Jakarta (ANTARA News) - Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) mengakui hasil pertandingan putaran kedua turnamen All England 2016 meleset dari target yang telah ditetapkan.
"Hasil ini harus kami terima dan wakil yang tersisa harus tetap fokus untuk mencapai target yang diharapkan. Kami menerima kegagalan dan bertanggung awab atas hasil ini," kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI Rexy Mainaky di Birmingham, Inggris, seperti dilansir PBSI dalam keterangan resmi yang diterima Antara di Jakarta, Jumat.
Indonesia menempatkan sepuluh wakil dalam turnamen tingkat superseries premier itu. Tetapi, hanya Praveen Jordan/Debby Susanto dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang lolos ke putaran perempat final.
Target PBSI meleset pascakekalahan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi pada putaran ke dua yang berlangsung di Birmingham, Inggris, Kamis malam waktu setempat.
Sementara pada nomor tunggal putri, Maria Febe Kusumastuti dan Linda Wenifanetri tumbang dari lawan-lawan mereka. Tommy Sugiarto yang turun pada nomor tunggal putra juga tersingkir pada pertandingan putaran kedua kejuaraan berhadiah total 550 ribu dolar AS itu.
Dua pasangan putri Anggia Shitta Awanda/Mahadewi Istirani Ni Ketut dan Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari terlibas pada pertandingan putaran ke dua oleh pasangan-pasangan unggulan asal Denmark dan Korea.
"Banyak wakil negara lain yang juga meleset dari target pada All England seperti Lee Chong Wei dan Chen Long. Hasil tidak terduga dari Indonesia adalah pertandingan Hendra/Ahsan dan Greysia/Nitya," ujar Rexy.
Namun, Rexy berharap kekalahan wakil-wakil Indonesia pada All England 2016 bukan halangan untuk tetap merebut poin Olimpiade.
"Seperti Greysia/Nitya, mereka semestinya telah mengawali All England dengan turnamen pemanasan di Jerman Terbuka 2016. Target mereka pada All England ini. Tetapi, mereka belum dapat mencapai target itu. Kami harus menyiapkan rencana lagi untuk mereka," kata Rexy.
Turnamen All England, lanjut Rexy, dapat menjadi cerminan pertarungan Olimpiade Rio 2016 menyusul tekanan permainan yang tidak terduga dari lawan-lawan non-unggulan.
"Hasil ini harus kami terima dan wakil yang tersisa harus tetap fokus untuk mencapai target yang diharapkan. Kami menerima kegagalan dan bertanggung awab atas hasil ini," kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI Rexy Mainaky di Birmingham, Inggris, seperti dilansir PBSI dalam keterangan resmi yang diterima Antara di Jakarta, Jumat.
Indonesia menempatkan sepuluh wakil dalam turnamen tingkat superseries premier itu. Tetapi, hanya Praveen Jordan/Debby Susanto dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang lolos ke putaran perempat final.
Target PBSI meleset pascakekalahan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi pada putaran ke dua yang berlangsung di Birmingham, Inggris, Kamis malam waktu setempat.
Sementara pada nomor tunggal putri, Maria Febe Kusumastuti dan Linda Wenifanetri tumbang dari lawan-lawan mereka. Tommy Sugiarto yang turun pada nomor tunggal putra juga tersingkir pada pertandingan putaran kedua kejuaraan berhadiah total 550 ribu dolar AS itu.
Dua pasangan putri Anggia Shitta Awanda/Mahadewi Istirani Ni Ketut dan Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari terlibas pada pertandingan putaran ke dua oleh pasangan-pasangan unggulan asal Denmark dan Korea.
"Banyak wakil negara lain yang juga meleset dari target pada All England seperti Lee Chong Wei dan Chen Long. Hasil tidak terduga dari Indonesia adalah pertandingan Hendra/Ahsan dan Greysia/Nitya," ujar Rexy.
Namun, Rexy berharap kekalahan wakil-wakil Indonesia pada All England 2016 bukan halangan untuk tetap merebut poin Olimpiade.
"Seperti Greysia/Nitya, mereka semestinya telah mengawali All England dengan turnamen pemanasan di Jerman Terbuka 2016. Target mereka pada All England ini. Tetapi, mereka belum dapat mencapai target itu. Kami harus menyiapkan rencana lagi untuk mereka," kata Rexy.
Turnamen All England, lanjut Rexy, dapat menjadi cerminan pertarungan Olimpiade Rio 2016 menyusul tekanan permainan yang tidak terduga dari lawan-lawan non-unggulan.