Sampit (Antaranews Kalteng) - Keindahan Pantai Satiruk Kecamatan Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, makin banyak dikunjungi wisatawan meski infrastrukturnya masih terbatas.
"Kini makin banyak yang tahu keberadaan Pantai Satiruk. Di awal tahun ini saja sudah ada ratusan pengunjung yang sampai ke sana," kata Camat Pulau Hanaut, H Eddy Mashami di Sampit, Kamis.
Pantai Satiruk diambil dari nama desanya, yakni Desa Satiruk. Desa ini merupakan desa terujung di Kecamatan Pulau Hanaut yang langsung menghadap Laut Jawa.
Hamparan pasir putih sepanjang 25 kilometer, langsung memanjakan mata para pengunjung yang menginjakkan kaki di pantai ini. Pantainya bersih dan cukup aman untuk dijadikan tempat bermain air.
Pantai ini juga masih aman dari hantaman abrasi sehingga keindahan pantainya diperkirakan akan selalu terjaga.
Tiba di Pantai Satiruk, membuat wisatawan merasa menyatu dengan alam. Suasana hening dari hiruk-pikuk aktivitas manusia, hanya terdengar deburan ombak yang sesekali diselingi kicauan burung bersahutan.
Tidak hanya keindahan pantainya, Pantai Satiruk juga masih memiliki hutan bakau yang masih alami yang merupakan habitat berbagai jenis burung.
Pengunjung bisa dengan mudah mendapati sekawanan burung bangau, camar dan jenis burung lainnya sedang asyik mencari makan di pantai atau terbang bergerombol di sekitar rimbun pepohonan.
Untuk mencapai Pantai Satiruk, pengunjung harus menempuh perjalanan darat sekitar satu jam menuju Kecamatan Teluk Sampit. Selanjutnya, perjalanan dilanjutkan menggunakan kelotok atau speed boat yang bisa mengangkut cukup banyak penumpang dengan biaya sewa sekitar Rp1,4 juta untuk pulang dan pergi.
Ada pula yang memilih menyeberang dari Kecamatan Mentaya Hilir Selatan atau Teluk Sampit, kemudian berpetualang melanjutkan perjalanan menggunakan sepeda motor. Belum lama ini bahkan ada komunitas pecinta olahraga sepeda yang mampu mencapai Pantai Satiruk.
Sabtu (10/2) lalu, Eddy bersama komunitas Tim Ranjah Barataan Kecamatan Pulau Hanaut, melakukan perjalanan menggunakan sepeda motor. Rombongan berjumlah 40 orang itu membutuhkan waktu sekitar dua jam dari Desa Bapinang Hulu menuju Pantai Satiruk.
"Kegiatan itu untuk mengetahui sejauh mana kemudahan akses menuju Pantai Satiruk menggunakan sepeda motor. Selain itu juga untuk melihat secara dekat pembangunan yang telah dilakukan oleh masing-masing desa yang dilalui, sekalian bersilaturahmi dengan masyarakat," kata Eddy.
Eddy berharap pembangunan jalan dan jembatan menuju kawasan seberang bisa terwujud sehingga Kecamatan Seranau dan Pulau Hanaut tidak lagi terisolasi. Harapannya, perekonomian masyarakat dan pariwisata akan meningkat pesat.
Eddy yakin sektor pariwisata akan membawa dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Pantai Satiruk akan menjadi objek wisata idola baru, selain Pantai Ujung Pandaran di Kecamatan Teluk Sampit.
"Kini makin banyak yang tahu keberadaan Pantai Satiruk. Di awal tahun ini saja sudah ada ratusan pengunjung yang sampai ke sana," kata Camat Pulau Hanaut, H Eddy Mashami di Sampit, Kamis.
Pantai Satiruk diambil dari nama desanya, yakni Desa Satiruk. Desa ini merupakan desa terujung di Kecamatan Pulau Hanaut yang langsung menghadap Laut Jawa.
Hamparan pasir putih sepanjang 25 kilometer, langsung memanjakan mata para pengunjung yang menginjakkan kaki di pantai ini. Pantainya bersih dan cukup aman untuk dijadikan tempat bermain air.
Pantai ini juga masih aman dari hantaman abrasi sehingga keindahan pantainya diperkirakan akan selalu terjaga.
Tiba di Pantai Satiruk, membuat wisatawan merasa menyatu dengan alam. Suasana hening dari hiruk-pikuk aktivitas manusia, hanya terdengar deburan ombak yang sesekali diselingi kicauan burung bersahutan.
Tidak hanya keindahan pantainya, Pantai Satiruk juga masih memiliki hutan bakau yang masih alami yang merupakan habitat berbagai jenis burung.
Pengunjung bisa dengan mudah mendapati sekawanan burung bangau, camar dan jenis burung lainnya sedang asyik mencari makan di pantai atau terbang bergerombol di sekitar rimbun pepohonan.
Untuk mencapai Pantai Satiruk, pengunjung harus menempuh perjalanan darat sekitar satu jam menuju Kecamatan Teluk Sampit. Selanjutnya, perjalanan dilanjutkan menggunakan kelotok atau speed boat yang bisa mengangkut cukup banyak penumpang dengan biaya sewa sekitar Rp1,4 juta untuk pulang dan pergi.
Ada pula yang memilih menyeberang dari Kecamatan Mentaya Hilir Selatan atau Teluk Sampit, kemudian berpetualang melanjutkan perjalanan menggunakan sepeda motor. Belum lama ini bahkan ada komunitas pecinta olahraga sepeda yang mampu mencapai Pantai Satiruk.
Sabtu (10/2) lalu, Eddy bersama komunitas Tim Ranjah Barataan Kecamatan Pulau Hanaut, melakukan perjalanan menggunakan sepeda motor. Rombongan berjumlah 40 orang itu membutuhkan waktu sekitar dua jam dari Desa Bapinang Hulu menuju Pantai Satiruk.
"Kegiatan itu untuk mengetahui sejauh mana kemudahan akses menuju Pantai Satiruk menggunakan sepeda motor. Selain itu juga untuk melihat secara dekat pembangunan yang telah dilakukan oleh masing-masing desa yang dilalui, sekalian bersilaturahmi dengan masyarakat," kata Eddy.
Eddy berharap pembangunan jalan dan jembatan menuju kawasan seberang bisa terwujud sehingga Kecamatan Seranau dan Pulau Hanaut tidak lagi terisolasi. Harapannya, perekonomian masyarakat dan pariwisata akan meningkat pesat.
Eddy yakin sektor pariwisata akan membawa dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Pantai Satiruk akan menjadi objek wisata idola baru, selain Pantai Ujung Pandaran di Kecamatan Teluk Sampit.