Padang (Antara Kalteng) - Menteri Kesehatan Nila F Moeloek meminta jajaran Puskemas untuk lebih aktif melakukan pendekatan kepada keluarga di sekitar lokasi dalam rangka meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.
"Kementerian Kesehatan telah meluncurkan Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga (PIS-PK) guna mendukung gerakan masyarakat hidup sehat. Oleh sebab itu Puskesmas jangan diam saja, harus proaktif," kata dia di Padang, Senin.
Menkes menyampaikan hal itu usai Rapat Kerja Kesehatan Daerah Sumbar 2017 dengan tema "Mewujudkan Sumbar Sehat Melalui Implementasi Pendekatan Keluarga dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat" dihadiri Gubernur Sumbar Irwan Praytino dan pemangku kepentingan terkait.
Ia menjelaskan pendekatan Keluarga bukan program baru, melainkan upaya Puskesmas meningkatkan jangkauan sasaran dan meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan dengan mendatangi keluarga.
Nila memaparkan pendekatan Keluarga merupakan upaya mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimal kabupaten dan kota serta mendukung pelaksanaan jaminan kesehatan nasional agar Program Indonesia Sehat tercapai.
Pendekatan keluarga dilaksanakan oleh Puskesmas dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif, disertai penguatan upaya kesehatan berbasis masyarakat, kata dia.
Ia mengatakan kunjungan rumah dilakukan Puskesmas secara aktif untuk peningkatan jangkauan cakupan serta pendekatan siklus kehidupan.
Program Indonesia Sehat melalui pendekatan keluarga secara bertahap akan dilaksanakan secara nasional dengan target 2.926 puskesmas prioritas, katanya.
Ia menambahkan di Sumatera Barat program ini akan dilaksanakan pada 103 Puskesmas prioritas dengan kriteria sudah terakreditasi atau siap akreditasi dan memiliki peralatan lengkap.
Sementara Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit mengharapkan seluruh Puskesmas di daerah itu memiliki minimal seorang dokter spesialis agar pelayanan bisa lebih maksimal.
"Sekarang belum semua Puskesmas di Sumbar yang memiliki dokter spesialis. Jika membutuhkan pelayanan tersebut harus pergi ke Rumah Sakit (RS)," katanya.
Ia mengatakan apabila Puskesmas memiliki satu dokter spesialis, maka penumpukan di RS bisa dikurangi dan pelayanan kepada pasien bisa lebih cepat.
"Kementerian Kesehatan telah meluncurkan Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga (PIS-PK) guna mendukung gerakan masyarakat hidup sehat. Oleh sebab itu Puskesmas jangan diam saja, harus proaktif," kata dia di Padang, Senin.
Menkes menyampaikan hal itu usai Rapat Kerja Kesehatan Daerah Sumbar 2017 dengan tema "Mewujudkan Sumbar Sehat Melalui Implementasi Pendekatan Keluarga dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat" dihadiri Gubernur Sumbar Irwan Praytino dan pemangku kepentingan terkait.
Ia menjelaskan pendekatan Keluarga bukan program baru, melainkan upaya Puskesmas meningkatkan jangkauan sasaran dan meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan dengan mendatangi keluarga.
Nila memaparkan pendekatan Keluarga merupakan upaya mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimal kabupaten dan kota serta mendukung pelaksanaan jaminan kesehatan nasional agar Program Indonesia Sehat tercapai.
Pendekatan keluarga dilaksanakan oleh Puskesmas dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif, disertai penguatan upaya kesehatan berbasis masyarakat, kata dia.
Ia mengatakan kunjungan rumah dilakukan Puskesmas secara aktif untuk peningkatan jangkauan cakupan serta pendekatan siklus kehidupan.
Program Indonesia Sehat melalui pendekatan keluarga secara bertahap akan dilaksanakan secara nasional dengan target 2.926 puskesmas prioritas, katanya.
Ia menambahkan di Sumatera Barat program ini akan dilaksanakan pada 103 Puskesmas prioritas dengan kriteria sudah terakreditasi atau siap akreditasi dan memiliki peralatan lengkap.
Sementara Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit mengharapkan seluruh Puskesmas di daerah itu memiliki minimal seorang dokter spesialis agar pelayanan bisa lebih maksimal.
"Sekarang belum semua Puskesmas di Sumbar yang memiliki dokter spesialis. Jika membutuhkan pelayanan tersebut harus pergi ke Rumah Sakit (RS)," katanya.
Ia mengatakan apabila Puskesmas memiliki satu dokter spesialis, maka penumpukan di RS bisa dikurangi dan pelayanan kepada pasien bisa lebih cepat.