Sampit, Kalteng, 9/6 (Antara) - DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah meminta otoritas Bandara H Asan Sampit memperhatikan kondisi landasan pacu bandara secara rutin bagi keamanan dan kenyamanan penerbangan.
"Aspal landasan pacu itu harus dipastikan aman karena ini menyangkut keselamatan manusia. Sebaiknya diantisipasi dengan cara pengecekan secara rutin," ujar anggota Komisi III DPRD Kabupaten Kotim, Yohanes Aridian di Sampit, Minggu.
Sebelumnya, awal pekan lalu Bandara H Asan Sampit ditutup untuk pesawat Boeing. Penutupan selama tiga hari itu terpaksa dilakukan karena aspal landasan pacu terkelupas sehingga panjang landasan yang tersisa rawan bagi lepas landas dan pendaratan pesawat Boeing.
Yohanes bersama anggota Komisi III lainnya Rabu lalu meninjau perbaikan landasan pacu bandara. Dia berharap meskipun penanganan sementara, kualitas perbaikan benar-benar bagus sehingga aman digunakan sampai ada perbaikan secara keseluruhan.
"Mudah-mudahan saja penanganan sementara ini juga bagus sehingga tidak cepat rusak. Kalau perbaikan secara keseluruhan sudah siap, kami minta segera dilaksanakan supaya landasan tidak rusak lagi," kata Yohanes.
Pelaksana Harian Kepala Bandara H Asan Sampit, Rudi Catur Wijanarko menjelaskan, sebelum diputuskan dibuka kembali, landasan pacu yang sudah selesai diperbaiki telah dilakukan uji kekuatan.
Setelah diyakini hasil perbaikan kuat dan aman untuk didarati maupun untuk lepas landas pesawat Boeing, barulah bandara kembali dibuka untuk pesawat berbadan besar.
Landasan yang mengalami kerusakan tersebut tahun ini memang sudah direncanakan diperbaiki, bahkan sudah dalam proses lelang. Untuk perbaikan ini dianggarkan Rp12 miliar yang bersumber dari APBN.
"Ini sudah penandatanganan kontrak, jadi mungkin tidak sampai sebulan ini sudah mulai dikerjakan. Kami berharap bisa segera dimulai sehingga tidak ada masalah seperti ini lagi karena mengganggu layanan kepada masyarakat," kata Rudi.
Dia mengatakan, struktur tanah berupa gambut, membuat kondisi landasannya labil sehingga aspal cepat bergelombang hingga akhirnya rusak. Idealnya, setiap tahun dilakukan pelapisan aspal, namun karena dana yang terbatas sulir dilakukan.
"Meski begitu kami selalu melakukan pemeriksaan rutin. Bila ada kerusakan yang rawan bagi keselamatan penerbangan, kami memutuskan menutup dulu sementara aktivitas bandara sampai perbaikan selesai," ucapnya.
(T.KR-NJI/B/S019/S019)
"Aspal landasan pacu itu harus dipastikan aman karena ini menyangkut keselamatan manusia. Sebaiknya diantisipasi dengan cara pengecekan secara rutin," ujar anggota Komisi III DPRD Kabupaten Kotim, Yohanes Aridian di Sampit, Minggu.
Sebelumnya, awal pekan lalu Bandara H Asan Sampit ditutup untuk pesawat Boeing. Penutupan selama tiga hari itu terpaksa dilakukan karena aspal landasan pacu terkelupas sehingga panjang landasan yang tersisa rawan bagi lepas landas dan pendaratan pesawat Boeing.
Yohanes bersama anggota Komisi III lainnya Rabu lalu meninjau perbaikan landasan pacu bandara. Dia berharap meskipun penanganan sementara, kualitas perbaikan benar-benar bagus sehingga aman digunakan sampai ada perbaikan secara keseluruhan.
"Mudah-mudahan saja penanganan sementara ini juga bagus sehingga tidak cepat rusak. Kalau perbaikan secara keseluruhan sudah siap, kami minta segera dilaksanakan supaya landasan tidak rusak lagi," kata Yohanes.
Pelaksana Harian Kepala Bandara H Asan Sampit, Rudi Catur Wijanarko menjelaskan, sebelum diputuskan dibuka kembali, landasan pacu yang sudah selesai diperbaiki telah dilakukan uji kekuatan.
Setelah diyakini hasil perbaikan kuat dan aman untuk didarati maupun untuk lepas landas pesawat Boeing, barulah bandara kembali dibuka untuk pesawat berbadan besar.
Landasan yang mengalami kerusakan tersebut tahun ini memang sudah direncanakan diperbaiki, bahkan sudah dalam proses lelang. Untuk perbaikan ini dianggarkan Rp12 miliar yang bersumber dari APBN.
"Ini sudah penandatanganan kontrak, jadi mungkin tidak sampai sebulan ini sudah mulai dikerjakan. Kami berharap bisa segera dimulai sehingga tidak ada masalah seperti ini lagi karena mengganggu layanan kepada masyarakat," kata Rudi.
Dia mengatakan, struktur tanah berupa gambut, membuat kondisi landasannya labil sehingga aspal cepat bergelombang hingga akhirnya rusak. Idealnya, setiap tahun dilakukan pelapisan aspal, namun karena dana yang terbatas sulir dilakukan.
"Meski begitu kami selalu melakukan pemeriksaan rutin. Bila ada kerusakan yang rawan bagi keselamatan penerbangan, kami memutuskan menutup dulu sementara aktivitas bandara sampai perbaikan selesai," ucapnya.
(T.KR-NJI/B/S019/S019)