Pulang Pisau (ANTARA) - Inisiator Pelatihan Teknologi Budidaya Semangka Berbasis Ramah Lingkungan Universitas Palangka Raya (UPR) Andi Bustan menyatakan pelatihan cara budidaya tanaman semangka diberikan kepada kelompok tani Pelangi Nusantara Desa Gohong, Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah setelah evaluasi akibat kegagalan sebelumnya.
"Kelompok tani ini pernah mengalami kegagalan karena kesalahan prosedur, mulai dari pemilihan bibit, persiapan lahan, hingga pemupukan yang tidak sesuai standar," kata Andi Bustan di Pulang Pisau, Senin.
Dirinya menambahkan banyak petani yang belum memahami secara mendalam teknik budidaya semangka yang benar sehingga hasilnya tidak maksimal.
"Jika prosesnya dilakukan dengan tepat, potensi keberhasilan budidaya semangka di lahan gambut sangat besar," kata Andi.
Dirinya pun mengaku pernah mendengar pengalaman sebuah kelompok tani yang membudidayakan semangka dengan modal mencapai Rp18 juta, tetapi hasil penjualannya hanya sekitar Rp760.000 akibat kesalahan dalam pemeliharaan.
"Permasalahan bukan pada bibit semata, tetapi pada proses perawatan, mereka hanya menanam, menyiram, dan memberi pupuk secara asal," jelasnya.
Ia menekankan pentingnya menyiapkan lahan secara baik, mulai dari memahami kadar pH tanah, tingkat keasaman hingga langkah perbaikan tanah bila nilai keasamannya rendah, semua itu berpengaruh besar terhadap keberhasilan tanaman semangka.
"Petani harus tahu cara menaikkan pH jika rendah, kemudian memberikan pupuk sesuai kebutuhan tanaman agar pertumbuhan tetap optimal sepanjang musim," papar Andi.
Dikatakan Andi Bustan, pupuk yang digunakan sekarang untuk budidaya semangka bukan pupuk kimia, melainkan pupuk kandang dari kotoran ayam. Metode ini, paparnya, sudah diterapkan oleh kelompok tani Pelangi Nusantara yang dinilai ramah lingkungan, sekaligus mampu meningkatkan kualitas dan bobot buah semangka.
Ia menegaskan, pada musim kemarau, perhatian terhadap pemupukan harus lebih teliti, jika pupuk kurang, bisa ditambah dengan pupuk cair hasil fermentasi, kemudian dicampur unsur tambahan agar kebutuhan tanaman tetap terpenuhi.
"Penyiraman juga wajib dilakukan setiap hari agar kelembapan tanah terjaga dan pertumbuhan tanaman tidak terganggu," katanya.
Baca juga: Pulang Pisau masuk16 daerah harga beras naik
Andi menjelaskan proses perkawinan bunga semangka tidak boleh diabaikan. Ia menyebut perkawinan hanya bisa dilakukan pada pagi hari sebelum Pukul 10.00, jika terlambat, kualitas buah semangka yang dihasilkan bisa menurun.
"Perkawinan bunga adalah kunci keberhasilan, jika dilakukan dengan telaten pada pagi hari, hasil buah bisa lebih baik," ungkapnya.
Ketua Kelompok Tani Pelangi Nusantara Ramly membenarkan kegagalan panen sebelumnya disebabkan minimnya pemahaman petani terkait pengolahan, penanaman, dan perawatan semangka hingga keterbatasan sumber daya manusia (SDM) menjadi faktor dominan yang memengaruhi hasil panen.
"SDM kami masih terbatas dalam mengelola budidaya semangka secara benar sehingga hasil panen sebelumnya jauh dari harapan," jelas Ramly.
Ramly menyebutkan, kelompoknya pernah gagal dua kali. Panen pertama tidak berhasil sama sekali, panen kedua hanya menghasilkan 70 kilogram, namun pada panen ketiga, mereka berhasil memanen sekitar 25 ton di lahan 1,5 hektare.
"Kali ini kami lebih berhasil karena belajar dari pengalaman yang lalu serta pendampingan yang optimal oleh tim dari Universitas Palangka Raya," demikian Ramly.
Baca juga: Minat masyarakat Pulang Pisau laksanakan umroh terus meningkat
Baca juga: DPMD Pulang Pisau tindaklanjuti kajian penguatan BUMDes dan Kopdes
Baca juga: Bupati Pulang Pisau tekankan pentingnya inovasi setiap OPD