Palangka Raya (Antara Kalteng) - Pemerintah Kota Palangka Raya menggandeng Universitas Muhammadiyah Palangkaraya dalam pengembangan pertanian bioindustri kemiri sunan, yang tahap percobaan ditanam 5.000 hektare di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDT) di Kecamatan Rakumpit berbatasan dengan Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah.
Anggota Tim Pengembangan Pertanian Kemiri Sunan Siti Maimunah di Palangka Raya, Kamis mengatakan program Pengembangan Pertanian Bioindustri Kemiri Sunan (Aleurites trisperma) di lahan gambut mendapat dukungan awal dari Kementrian Pertanian yang membiayai Kebun Penelitian dan Percobaan (KP2) di hutan pendidikan UM Palangkaraya.
KP2 di hutan KHDK yang merupakan pemberian hak pengelolaan hutan oleh Menteri Kehutanan saat dijabat Zulkifli Hasan kepada pihak UM Palangkaraya sejak tahun 2014 itu dilakukan beberapa kegiatan jangka pendek hingga jangka panjang berupa mengkaji kemungkinan pengembangan tanaman Kemiri Sunan sebagai Bioenergi pada lahan gambut.
Pada tahun pertama meliputi tiga penelitian pendahuluan yaitu membuat model bioindustri kemiri sunan secara menyeluruh sebagai suatu siklus tertutup berkesinambungan dan lestari, mengkaji karakterisasi dan pemetaan kesesuaian agroekologi, memilih provenan, uji genetik dan pembuatan demplot uji genetik kemiri sunan.
Penelitian juga untuk mengetahui pengaruh genangan pada pertumbuhan kemiri sunan, meneliti kesuburan tanah dan pemupukan pada kemiri sunan, membuat pola agroforestry pada penanaman kemiri sunan, serta mengkaji pendahuluan sosial ekonomi model pertanian bioindustri kemiri sunan di lahan gambut.
Siti Maimunah yang juga Dekan Fakultas Pertanian dan Kehutanan UM Palangkaraya itu menambah kegiatan jangka panjang membuat model pengembangan pertanian bioindustri berbasis kemiri sunan di lahan gambut.
Latar belakang penelitian pengembangan pertanian biodisel kemiri sunan merupakan rangkaian penelitian untuk mencari sumber daya energi yang terbaharukan untuk menggantikan peran bahan bakar fosil yang hampir habis.
Dengan menggunakan biodiesel seperti pada kemiri sunan, jarak, shorgum dan bahan baku energi lainnya, kemiri sunan telah digunakan sebagai biodiesel secara tradisional sejak zaman dahulu dengan pengolahan yang sangat sederhana.
Pola pemilihan kemiri Sunan dapat dijadikan model untuk rehabilitasi lahan kritis karena habitus berupa pohon dan mudah beradaptasi terhadap lingkungan. Pengembangan kemiri sunan telah dilakukan di Jawa dengan jenis tanah mineral, dan perlu pengkajian terhadap kesesuaian tumbuhnya di lahan gambut sesuai dengan kondisi lahan di Provinsi Kalimantan Tengah yang sebagian besar adalah lahan gambut, katanya.
Uji kelayakan
Metodologi yang digunakan yaitu melaksanakan penelitian berkaitan dengan uji kelayakan tumbuh dan pola budidaya kemiri Sunan, analisa tanah, pola penanaman secara tumpangsari pada kawasan agroforestry di hutan pendidikan untuk plot model dan contoh budidaya masyarakat pada zona penyangga bekas tambang dan ladang berpindah.
Selanjutnya dilakukan kajian adaptif untuk masyarakat seperti penyuluhan kepada masyarakat dan pelatihan pada masyarakat untuk persiapan penanaman secara komersial, studi sosial ekonomi masyarakat, pengolahan hasil, kajian managemen ekonomi masyarakat petani kemiri sunan dan pembuatan wadah perekonomian seperti koperasi untuk petani kemiri sunan.
Output yang diharapkan menciptakan model pengembangan pertanian bioindustri berbasis kemiri sunan sebagai sumber pendapatan baru untuk masyarakat yang berkelanjutan di sekitar kawasan htan pendidikan yang ramah lingkungan dengan merusak hutan, kata Siti Maimunah yang juga pegiat lingkungan hidup di Tanah Air.
