Jakarta (ANTARA) - Pemain timnas Indonesia Calvin Verdonk mengatakan alasannya tak pernah berhenti berlari melawan Arab Saudi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Selasa.


Dalam laga yang berakhir dengan kemenangan 2-0 untuk Indonesia itu, Verdonk mendapatkan apresiasi dari banyak suporter karena ia tanpa lelah dan tak berhenti berlari selama pertandingan.

Ada dua hal yang dikatakan bek kiri NEC Nijmegen itu ketika ditanya awak media setelah pertandingan tentang apa faktor yang membuatnya tak berhenti naik turun untuk membantu pertahanan dan penyerangan tim Garuda.

"Memang kami (diinstruksikan) menekan tinggi, membuat banyak peluang, fans juga ada di belakang kami, jadi jika Anda bermain bagus, anda akan memiliki energi," kata Verdonk, Selasa.

Verdonk mempunyai andil besar dalam gol kedua Indonesia yang dicetak oleh Marselino Ferdinan yang mencatatkan namanya untuk kedua kalinya di papan skor.

Pada momen gol itu, solo run Verdonk dari lini pertahanan sebelahan kanan menjadi "pembuka jalan" Marselino untuk mencetak gol keduanya yang tercipta dengan cara elegan.



Ketika Indonesia sudah bermain dengan 10 pemain di akhir-akhir laga, bek kiri 27 tahun itu masih menunjukkan semangat tanpa lelah ketika ia kembali maju ke depan dan membuat tembakan tepat sasaran yang kemudian kakinya terpincang-pincang karena mengalami kram.

"Itu hanya kram saja, saat saya ingin menembak, saya merasa sesuatu di engkel saya, jadi saya tidak bisa menembak dengan baik jadi semua baik-baik saja," kata Verdonk.

Verdonk tampil solid di pertahanan sebelah kiri untuk mematikan sektor kanan Saudi yang diisi oleh pemain AS Roma, Saud Abdulhamid. Ia menjadi pemain kedua Garuda dengan total sapuan tertinggi setelah Jay Idzes, yaitu sembilan sapuan.

Selain sembilan sapuan, statistik Verdonk adalah satu kali blok tendangan, satu intersep, empat tekel, 43 sentuhan, 14 umpan dengan akurasi 79 persen, dua umpan kunci satu crossing berhasil, lima kemenangan duel darat, satu tembakan tepat sasaran, dan satu tembakan tidak tepat sasaran.

Lebih lanjut, Verdonk sangat bersyukur dengan kemenangan pertama Indonesia di putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 ini yang didapatkan dari Saudi, tim berperingkat 59 dunia.

Meski diasuh oleh pelatih baru rasa lama, Herve Renard, kata Verdonk permainan Saudi sangat berbeda dari pertemuan pertama di Jeddah pada September lalu saat masih dilatih Roberto Mancini.

Kekalahan dari Indonesia menambah catatan buruk Saudi dalam hal mencetak gol dan tanpa adanya pemain bintangnya Salem Al Dawsari melawan Indonesia, permasalahan The Green Falcons semakin pelik setelah mereka tak menang dalam empat laga terakhir yang tanpa memasukkan gol satu pun.

"Ya, saya pikir dia sangat bagus saat bermain di Saudi, saya pikir mereka sangat kehilangan sosok dia," tutup Verdonk.

Pewarta : Zaro Ezza Syachniar
Uploader : Admin 1
Copyright © ANTARA 2024