Kuala Pembuang (Antara Kalteng) - Warga empat desa di Kecamatan Danau Sembuluh, Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah, mengeluhkan pencemaran limbah ke Sungai Seruyan yang diduga dilakukan pabrik pengolahan sawit (crude palm oil) di wilayah itu.

"Untuk desa yang terkena dampak dari limbah sawit ini adalah Desa Tanjung Hanau, Desa Banua Usang, Desa Paren dan Desa Ulak Batu," kata Kepala Desa Paren, Yusran di Kuala Pembuang, Selasa.

Menurut dia, kini warga mulai resah akibat kesulitan mendapatkan air akibat sungai yang tercemar, jangankan minum, untuk mandi atau sekedar mencuci pakaian juga tidak bisa, air sungai yang biasa mereka konsumsi kini berubah menjadi kehitaman.

"Ada warga yang mencoba mandi dengan air tersebut, ternyata terserang gatal-gatal, jadi sekarang kami tidak bisa mendapatkan air bersih, jangankan untuk memasak, untuk mandi atau keperluan lain juga tidak ada, sebab satu-satunya sumber air yang kami gunakan adalah air Sungai Seruyan," ujarnya.

Menurut dia, limbah tersebut, diduga berasal dari pabrik PT Sawit Mas Nugraha Perdana yang berlokasi di daerah Dukuh Kahui atau Desa Parang Batang Kecamatan Hanau.

Kondisi terparah terjadi Kamis (6/11) dan Sabtu (8/11) lalu, air Sungai seruyan berubah menjadi hitam, bila digunakan untuk mandi, badan menjadi gatal dan jika diminum sakit perut.

"Masyarakat setempat setiap hari mengkomsumsi air minum atau untuk memasak mengambil air Sungai Seruyan, tetapi kalau sudah seperti ini kita tidak tahu lagi harus bagaimana," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Seruyan Sugian Noor yang menerima informasi terkait dugaan pencemaran itu mengatakan, pihaknya akan segera berangkat ke lokasi untuk melakukan pengecekan di lapangan, dan untuk saat ini ia belum berani memastikan dari mana sumber limbah berasal.

"Info yang kami terima, air sungai di Desa Paring Raya dan Parang Batang juga hitam, jadi kemungkinan besar apabila tidak di Sawit Mas, maka sumber limbah berasal dari perusahaan di atasnya," katanya.




(T.KR-JWM/B/F003/F003)

Pewarta : Fahrian Adriannoor
Editor : Ronny
Copyright © ANTARA 2024

Terkait
Terpopuler