Anggota Tim Pengembangan Pertanian Kemiri Sunan Siti Maimunah di Palangka Raya, Kamis mengatakan program Pengembangan Pertanian Bioindustri Kemiri Sunan (Aleurites trisperma) di lahan gambut mendapat dukungan awal dari Kementrian Pertanian yang membiayai Kebun Penelitian dan Percobaan (KP2) di hutan pendidikan UM Palangkaraya.
KP2 di hutan KHDK yang merupakan pemberian hak pengelolaan hutan oleh Menteri Kehutanan saat dijabat Zulkifli Hasan kepada pihak UM Palangkaraya sejak tahun 2014 itu dilakukan beberapa kegiatan jangka pendek hingga jangka panjang berupa mengkaji kemungkinan pengembangan tanaman Kemiri Sunan sebagai Bioenergi pada lahan gambut.
Pada tahun pertama meliputi tiga penelitian pendahuluan yaitu membuat model bioindustri kemiri sunan secara menyeluruh sebagai suatu siklus tertutup berkesinambungan dan lestari, mengkaji karakterisasi dan pemetaan kesesuaian agroekologi, memilih provenan, uji genetik dan pembuatan demplot uji genetik kemiri sunan.
Penelitian juga untuk mengetahui pengaruh genangan pada pertumbuhan kemiri sunan, meneliti kesuburan tanah dan pemupukan pada kemiri sunan, membuat pola agroforestry pada penanaman kemiri sunan, serta mengkaji pendahuluan sosial ekonomi model pertanian bioindustri kemiri sunan di lahan gambut.
Siti Maimunah yang juga Dekan Fakultas Pertanian dan Kehutanan UM Palangkaraya itu menambah kegiatan jangka panjang membuat model pengembangan pertanian bioindustri berbasis kemiri sunan di lahan gambut.
Latar belakang penelitian pengembangan pertanian biodisel kemiri sunan merupakan rangkaian penelitian untuk mencari sumber daya energi yang terbaharukan untuk menggantikan peran bahan bakar fosil yang hampir habis.
Dengan menggunakan biodiesel seperti pada kemiri sunan, jarak, shorgum dan bahan baku energi lainnya, kemiri sunan telah digunakan sebagai biodiesel secara tradisional sejak zaman dahulu dengan pengolahan yang sangat sederhana.
Pola pemilihan kemiri Sunan dapat dijadikan model untuk rehabilitasi lahan kritis karena habitus berupa pohon dan mudah beradaptasi terhadap lingkungan. Pengembangan kemiri sunan telah dilakukan di Jawa dengan jenis tanah mineral, dan perlu pengkajian terhadap kesesuaian tumbuhnya di lahan gambut sesuai dengan kondisi lahan di Provinsi Kalimantan Tengah yang sebagian besar adalah lahan gambut, katanya.
Uji kelayakan
Metodologi yang digunakan yaitu melaksanakan penelitian berkaitan dengan uji kelayakan tumbuh dan pola budidaya kemiri Sunan, analisa tanah, pola penanaman secara tumpangsari pada kawasan agroforestry di hutan pendidikan untuk plot model dan contoh budidaya masyarakat pada zona penyangga bekas tambang dan ladang berpindah.
Selanjutnya dilakukan kajian adaptif untuk masyarakat seperti penyuluhan kepada masyarakat dan pelatihan pada masyarakat untuk persiapan penanaman secara komersial, studi sosial ekonomi masyarakat, pengolahan hasil, kajian managemen ekonomi masyarakat petani kemiri sunan dan pembuatan wadah perekonomian seperti koperasi untuk petani kemiri sunan.
Output yang diharapkan menciptakan model pengembangan pertanian bioindustri berbasis kemiri sunan sebagai sumber pendapatan baru untuk masyarakat yang berkelanjutan di sekitar kawasan htan pendidikan yang ramah lingkungan dengan merusak hutan, kata Siti Maimunah yang juga pegiat lingkungan hidup di Tanah Air.