Malaysia-Tiongkok-Australia Bahas Pencarian MH370

Senin, 5 Mei 2014 12:45 WIB

Canberra (ANTARA News) - Pembicaraan tiga-pihak tingkat menteri antara Tiongkok, Malaysia dan Australia mengenai pencarian pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 yang hilang dimulai di Gedung Parlemen di Canberra, Australia, Senin pagi.

Penjabat Menteri Transportasi Malaysia Hishamuddin Hussein mengatakan wartawan bahwa ia berharap pertemuan itu akan menetapkan struktur pencarian pada masa depan.

"Kami sekarang akan melakukan pencarian laut dalam yang memerlukan aset khusus," katanya sebelum menghadiri pertemuan itu.

Ia menambahkan banyak negara mau ikut dalam operasi pencarian tersebut.

Namun ia menolak untuk mengomentari apakah pertemuan itu akan menetapkan kerangka waktu bagi pencarian tersebut. Hishamuddin hanya mengatakan agendanya sangat luas.

"Kenyataan bahwa tiga delegasi, delegasi besar, duduk bersama dan sangat ingin melakukan pencarian tahap berikutnya, sudah merupakan prestasi yang sangat besar," katanya seperti dilansir kantor berita Xinhua.

Menteri Transportasi Tiongkok Yang Chuantang memimpin delegasi Tiongkok serta Wakil Perdana Menteri Australia Warren Truss dan Kepala Pusat Koordinasi Lembaga Gabungan (Joint Agency Coordination Center/JACC) Angus Houston memimpin delegasi Australia dalam pertemuan itu.

Pada Rabu (30/4), JACC menyatakan pencarian pesawat MH370 mulai memasuki tahap baru dan akan beralih ke pencarian intensif bawah laut selama beberapa pekan berikutnya.

JACC menyatakan kapal selam tanpa awak Bluefin-21, yang hingga akhir April telah menyelesaikan 16 misi pencarian dengan menyisiri daerah pencarian 314 kilometer persegi yang dibuat oleh Towed Pinger Locator, akan terus melakukan pencarian di daerah yang berdekatan.

Ocean Shield akan tetap berada di stasiun yang mendukung kegiatan pencarian Bluefin-21 dan kapal Angkatan Udara Kerajaan Australia AP-3C Orion juga tetap siaga di Perth.

Pesawat Boeing 737 MH370 yang terbang dari Kuala Lumpur (Malaysia) ke Beijing (Tiongkok) mengangkut 239 penumpang dan awak hilang pada 8 Maret 2014.

Malaysia menyatakan penerbangan pesawat itu berakhir di Samudera Hindia. Operasi pencarian yang dilakukan sampai sekarang belum berhasil menemukan puing pesawat tersebut.

Tim gabungan internasional masih percaya bahwa pesawat yang hilang tersebut terakhir berada di bagian selatan sudut pencarian.

(Uu.C003)

Pewarta :
Editor : Ronny
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Imigrasi Palangka Raya deportasi WNA Tiongkok langgar izin tinggal

14 September 2024 10:21 Wib

BPS sebut impor pakaian jadi dari Tiongkok menurun dalam tujuh bulan

15 August 2024 14:14 Wib

Teras Narang: Kerja sama RI-RRT kembangkan pertanian di Kalteng patut diapresiasi

24 April 2024 14:22 Wib

Harga emas turun saat Tiongkok sedang jalani Tahun Baru Imlek

13 February 2024 8:10 Wib

Imigrasi Sampit deportasi dua orang Warga Negara Tiongkok

26 July 2023 15:21 Wib, 2023
Terpopuler

Kedubes Arab Saudi kembali berangkatkan 50 WNI umrah gratis

Kabar Daerah - 21 November 2024 19:48 Wib

Disarpustaka Kapuas gencar sosialisasikan akreditasi perpustakaan sekolah

Kabar Daerah - 22 November 2024 15:47 Wib

Harga emas melonjak hingga capai Rp1,541 juta per gram

Bisnis - 23 November 2024 13:51 Wib

Veronica Tan sebut pentingnya mengubah paradigma pengajaran PAUD

Kabar Daerah - 24 November 2024 17:10 Wib

Sebanyak 7.200 personel gabungan siap amankan pilkada di Kalteng

Kabar Daerah - 25 November 2024 17:13 Wib