Jakarta (Antara Kalteng) - Penangkapan Shailene Woodley baru-baru ini telah menyebar menjadi berita utama, tetapi aktris tersebut ingin memastikan bahwa tindakannya yang mendapat perhatian dunia adalah untuk alasan yang tepat.
Bintang film "The Divergent" itu pun mengungkapkan penangkapannya dalam sebuah esai "Kebenaran Tentang Penangkapan Saya" yang ia tulis untuk majalah Time. Di situ ia menjelaskan pentingnya protes damai yang ia lakukan dan meningkatkan kesadaran untuk apa yang masyarakat mungkin buta.
Pada tanggal 10 Oktober, aktris berusia 24 tahun tersebut memprotes pembangunan pipa minyak Dakota Access ketika ia awalnya ditangkap. Woodley mengaku tidak bersalah atas tuduhan pelanggaran pidana dan terlibat dalam kerusuhan.
Ia menjelaskan mengapa dia berdiri dalam solidaritas dengan penduduk asli Amerika pada Hari Masyarakat Adat, dan tingkat keparahan perlunya untuk melindungi sumber daya kita. Shailene juga menyebut orang Amerika mengeksploitasi tradisi asli Amerika tanpa menghormati budaya mereka.
"Kita memakai warisan mereka, totem suci mereka, sebagai hiasan dan dalam tren fashion, tetapi gagal untuk menghormati budaya mereka. Hiasan kepala, bulu, panah. Sepatu sandal (Moccasins), sage, manik-manik. Kau tahu apa yang saya bicarakan, Coachella. Berjalan di sekitar pasar loak akhir pekan ini, saya bahkan tidak bisa memberitahu Anda berapa referensi pribumi yang diadopsi barat," tulisnya.
"Kami membeli tenda plastik dari Toys-R-Us dan memasangnya di ruang keluarga kita untuk anak-anak bermain. Kami tumbuh dalam romantisme budaya asli, seni asli, sejarah asli ... tanpa mengetahui realitas asli."
Dia melanjutkan, "Perjanjian dirusak. Tanah dicuri. Bendungan dibangun. Daerah penampungan banjir. Orang-orang mengungsi. Namun kita gagal untuk menyadarinya. Kita gagal untuk mengakui. Kita gagal untuk bertindak," dan menunjukkan ironi sesungguhnya bahwa itu hanya dibawa ke permukaan setelah itu diambil oleh otoritas.
"Begitu banyak, sehingga itu membuat saya, seorang wanita kulit putih non-pribumi yang ditangkap pada 10 Oktober di North Dakota, pada Hari Masyarakat Adat, untuk membawa ini menjadi perhatian banyak orang. Dan untuk di garis depan dalam publikasi berita di seluruh dunia. Pada hari saya ditahan, 26 orang lain juga harus berpakaian oranye, karena mereka ditahan di Morton County jail. Apakah Anda mendengar tentang mereka? "
Apapun, Shailene yang juga dikenal sebagai pegiat lingkungan itu mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dukungan terhadapnya. "Saya menghargai semua dari Anda di luar sana yang mendukung saya ketika saya ditangkap. Saya kagum dan berterima kasih atas cinta Anda, doa-doa Anda dan tagar yang Anda buat."
Dia menyimpulkan, "Saya tidak takut. Saya tidak takut. Saya bersyukur, dan saya bangga bisa berdiri bersama begitu banyak prajurit perdamaian. Protes "Standing Rock" berakar dalam upacara dan doa. Saya ada di sana. Dan semua kisah ini tentang kerusuhan? Tonton saja streaming Facebook saya dan tanya diri Anda sendiri siapa yang terlihat lebih berbahaya? Polisi anti-huru hara dengan tongkat, atau nenek pribumi, dan anak-anak dengan asap daun sage dan melantunkan lagu.
"Terima kasih, untuk semua suku yang telah berkumpul. Untuk semua bangsa yang bergabung menjadi satu. Untuk semua orang yang tahu bahwa jika tidak kita, lalu siapa? Dan jika tidak sekarang, lalu kapan? Cukup sudah dengan sensasi penangkapan selebriti penangkapan tidak akan menyelamatkan dunia. Tapi, dengan berdiri bersama-sama itu akan terjadi. Mari kita bersama-sama dalam solidaritas dengan orang-orang Sioux dari Standing Rock Reservation untuk memastikan bahwa kita masih memiliki sungai untuk berenang, air untuk minum dari dan danau yang masih mengapung. Akan kah Anda bergabung dengan kami?"
