Kuala Pembuang (Antara Kalteng) - Serangan hama penyakit layu fusarium yang melanda perkebunan pisang kepok di Desa Bangun Harja, Kecamatan Seruyan Hilir Timur, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah terus meluas hingga mencapai 350 hektare.
"Sebelumnya kebun pisang kepok yang terserang sekitar 50 hektare, namun saat ini sudah mencapai 350 hektare," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Seruyan Sugian Noor di Kuala Pembuang, Kamis.
Ia mengatakan, dari 350 hektare kebun pisang yang terserang hama fusarium, 100 hektare di antaranya mengalami rusak total sehingga tidak bisa dimanfaatkan oleh petani.
"Dan untuk memperkecil kerugian, sejumlah petani melakukan proses penebangan untuk mencari buah pisang yang masih layak atau bisa dijual," katanya.
Mantan Asisten II Sekretariat Daerah Seruyan ini menjelaskan, serangan penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh jamur "fusarium oxysporum" sudah terjadi sejak dua bulan terakhir, dan serangan penyakit tersebut baru pertama kali terjadi di Desa Bangun Harja yang merupakan salah satu sentral produksi pisang kepok di Seruyan.
Kemungkinan besar serangan penyakit layu fusarium terjadi karena faktor cuaca yang fluktuatif, asal bibit pisang yang kurang bagus, serta kebun yang kurang dirawat.
Hama tersebut menular melalui tanah, kemudian menyerang tanaman pisang mulai dari akar pisang dan menjalar hingga batang serta daun sampai akhirnya tanaman pisang layu dan mati.
"Selain itu, penyakit layu fusarium itu dapat menyebar ke pisang yang masih sehat melalui parang yang telah digunakan untuk menebang batang pisang yang terinfeksi penyakit," katanya.
Ia menambahkan, untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut, DKPP telah memberikan penyuluhan tentang penyakit layu fusarium serta memberikan 1.500 gram per hektare obat hayati Trichoderma Sp kepada para pemilik kebun pisang.
"Kemudian, untuk memutus mata rantai penularan, kita juga meminta warga jika menemukan ciri-ciri serangan layu fusarium, maka hendaknya batang pisang tersebut dibongkar dan dibakar," katanya.
"Sebelumnya kebun pisang kepok yang terserang sekitar 50 hektare, namun saat ini sudah mencapai 350 hektare," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Seruyan Sugian Noor di Kuala Pembuang, Kamis.
Ia mengatakan, dari 350 hektare kebun pisang yang terserang hama fusarium, 100 hektare di antaranya mengalami rusak total sehingga tidak bisa dimanfaatkan oleh petani.
"Dan untuk memperkecil kerugian, sejumlah petani melakukan proses penebangan untuk mencari buah pisang yang masih layak atau bisa dijual," katanya.
Mantan Asisten II Sekretariat Daerah Seruyan ini menjelaskan, serangan penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh jamur "fusarium oxysporum" sudah terjadi sejak dua bulan terakhir, dan serangan penyakit tersebut baru pertama kali terjadi di Desa Bangun Harja yang merupakan salah satu sentral produksi pisang kepok di Seruyan.
Kemungkinan besar serangan penyakit layu fusarium terjadi karena faktor cuaca yang fluktuatif, asal bibit pisang yang kurang bagus, serta kebun yang kurang dirawat.
Hama tersebut menular melalui tanah, kemudian menyerang tanaman pisang mulai dari akar pisang dan menjalar hingga batang serta daun sampai akhirnya tanaman pisang layu dan mati.
"Selain itu, penyakit layu fusarium itu dapat menyebar ke pisang yang masih sehat melalui parang yang telah digunakan untuk menebang batang pisang yang terinfeksi penyakit," katanya.
Ia menambahkan, untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut, DKPP telah memberikan penyuluhan tentang penyakit layu fusarium serta memberikan 1.500 gram per hektare obat hayati Trichoderma Sp kepada para pemilik kebun pisang.
"Kemudian, untuk memutus mata rantai penularan, kita juga meminta warga jika menemukan ciri-ciri serangan layu fusarium, maka hendaknya batang pisang tersebut dibongkar dan dibakar," katanya.