Ankara (ANTARA) - Turki telah mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan kasus infeksi dengan strain baru Mpox (cacar monyet) dengan membentuk komite ilmiah dan mengembangkan pedoman tentang cara menangani penyakit tersebut, yang berbeda dengan COVID-19, kata Menteri Kesehatan Kemal Memisoglu.

"Kami membentuk komite ilmiah dan bersama-sama membahas bagaimana kami harus mengambil tindakan pencegahan terhadap penyakit ini, jika sampai ke negara kami. Bagaimana kami akan mengambil tindakan pencegahan sebelum penyakit itu muncul? Apa yang akan kami lakukan jika penyakit itu muncul?" kata Memisoglu dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi Haberturk, yang dirilis pada Sabtu (17/8).

"Kami telah membuat semua rencana dan persiapan untuk itu. Itulah dasar dari komite ilmiah ini, pedoman untuk menangani penyakit ini."

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus telah menyatakan wabah mpox di Afrika sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang perlu menjadi perhatian internasional.

Penyakit itu akan muncul secara sporadis di tempat lain, tetapi para ilmuwan mengatakan penyakit itu kemungkinan akan berbentuk wabah endemik, kata Memisoglu.

"Semua orang berpendapat bahwa penyakit ini tidak akan mirip dengan COVID karena COVID merupakan penyakit yang penularannya sangat cepat dan dapat menyebar luas karena penularannya sepenuhnya melalui saluran pernapasan, bukan melalui kontak," ujarnya.

Gelombang infeksi mpox dimulai pada Mei 2022 dan telah muncul di negara-negara yang belum pernah mengalami virus tersebut sebelumnya, seperti Amerika Serikat, Inggris, Swedia, dan Belgia.

Mpox merupakan penyakit menular langka yang dapat menyebar antarmanusia. Biasanya, Mpox adalah penyakit ringan yang dapat sembuh dalam beberapa minggu, tetapi beberapa orang mungkin mengalami komplikasi.

Gejala awal Mpox meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, menggigil, dan kelelahan.

Ruam dapat muncul, sering kali dimulai di wajah dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya.


Sumber: Sputnik
 

Pewarta : Yashinta Difa Pramudyani
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024