Bintang film "The Divergent" itu pun mengungkapkan penangkapannya dalam sebuah esai "Kebenaran Tentang Penangkapan Saya" yang ia tulis untuk majalah Time. Di situ ia menjelaskan pentingnya protes damai yang ia lakukan dan meningkatkan kesadaran untuk apa yang masyarakat mungkin buta.
Pada tanggal 10 Oktober, aktris berusia 24 tahun tersebut memprotes pembangunan pipa minyak Dakota Access ketika ia awalnya ditangkap. Woodley mengaku tidak bersalah atas tuduhan pelanggaran pidana dan terlibat dalam kerusuhan.
Ia menjelaskan mengapa dia berdiri dalam solidaritas dengan penduduk asli Amerika pada Hari Masyarakat Adat, dan tingkat keparahan perlunya untuk melindungi sumber daya kita. Shailene juga menyebut orang Amerika mengeksploitasi tradisi asli Amerika tanpa menghormati budaya mereka.
"Kita memakai warisan mereka, totem suci mereka, sebagai hiasan dan dalam tren fashion, tetapi gagal untuk menghormati budaya mereka. Hiasan kepala, bulu, panah. Sepatu sandal (Moccasins), sage, manik-manik. Kau tahu apa yang saya bicarakan, Coachella. Berjalan di sekitar pasar loak akhir pekan ini, saya bahkan tidak bisa memberitahu Anda berapa referensi pribumi yang diadopsi barat," tulisnya.
"Kami membeli tenda plastik dari Toys-R-Us dan memasangnya di ruang keluarga kita untuk anak-anak bermain. Kami tumbuh dalam romantisme budaya asli, seni asli, sejarah asli ... tanpa mengetahui realitas asli."
Dia melanjutkan, "Perjanjian dirusak. Tanah dicuri. Bendungan dibangun. Daerah penampungan banjir. Orang-orang mengungsi. Namun kita gagal untuk menyadarinya. Kita gagal untuk mengakui. Kita gagal untuk bertindak," dan menunjukkan ironi sesungguhnya bahwa itu hanya dibawa ke permukaan setelah itu diambil oleh otoritas.
"Begitu banyak, sehingga itu membuat saya, seorang wanita kulit putih non-pribumi yang ditangkap pada 10 Oktober di North Dakota, pada Hari Masyarakat Adat, untuk membawa ini menjadi perhatian banyak orang. Dan untuk di garis depan dalam publikasi berita di seluruh dunia. Pada hari saya ditahan, 26 orang lain juga harus berpakaian oranye, karena mereka ditahan di Morton County jail. Apakah Anda mendengar tentang mereka? "
Apapun, Shailene yang juga dikenal sebagai pegiat lingkungan itu mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dukungan terhadapnya. "Saya menghargai semua dari Anda di luar sana yang mendukung saya ketika saya ditangkap. Saya kagum dan berterima kasih atas cinta Anda, doa-doa Anda dan tagar yang Anda buat."
Dia menyimpulkan, "Saya tidak takut. Saya tidak takut. Saya bersyukur, dan saya bangga bisa berdiri bersama begitu banyak prajurit perdamaian. Protes "Standing Rock" berakar dalam upacara dan doa. Saya ada di sana. Dan semua kisah ini tentang kerusuhan? Tonton saja streaming Facebook saya dan tanya diri Anda sendiri siapa yang terlihat lebih berbahaya? Polisi anti-huru hara dengan tongkat, atau nenek pribumi, dan anak-anak dengan asap daun sage dan melantunkan lagu.
"Terima kasih, untuk semua suku yang telah berkumpul. Untuk semua bangsa yang bergabung menjadi satu. Untuk semua orang yang tahu bahwa jika tidak kita, lalu siapa? Dan jika tidak sekarang, lalu kapan? Cukup sudah dengan sensasi penangkapan selebriti penangkapan tidak akan menyelamatkan dunia. Tapi, dengan berdiri bersama-sama itu akan terjadi. Mari kita bersama-sama dalam solidaritas dengan orang-orang Sioux dari Standing Rock Reservation untuk memastikan bahwa kita masih memiliki sungai untuk berenang, air untuk minum dari dan danau yang masih mengapung. Akan kah Anda bergabung dengan kami?"
Penerjemah: Monalisa