Jakarta (ANTARA
News) - Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit
mengatakan solusi alternatif mengatasi krisis kepemimpinan antara lain
dengan mobilisasi tokoh lokal ke tingkat nasional.
"Setidaknya sejumlah pemimpin lokal telah membuktikan keberhasilannya mengelola penanggulangan masalah kehidupan masyarakat daerahnya," kata Arbi Sanit dalam diskusi Solusi Krisis Kepemimpinan Nasional bertema "Mencari Solusi Krisis Kepemimpinan Politik Indonesia" di Jakarta, Rabu.
Arbi Sanit menilai krisis rotasi dan regenerasi pemimpin nasional di era reformasi membuktikan kegagalan demokratisasi sistem partai dan sistem pemilu era reformasi.
Menurut dia, sistem kaderisasi parpol gagal mempersiapkan calon dan sistem pemilu gagal meluaskan potensi bakal calon pemimpin nasional.
Dia mengatakan inovasi mobilisasi pemimpin lokal ke tingkat nasional akan mempertahankan kualitas demokrasi dengan menapaki alur pencapresan yang dimulai dengan peningkatan tokoh masyarakat menjadi pemimpin politik, dan pemerintahan untuk selanjutnya menjadi bakal capres dan capres untuk akhirnya menjadi presiden.
Menurut dia dengan cara alternatif itu, juga akan mempertahankan kualitas demokrasi karena mengikuti perkembangan pembentukan sikap rakyat dan calon pemilih, yang lazimnya mengenal tokoh masyarakat.
(R028/C004)
"Setidaknya sejumlah pemimpin lokal telah membuktikan keberhasilannya mengelola penanggulangan masalah kehidupan masyarakat daerahnya," kata Arbi Sanit dalam diskusi Solusi Krisis Kepemimpinan Nasional bertema "Mencari Solusi Krisis Kepemimpinan Politik Indonesia" di Jakarta, Rabu.
Arbi Sanit menilai krisis rotasi dan regenerasi pemimpin nasional di era reformasi membuktikan kegagalan demokratisasi sistem partai dan sistem pemilu era reformasi.
Menurut dia, sistem kaderisasi parpol gagal mempersiapkan calon dan sistem pemilu gagal meluaskan potensi bakal calon pemimpin nasional.
Dia mengatakan inovasi mobilisasi pemimpin lokal ke tingkat nasional akan mempertahankan kualitas demokrasi dengan menapaki alur pencapresan yang dimulai dengan peningkatan tokoh masyarakat menjadi pemimpin politik, dan pemerintahan untuk selanjutnya menjadi bakal capres dan capres untuk akhirnya menjadi presiden.
Menurut dia dengan cara alternatif itu, juga akan mempertahankan kualitas demokrasi karena mengikuti perkembangan pembentukan sikap rakyat dan calon pemilih, yang lazimnya mengenal tokoh masyarakat.
(R028/C004)