Kuala Pembuang (Antara Kalteng) - Seluas 50 hektare tanaman pisang kepok di Desa Bangun Harja, Kecamatan Seruyan Hilir Timur, Kabupaten Seruyan Kalimantan Tengah terserang penyakit Layu Fusarium yang mengakibatkan batang dan daun layu.
"Serangan penyakit Layu Fusarium ini baru pertama kali terjadi di Seruyan," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Seruyan Sugian Noor di Kuala Pembuang, Minggu.
Ia mengatakan, penyakit yang disebabkan oleh hama jamur "fusarium oxysporum" menyerang tanaman pisang kepok milik warga di salah satu sentra tanaman pisang di daerah itu, sebagian ada yang sudah berbuah dan sebagian lagi belum berbuah.
"Tanaman pisang yang terserang Layu Fusarium rusak total sehingga tidak bisa dimanfaatkan," katanya.
Menurutnya, penyakit tanaman pisang yang baru pertama kali terjadi di Seruyan kemungkinan besar dipicu oleh faktor cuaca yang fluktuatif serta asal bibit pisang yang kurang bagus.
Hama tersebut menular melalui tanah, kemudian menyerang tanaman pisang mulai dari akar pisang dan menjalar hingga batang serta daun sampai akhirnya tanaman pisang layu dan mati.
"Meskipun ada yang berbuah, tapi buahnya rusak, dari luar buah pisang itu terlihat berwarna hijau dan utuh, namun setelah dipecah buah pisang itu dalamnya hitam dan sedikit berbau kurang sedap," katanya.
Ia menambahkan, untuk mencegah penyebaran hama tersebut, DKPP telah memberikan penyuluhan tentang penyakit Layu Fusarium serta memberikan 1.500 gram per hektare obat hayati Trichoderma Sp kepada para pemilik kebun pisang.
"Kemudian, untuk memutus mata rantai penularan hama, kita juga meminta warga jika menemukan ciri-ciri serangan Layu Fusarium, maka hendaknya batang pisang tersebut dibongkar dan dibakar," katanya.
"Serangan penyakit Layu Fusarium ini baru pertama kali terjadi di Seruyan," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Seruyan Sugian Noor di Kuala Pembuang, Minggu.
Ia mengatakan, penyakit yang disebabkan oleh hama jamur "fusarium oxysporum" menyerang tanaman pisang kepok milik warga di salah satu sentra tanaman pisang di daerah itu, sebagian ada yang sudah berbuah dan sebagian lagi belum berbuah.
"Tanaman pisang yang terserang Layu Fusarium rusak total sehingga tidak bisa dimanfaatkan," katanya.
Menurutnya, penyakit tanaman pisang yang baru pertama kali terjadi di Seruyan kemungkinan besar dipicu oleh faktor cuaca yang fluktuatif serta asal bibit pisang yang kurang bagus.
Hama tersebut menular melalui tanah, kemudian menyerang tanaman pisang mulai dari akar pisang dan menjalar hingga batang serta daun sampai akhirnya tanaman pisang layu dan mati.
"Meskipun ada yang berbuah, tapi buahnya rusak, dari luar buah pisang itu terlihat berwarna hijau dan utuh, namun setelah dipecah buah pisang itu dalamnya hitam dan sedikit berbau kurang sedap," katanya.
Ia menambahkan, untuk mencegah penyebaran hama tersebut, DKPP telah memberikan penyuluhan tentang penyakit Layu Fusarium serta memberikan 1.500 gram per hektare obat hayati Trichoderma Sp kepada para pemilik kebun pisang.
"Kemudian, untuk memutus mata rantai penularan hama, kita juga meminta warga jika menemukan ciri-ciri serangan Layu Fusarium, maka hendaknya batang pisang tersebut dibongkar dan dibakar," katanya.