Sampit (Antara Kalteng) - Ratusan umat Islam di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah terlihat khusyuk melaksanakan shalat istisqa di halaman Masjid Agung Al Falah, meminta Allah menurunkan hujan agar kekeringan segera berakhir.
"Ampuni dosa kami Ya Allah, jika ini adalah teguran dari-Mu. Kami memohon turunkan hujan, khususnya di Kotim dan di Indonesia secara keseluruhan. Hindarkan kami dari bencana kekeringan dan kebakaran," ucap ustaz Acil Saidi yang dipercaya menyampaikan khutbah shalat istisqa, Sabtu pagi.
Shalat minta hujan yang digelar sekitar pukul 07:00 WIB diikuti masyarakat dari berbagai kalangan, termasuk para pelajar dari sejumlah sekolah di Sampit. Tampak hadir Wakil Bupati HM Taufiq Mukri dan sejumlah pimpinan satuan kerja perangkat daerah setempat.
Acara dimulai dengan zikir bersama dipimpin ustaz Syarifudin. Saat zikir bersama yang disertai tobat, tidak sedikit jamaah yang terlihat terharu bahkan meneteskan air mata. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan shalat istisqa yang dipimpin ustaz Fauzan Nurdin yang merupakan salah satu imam masjid tersebut.
"Sebagai umat Islam, kita diajarkan tentang tata cara salat meminta hujan. Kita berdoa bersama-sama agar Allah menurunkan hujan supaya kekeringan ini bisa segera berakhir," harap Syarifudin.
Dia mengajak jamaah dan seluruh masyarakat mengintrospeksi diri karena bencana merupakan salah satu bentuk teguran dan cobaan dari Allah. Kondisi yang terjadi saat ini bisa saja sebagai bentuk teguran Allah karena banyak kelalaian yang telah dilakukan manusia.
Sudah sebulan terakhir curah hujan di Kotim menurun drastis. Tiga kecamatan di kawasan Selatan yakni Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut, bahkan dilanda krisis air bersih sehingga harus dipasok dari Sampit. Kekeringan juga membuat kebakaran lahan makin marak dan menimbulkan kabut asap.
Masyarakat sangat berharap hujan segera turun agar kekeringan dan kebakaran lahan segera berakhir. Shalat istisqa menjadi harapan masyarakat agar Tuhan segera menurunkan hujan.
"Ampuni dosa kami Ya Allah, jika ini adalah teguran dari-Mu. Kami memohon turunkan hujan, khususnya di Kotim dan di Indonesia secara keseluruhan. Hindarkan kami dari bencana kekeringan dan kebakaran," ucap ustaz Acil Saidi yang dipercaya menyampaikan khutbah shalat istisqa, Sabtu pagi.
Shalat minta hujan yang digelar sekitar pukul 07:00 WIB diikuti masyarakat dari berbagai kalangan, termasuk para pelajar dari sejumlah sekolah di Sampit. Tampak hadir Wakil Bupati HM Taufiq Mukri dan sejumlah pimpinan satuan kerja perangkat daerah setempat.
Acara dimulai dengan zikir bersama dipimpin ustaz Syarifudin. Saat zikir bersama yang disertai tobat, tidak sedikit jamaah yang terlihat terharu bahkan meneteskan air mata. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan shalat istisqa yang dipimpin ustaz Fauzan Nurdin yang merupakan salah satu imam masjid tersebut.
"Sebagai umat Islam, kita diajarkan tentang tata cara salat meminta hujan. Kita berdoa bersama-sama agar Allah menurunkan hujan supaya kekeringan ini bisa segera berakhir," harap Syarifudin.
Dia mengajak jamaah dan seluruh masyarakat mengintrospeksi diri karena bencana merupakan salah satu bentuk teguran dan cobaan dari Allah. Kondisi yang terjadi saat ini bisa saja sebagai bentuk teguran Allah karena banyak kelalaian yang telah dilakukan manusia.
Sudah sebulan terakhir curah hujan di Kotim menurun drastis. Tiga kecamatan di kawasan Selatan yakni Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut, bahkan dilanda krisis air bersih sehingga harus dipasok dari Sampit. Kekeringan juga membuat kebakaran lahan makin marak dan menimbulkan kabut asap.
Masyarakat sangat berharap hujan segera turun agar kekeringan dan kebakaran lahan segera berakhir. Shalat istisqa menjadi harapan masyarakat agar Tuhan segera menurunkan hujan.