasa pendahulu

Baca juga: Ketua KPU Bartim: 25 calon anggota DPRD Bartim sudah sampaikan LHKPN


Pewarta : Habibullah
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024