Lombok Tengah (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa bumi 4,4 magnitudo dirasakan di wilayah Bali dan Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada pukul 09.31 WITA, Sabtu.
Kepala Stasiun Geofisika Mataram Ardhianto Septiadhi di Mataram, Sabtu, mengatakan hasil analisa BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi ini berkekuatan M4,4. Episenter terletak pada koordinat 9,02° Lintang Selatan; 115,62° Bujur Timur.
"Tepatnya berlokasi di laut pada jarak 50 kilometer Tenggara Kuta Selatan, Bali, pada kedalaman 85 kilometer," katanya.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia di bawah lempeng Eurasia.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault)," katanya.
Dampak gempa bumi berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di wilayah Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, skala II - III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah).
Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu di Gianyar, Badung, Denpasar, dan di Karangasem skala II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang)
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan tsunami dengan sumber gempa bumi tektonik menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.
Kepala Stasiun Geofisika Mataram Ardhianto Septiadhi di Mataram, Sabtu, mengatakan hasil analisa BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi ini berkekuatan M4,4. Episenter terletak pada koordinat 9,02° Lintang Selatan; 115,62° Bujur Timur.
"Tepatnya berlokasi di laut pada jarak 50 kilometer Tenggara Kuta Selatan, Bali, pada kedalaman 85 kilometer," katanya.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia di bawah lempeng Eurasia.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault)," katanya.
Dampak gempa bumi berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di wilayah Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, skala II - III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah).
Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu di Gianyar, Badung, Denpasar, dan di Karangasem skala II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang)
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan tsunami dengan sumber gempa bumi tektonik menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.