Sampit (ANTARA) -
Anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Marudin menyatakan dukungan pemberlakuan “car free day” (CFD) di Taman Kota Sampit, karena ia menilai hal tersebut memiliki potensi wisata, peningkatan olahraga hingga ekonomi.
 
“CFD ini bisa menjadi sarana rekreasi, wisata, olahraga dan mendorong pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di daerah ini, khususnya Kota Sampit,” kata Marudin di Sampit, Jumat.
 
Kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kotim ini menuturkan, manfaat positif dari pemberlakuan CFD ini bisa dilihat dari kota-kota lain yang telah lebih dulu melaksanakannya. 
 
Contohnya, di Palangka Raya ada ratusan pelaku UMKM yang bergantung pada momentum CFD untuk mendongkrak pendapatan. Hal itu juga bisa diterapkan di Kotim untuk membantu para pelaku UMKM lokal dan meningkatkan perekonomian daerah.
 
“Hal ini juga sebagai bentuk pendampingan pemerintah daerah agar UMKM dapat berkembang. Bahkan, dengan penataan yang nyaman dan terencana akan membuat CFD semakin diminati dan berpotensi menambah pemasukan bagi daerah dari parkir dan lainnya,” ujarnya.

Baca juga: Legislator Kotim ingatkan perangkat penunjang seleksi CPNS harus optimal
 
Ia pun berharap, dengan adanya CFD, industri pariwisata di Kotim bertumbuh dengan konsep MICE yaitu Meeting, Incentives, Conferences, and Exhibitions dengan Taman Kota Sampit menjadi pusat kegiatan masyarakat yang mendorong pertumbuhan ekonomi di semua lini.
 
"Kegiatan CFD ini bisa kita dorong untuk menjadi bagian dari industri pariwisata MICE. Taman Kota Sampit harus menjadi pusat pertumbuhan kegiatan masyarakat, termasuk mendukung pertumbuhan UMKM, serta menjadi tempat olahraga dan rekreasi," ucap Marudin.
 
Namun, ia menegaskan pemberlakuan CFD jangan sampai menghambat kegiatan atau aktivitas masyarakat di lokasi. Pemerintah diharapkan dapat memberikan pendampingan, pembinaan, dan penataan bagi UMKM yang berada di sekitar area CFD.
 
Terutama terkait manajemen lalu lintas di sekitar Taman Kota Sampit, sebagai rencana lokasi pelaksanaan CFD. Dinas Perhubungan dan Satlantas perlu melakukan rekayasa lalu lintas untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
 
“Selain itu, penanganan sampah juga harus diperhatikan. CFD harus menjadi budaya yang positif bagi masyarakat, termasuk dalam hal kebersihan. Tempat sampah yang cukup harus disediakan agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan,” tambahnya.
 
Marudin juga mengingatkan agar keberadaan Klinik Utama Terapung di sekitar Taman Kota Sampit diperhatikan dengan serius. Supaya jangan sampai orang yang sakit dan hendak berobat ke klinik tersebut terganggu dengan kebisingan dari kegiatan CFD.

Baca juga: Pemkab Kotim jalani penilaian keterbukaan informasi publik

Baca juga: Nobar bareng masyarakat Kotim, Rudini-Paisal bagikan doorprize

Baca juga: Tenaga kontrak di Kotim berhak gaji sesuai UMK

Pewarta : Devita Maulina
Editor : Muhammad Arif Hidayat
Copyright © ANTARA 2024