Palembang (ANTARA) - Balai Registrasi Gunung Dempo (Brigade) menyebutkan jalur pendakian di gunung itu resmi ditutup pasca-erupsi yang terjadi pada Sabtu (23/11) siang.

Anggota Brigade Dika saat diwawancarai di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), Minggu, mengatakan jalur pendakian di gunung itu resmi ditutup pasca-erupsi.

"Mulai hari ini kami menutup jalur pendakian dan saat ini tidak ada lagi aktivitas pendakian di Gunung Dempo," katanya.

Baca juga: Ketum Bhayangkari tinjau dan hibur anak-anak korban erupsi Gunung Lewotobi
Baca juga: Hunian tetap korban bencana Lewotobi gunakan teknologi tahan gempa

Ia mengatakan saat terjadi erupsi sebanyak 68 orang pendaki sedang naik ke Gunung Dempo, yang terdaftar di Brigade. Namun satu tim yang telah sampai ke puncak telah turun sebelum erupsi terjadi.

“Saat ada informasi adanya erupsi di Gunung Dempo, kami langsung informasikan teman-teman pendaki yang masih berada di jalur pendakian melalui pesan WhatApp (WA) dan juga SMS," kata Dika.

Sementara itu Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Hadi Wijaya menyebutkan Gunung Dempo, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, masih ada kabut pasca-erupsi.

“Pasca erupsi aktivitas Gunung Dempo pada hari ini masih terlihat kabut dan permukaan danaunya tidak tampak,” katanya.

Ia mengatakan kegempaan masih terekam gempa tremor menerus 1-3 mikrometer, namun dominan satu mikrometer.

Oleh sebab itu pihaknya mengimbau agar masyarakat, pengunjung, wisatawan, tidak mendekati dan bermalam (camping) di pusat aktivitas Kawah Marapi Gunung Dempo dalam radius satu kilometer, serta arah bukaan kawah sejauh dua kilometer ke sektor utara.

“Kami mengimbau masyarakat agar tidak melakukan aktivitas sekitar kawah Gunung Dempo, mengingat kawah sebagai pusat letusan dan gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan bagi kehidupan,” kata Hadi.


Pewarta : Ahmad Rafli Baiduri
Editor : Rendhik Andika
Copyright © ANTARA 2025