Pulang Pisau (Antara Kalteng) - Rusaknya jalan poros di daerah Desa Blanti Kecamatan Pandih Batu yang berubah menjadi bubur saat musim penghujan yang diunggah di facebook oleh pemilik akun Rahmad Aprilliyo Svt untuk mendapatkan perhatian pemerintah setempat dan Gubernur Kalimantan Tengah.


Dalam akun Rahmad Aprilliyo Svt tersebut menyebutkan bahwa warga Desa Blanti yang disebut kami dari dulu belum pernah merasakan bukti nyata pembangunan dalam akses jalan, menuai pro dan kontra. Banyak pihak setuju bahwa upaya perbaikan jalan itu agar secepatnya dilaksanakan. 


Bagi yang kontra menyebutkan pemilik akun tersebut berasal dari Kota Palangka Raya sehingga tidak mengetahui secara rinci kondisi lapangan dan tidak mengetahui pasti sejauhmana upaya yang telah dilakukan terhadap penanganan jalan tersebut.


Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Rustam Ahmidie melalui Kasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan, Gusti Donna saat dikonfirmasi terkait penanganan jalan tersebut (5/3) mengungkapkan bahwa jalan tersebut sudah mulai ditangani sejak 12 Februari 2017 lalu untuk membuat jalan yang menjadi akses utama itu bisa dilalui oleh masyarakat.


"Curah hujan yang begitu tinggi di Desa Blanti membuat upaya penanganan tidak bisa dilakukan secara maksimal. Penanganan juga dilakukan sampai hari ini," kata Donna, Minggu. 


Penanganan jalan tersebut dilakukan melalui anggaran rutin DPU. Kondisi tanah yang badan jalan yang masih labil itu harus dilakukan perbaikan permukaan exisiting dengan menghamparkan kenopel galam terlebih dahulu untuk mengurangi lumpur bawa jalan naik ke atas permukaan.


Pemadatan, terang Donna, juga sudah dilakukan dengan mendatangkan excavator seberat 42 tonagar kenopel galam yang dihamparkan benar-benar mengunci dengan existing tanah dasar. Pada tanggal 2 Maret 2017, debit hujan kembali tinggi yang menggakibatkan genangan pada lokasi pekerjaan. Akibatnya, tanah yang ada di kiri kanan sebagai tanggul bercampur dengan tanah urug  sudah dihamparkan.


Menurut Donna, genangan lumpur yang bercampur dengan pasir urug tersebut akibatkan kendaraan roda 2 dan roda 4 melewatinya akan terasa berat di karnakan material yang ada adalah dominan pasir sehingga mengikat benda yang lewat diatasnya.


Penanganan dengan basecross pada jalan tersebut tidak bisa dilakukan karena jalan menuju desa tersebut tidak bisa dilalui. Penanganan kontruksi permukaan tanah dan pembuatan kanopel adalah upaya yang bisa dilakukan. Khusus Tahun 2017, jalan poros di Desa Blanti di anggarkan mencapai 2 Miliar dan proses pengerjaannya baru dilaksanakan bulan April atau Mei.


Kabid Bina Marga, Hargatin mengatakan pemerintah setempat tahun ini telah mengalokasikan anggaran mencapai lebih Rp19 miliar untuk penanganan jalan poros menuju Desa Blanti Siam hingga Desa Gadabung Kecamatan Pandih Batu.


"Penanganan jalan poros tersebut dimulai dari titik STI hingga menuju Desa Gadabung," kata Hargatin.


Hargatin juga mengakui beberapa ruas kondisi jalan poros tersebut pada musim penghujan ini mengalami kerusakan yang cukup parah sehingga banyak dikeluhkan oleh masyarakat khususnya pengguna jalan. Pemerintah juga setiap tahun mengalokasikan penanganan jalan secara bertahap.


Alokasi anggaran mencapai Rp19 miliar itu, terang Hargatin, sebagian digunakan untuk pengerasan dengan menggunakan Base C dan ada beberapa ruas jalan yang dilakukan pengaspalan. Untuk ruas jalan Desa Pantik-Desa Blanti Siam yang musim hujan ini kondisinya rusak parah, pemerintah setempat juga telah dialokasikan anggaran sekitar 3 Miliar untuk pengerasan dengan spesifikasi menggunakan Base C.


Pewarta : Adi waskito
Uploader : Ronny
Copyright © ANTARA 2025