Palangka Raya (ANTARA) -
PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (UID Kalselteng) siap mendukung Bandara Syamsuddin Noor dalam mewujudkan konsep Eco Airport dengan menawarkan berbagai solusi energi ramah lingkungan.
Melalui pernyataan yang diterima di Palangka Raya, General Manager Angkasa Pura I Bandara Syamsuddin Noor, Dony Subardono, menjelaskan bahwa konsep Eco Airport merupakan upaya untuk menciptakan lingkungan bandara yang sehat dan berkelanjutan.
“ Eco Airport bertujuan untuk mewujudkan bandara yang berorientasi pada lingkungan hidup global, dengan pengelolaan yang terpadu, serasi, dan selaras dengan lingkungan sekitarnya,” kata Dony.
Dia menerangkan, diskusi terkait program itu telah berlangsung pada Senin (2/9) di Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin, saat kunjungan manajemen PLN UID Kalselteng memperingati Hari Pelanggan Nasional (HPN) 2024.
Dony menambahkan bahwa penerapan Eco Airport didasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2012, yang mengharuskan setiap bandara untuk menerapkan kebijakan ramah lingkungan.
“Untuk mencapai target ini, kami harus melakukan langkah-langkah implementasi, seperti pembentukan Eco Airport Council , penyusunan Airport Environment Plan , serta pelaksanaan dan evaluasi secara berkala,” tuturnya.
"Bersama kunjungan PLN dalam rangka HPN ini, kami menyampaikan kebutuhan support penuh PLN untuk mendukung implementasi Eco Airport di Bandara Syamsuddin Noor ini," kata Dony.
Baca juga: PLN akan ganti 800 PLTU dengan PLTG guna capai emisi nol
Baca juga: PLN akan ganti 800 PLTU dengan PLTG guna capai emisi nol
Menanggapi hal tersebut, General Manager PLN UID Kalselteng, Ahmad Syauki, menyampaikan dukungan All Out PLN terhadap inisiatif Eco Airport di Bandara Syamsuddin Noor.
PLN menawarkan solusi berupa Renewable Energy Certificate (REC), sebuah inovasi yang memungkinkan pelanggan untuk mendapatkan pengakuan atas penggunaan energi baru terbarukan (EBT) yang transparan dan diakui secara internasional.
Dia menerangkan, EC dari PLN adalah bukti bahwa setiap Megawatt hour (MWh) listrik yang digunakan berasal dari pembangkit EBT atau non-fosil.
"Sistem pelacakan elektronik yang kami gunakan dari APX TIGRs di California, Amerika Serikat, memastikan bahwa REC yang diterbitkan tidak dapat dibeli atau dijual ke pihak lain,” ujar Ahmad Syauki.
Ahmad Syauki juga menjelaskan bahwa harga jual REC PLN adalah Rp 35.000,- per 1 unit, dengan kapasitas 1.000 kilowatt hour (kWh) per unit dan ini paling murah di seluruh dunia.
“Kami yakin, dengan dukungan REC, Bandara Syamsuddin Noor dapat lebih mudah mencapai target lingkungan yang berkelanjutan dan turut serta dalam program nasional untuk Net Zero Emission,” tambahnya.
Selain REC, PLN juga menawarkan pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di kawasan Bandara Syamsuddin Noor sebagai bagian dari program Eco Airport.
“SPKLU akan menjadi infrastruktur penting untuk mendukung peralihan moda transportasi yang lebih ramah lingkungan di bandara,” ujar Ahmad Syauki, yang disambut baik oleh Dony Subardono.
Baca juga: PLN gelar upskilling petugas frontliner di peringatan Harpelnas 2024
Baca juga: PLN UID Kalselteng resmikan Bung Tara Station sambut HPN 2024
Baca juga: PLN UID Kalselteng nyalakan 12.199 rumah keluarga prasejahtera lewat BPBL dalam lima tahun
Baca juga: PLN gelar upskilling petugas frontliner di peringatan Harpelnas 2024
Baca juga: PLN UID Kalselteng resmikan Bung Tara Station sambut HPN 2024
Baca juga: PLN UID Kalselteng nyalakan 12.199 rumah keluarga prasejahtera lewat BPBL dalam lima tahun