Palangka Raya (Antara Kalteng) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Tengah mengakui harga komoditi cabai merah di sejumlah pasar tradisional meningkat drastis, bahkan dua kali lipat dari biasanya.

Kenaikan tersebut karena curah hujan sebulan terakhir sangat tinggi sehingga berdampak pada hasil panen petani cabai, kata Kepala Disperindag Kalteng Susana Ria Aden melalui Kabid Perdagangan Dalam Negeri Ilham Fauzi di Palangka Raya, Selasa.

"Pasokan cabai dari Provinsi Kalimantan Selatan juga berkurang. Ternyata kondisi petani di Kalsel dan Kalteng sama-sama berkurang hasil panennya. Kita sedang berupaya mendatangkan dari Pulau Jawa agar harga cabai tidak terlalu tinggi," kata Fahmi.

Pantauan di sejumlah pasar tradisional Kota Palangka Raya, harga cabai merah mencapai Rp60 ribu/Kg atau naik 100 persen dari harga normal yang hanya sekitar Rp30 ribu/Kg. Sejumlah pedagang mengatakan, kenaikan harga cabai sudah terjadi dua pekan terakhir.

Fahmi menyebut informasi pihak pendistribusi cabai dari Kalsel, biasanya per hari bisa dibawa 15-20 karung (40-60 kg per karung). Namun, sekarang dalam sehari hanya mampu membawa sekitar 10 karung dan langsung dibagikan kepada pedagang.

"Pedagang yang mendapat jatah cabai itu juga harus terlebih dahulu memesan. Kondisinya, pesanan para pedagang tidak sesuai dengan yang diberikan distributor. Ini yang membuat kita berupaya keras agar pasokan cabai bisa didatangkan dari Pulau Jawa," kata Fahmi.

Secaera terpisah, pedagang cabai di Pasar Besar Palangka Raya, Nolinsa mengaku hanya mendapat 0,5/Kg/hari. Hal itu dilakukan karena harga cabai sangat mahal serta agar seluruh pedagang kebagian cabai.

"Kalau beli sehari paling cuma setengah kilogram saja, supaya bagi-bagi dengan pedagang lainnya. Saya juga tidak terlalu berani mengambil banyak, karena harganya tidak normal. Kalau langsung turun kan, saya rugi," kata Nolinsa.

Pedagang di Pasar Kahayan Kota Palangka Raya Nurmayati juga mengaku menjual cabai merah kecil seharga Rp60/Kg. Namun dia mendapat cabai tersebut hanya dari petani di Kalteng dan tidak memesan dari Banjarmasin.

"Biasanya mengambil dari petani di sini nggak ikutan pesan di Banjarmasin. Tetapi sekarang ini petani juga kehabisan, kadang ada kadang tidak. Tidak tahu apakah nanti ikutan memesan atau tidak. lihat kondisi saja," kata Nurmayati.

Pewarta : Jaya Wirawana Manurung
Editor : Ronny
Copyright © ANTARA 2024