Muara Teweh, 8/9 (Antara) - Sungai Barito di wilayah Kabupaten Barito Utara, dan Murung Raya, Kalimantan Tengah, saat ini sudah bisa dilewati kapal bertonase besar, setelah debit air mulai naik menyusul hujan yang turun beberapa hari terakhir ini.
"Sejak Sabtu (7/9) siang sejumlah kapal dan tongkang bermuatan ribuan ton batu bara serta kosong mulai berlayar ke hilir atau selatan," kata Petugas Teknis Lalu Lintas Sungai pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Barito Utara, Rizalfi di Muara Teweh, Minggu.
Naiknya debit air Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito sepanjang 900 kilometer yang bermuara di Kalimantan Selatan ini karena hujan mulai turun sejak beberapa hari terakhir di wilayah Kabupaten Barito Utara maupun Kabupaten Murung Raya yang terletak di wilayah hulu atau utara.
Puluhan kapal tarik (tug boat) dan tongkang kosong milik perusahaan batubara yang sempat tertahan dan kandas di pinggiran Sungai Barito kawasan Bukau Kecamatan Teweh Tengah dan tempat lainnya kini sebagian mulai berlayar ke hulu.
"Ketinggian air mulai naik, kini dapat dilayari tongkang berkapasitas muatan batubara di atas 3.000 ton," katanya.
Menurut dia, tongkang yang berlayar mengangkut batubara masih belum banyak, karena saat ini masih menunggu antrean di pelabuhan khusus (stock file) untuk memuat batubara.
"Ribuan ton batubara yang sempat menumpuk karena air sungai surut kini mulai terangkut," ujar Rizalfi.
Skala tinggi air (STA) di Muara Teweh pada Minggu (8/9) pagi berada diangka 7,90 meter yang menunjukkan ketinggian air lebih aman untuk transportasi sungai khususnya kapal bertonase besar.
Kepala Kelompok Tenaga Teknis pada Stasiun Meteorologi Beringin Muara Teweh, Sunardi mengatakan kalau melihat siklus musim saat ini di wilayah Kabupaten Barito Utara semestinya masih memasuki musim kemarau.
"Namun saat ini tingkat curah hujan dalam sepekan terakhir bulan September 2013 sekitar 47,6 milimeter yang menunjukan masih normal," ujarnya.
Naiknya debit air Sungai Barito ini selain hujan turun di wilayah Kabupaten Barito Utara juga terjadi di pedalaman Sungai Barito di Kabupaten Murung Raya yang tingkat curah hujannya lebih tinggi.
(T.K009/B/R010/R010)
"Sejak Sabtu (7/9) siang sejumlah kapal dan tongkang bermuatan ribuan ton batu bara serta kosong mulai berlayar ke hilir atau selatan," kata Petugas Teknis Lalu Lintas Sungai pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Barito Utara, Rizalfi di Muara Teweh, Minggu.
Naiknya debit air Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito sepanjang 900 kilometer yang bermuara di Kalimantan Selatan ini karena hujan mulai turun sejak beberapa hari terakhir di wilayah Kabupaten Barito Utara maupun Kabupaten Murung Raya yang terletak di wilayah hulu atau utara.
Puluhan kapal tarik (tug boat) dan tongkang kosong milik perusahaan batubara yang sempat tertahan dan kandas di pinggiran Sungai Barito kawasan Bukau Kecamatan Teweh Tengah dan tempat lainnya kini sebagian mulai berlayar ke hulu.
"Ketinggian air mulai naik, kini dapat dilayari tongkang berkapasitas muatan batubara di atas 3.000 ton," katanya.
Menurut dia, tongkang yang berlayar mengangkut batubara masih belum banyak, karena saat ini masih menunggu antrean di pelabuhan khusus (stock file) untuk memuat batubara.
"Ribuan ton batubara yang sempat menumpuk karena air sungai surut kini mulai terangkut," ujar Rizalfi.
Skala tinggi air (STA) di Muara Teweh pada Minggu (8/9) pagi berada diangka 7,90 meter yang menunjukkan ketinggian air lebih aman untuk transportasi sungai khususnya kapal bertonase besar.
Kepala Kelompok Tenaga Teknis pada Stasiun Meteorologi Beringin Muara Teweh, Sunardi mengatakan kalau melihat siklus musim saat ini di wilayah Kabupaten Barito Utara semestinya masih memasuki musim kemarau.
"Namun saat ini tingkat curah hujan dalam sepekan terakhir bulan September 2013 sekitar 47,6 milimeter yang menunjukan masih normal," ujarnya.
Naiknya debit air Sungai Barito ini selain hujan turun di wilayah Kabupaten Barito Utara juga terjadi di pedalaman Sungai Barito di Kabupaten Murung Raya yang tingkat curah hujannya lebih tinggi.
(T.K009/B/R010/R010)