Palangka Raya (Antara Kalteng) - Kader PDIP yang Sabtu pagi dipukul dan dikejar sekelompok orang di Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah, dievakuasi ke Palangka Raya agar situasi keamanan menjelang Pemilihan Gubernur 27 Januari tetap kondusif.

Evakuasi dilakukan bukan karena gentar melainkan untuk mendinginkan suasana yang memanas, kata Kordinator Gugus Tugas Pemenangan dari DPP PDIP Deddy Yevri Sitorus di Palangaka Raya, Minggu, saat menyambut Panji dan Jeffry, korban pemukulan dan pengejaran sekelompok orang.

"Kalau kekerasan dilawan dengan kekerasan, yang rugi justru rakyat Kalteng. Suasana yang sudah damai dan tentram jangan sampai dirusak oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Kami lebih memilih melaporkan aksi kekerasan tersebut ke aparat kepolisian. Kami yakin aparat kepolisian serius menindaklanjuti dan memproses permasalahan ini sampai tuntas," ucapnya.

Ia mengajak seluruh elemen masyarakat melawan aksi premanisme dan intimidasi yang semakin gencar dilakukan oknum tertentu mendekapi pemungutan suara.

Menurut dia, aparat Polri dan TNI akan bekerja secara optimal mengamankan Pilkada Kalteng.

Dia mengatakan Pilkada Kalteng menjadi pertaruhan penting nama baik Polri, TNI, Komisi Pemilihan Umum maupun Badan Pengawas Pemilu setelah tertunda.

"Pilkada Kalteng ini menjadi sorotan Pemerintah Pusat bahkan seluruh Indonesia karena ketertundaan itu. Jadi, masyarakat Kalteng jangan takut masyarakat Kalteng datang ke TPS untuk menggunakan suaranya. Mari kita lawan segala bentuk premanisme dan intimidasi ini," kata Deddy.

Sementara itu Ketua DPD PDI Perjuangan Kalteng Renhard Atu Narang memastikan tidak akan melakukan tindakan balasan dan justru menganggap pemukulan serta pengejaran tersebut menjadi motivasi bagi para kader dan simpatisan untuk memenangkan paslon nomor urut dua Willy M Yoseph-Wahyudi K Anwar.

"Pemukulan itu tindakan tidak terpuji. Buat apa kita melawan kekerasan dengan kekerasan. Kami tunjukkan kepada rakyat Kalteng bahwa PDIP akan memenangkan Willy-Wahyudi secara konstitusional. Pasangan yang kami usung, berpengalaman, punya rekam jejak baik dan pasti mampu melanjutkan pembangunan Kalteng," kata Atu Narang.

Kader PDIP, Panji dan Jeffry yang menjadi korban pemukulan dan pengejaran tersebut diperintahkan DPP datang ke Kalteng untuk mengamankan saksi dan suara sekaligus memenangkan Willy-Wahyudi, khususnya di wilayah Kabupaten Lamandau.

Anggota Badan Pemenangan Pemilu DPP PDIP yang turut menjadi korban pengejaran, Jeffry sempat menanyakan kepada pengurus partai di Kabupaten Lamandau mengenai oknum pemukul dan pengejar dan mendapat jawaban bahwa mereka adalah relawan pasangan lain.

"Rekan saya, Panji, dipukul ketika masih di dalam mobil di Desa Sematu. Merasa terancam, sopir mobil kami langsung kabur meninggalkan. Saya yang duduk di belakang pindah ke depan dan menutup pintu. Saya langsung tancap gas, dan ternyata diikuti terus sampai Nanga Bulik, " ujarnya.

Dia menyebutkan bahwa permasalahan ini sudah dilaporkan ke Mapolres Lamandau. "

Pilgub Kalteng 27 Januari 2016 diikuti dua pasang calon, yakni nomor urut satu Sugianto Sabran-Habib Said Ismail, dan nomor urut dua Willy M Yoseph-Wahyudi K Anwar.



Pewarta : Jaya Wirawana Manurung
Editor : Ronny
Copyright © ANTARA 2024