Nanga Bulik (Antara Kalteng) - Masyarakat Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah, diwajibkan menanami pohon gaharu untuk "deposito" masa depan karena harga dan pemasaran kayu ini tidak pernah murah dalam beberapa dekade terakhir.

Bupati Lamandau Ir Marukan melalui Kabag Humas Setda Imanuel di Nanga Bulik, Selasa, mengatakan, anjuran menanami pohon gaharu itu dimaksudksn untuk menjadi simpanan jangka panjang bagi masyarakat guna memenuni kebutuhan hidupnya di masa mendatang.

"Kami nengharapkan masyarakat memperbanyak deposito sebagai persiapan masa depan. Dengan menanami kayu gaharu berarti mereka sudah menyiapkan masa depan. Selama ini masyarakat kami sudah memiliki ATM setelah kebun karet dan kelapa sawit menghasilkan," katanya.

Gagasan menanam pohon gaharu itu sudah dikampanyekan Bupati Marukan beberapa tahun silam di daerah yang dimekarkan sekitar 12 tahun tersebut dengan kuas tanaman saat ini menurut data dari Dinas Perkebunan setempat mencapai 721 hektare atau 721.723 batang.

Kayu gaharu merupakan tanaman yang mudah tumbuh di kabupaten yang dimekarkan satu kecamatan, yakni kecamatan Bulik, kini terbagi menjadi delapan kecamatan itu berbatasan langsung dengan Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) tersebut.

Untuk mendukung program budidaya gaharu, tambah Imanuel, Bupati Marukan membagikan 20 batang bibit gaharu kepada masyarakat di seluruh desa yang berdomisili di delapan kecamatan dengan jumlah kepala keluarga sekarang diperkirakan sekitar 78 ribu di kabupaten tersebut.

"Kami juga ikut mendukung program menanami kayu gaharu. Di belakang kantor kami ada tanaman gaharu sebagai wujud dukungan instansi pemerintah atas anjuran Bupati Marukan. Setiap dinas diwajibkan menanami 20 batang, namun kami menanam sekitar 150 batang," kata kepala Dinas Pendidikan Lidan.

Seorang petani Thamrin yang ditemui di kebun karet yang dipadukan dengan tanaman gaharu mengatakan, harga kayu gaharu sekarang mencapai Rp30 juta/Kg dengan kualitas biasa, namun jika kualitasnya baik maka harganya bisa mencapai Rp50 juta-Rp60 juta/Kg.

"Kayu gaharu ini sudah berumur sekitar 4-5 tahun. Dalam hitungan dua tahun ke depan sudah bisa panen. Saya hanya tanam sekitar 2.000 batang di lahan seluas dua hektare. Saya tanam di sela-sela tanaman karet. Gaharu bagus dijadikan tanaman tunpang sari," katanya.



(T.S019/B/Z002/Z002)

Pewarta :
Editor : Ronny
Copyright © ANTARA 2025