Tamiang Layang (Antaranews Kalteng) - Dinas Pertanian Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah mendukung progran upaya khusus sapi wajib bunting (Upsus Siwab) tahun 2018.
Kepala Distan Bartim Riza Rahmadi, di Tamiang Layang, Senin mengatakan, pihaknya menyiapkan target sebanyak 300 ekor sapi sebagai akseptor Inseminasi Buatan (IB), untuk mendukung program Upsus Siwab tersebut.
"Petugas lapangan telah melakukan pendataan calon akseptor peserta IB. Tujuannya untuk memastikan sapinya belum hamil, barulah dilakukan IB," kata Riza.
Menurut Riza, dalam hal pengembangan pertanian dalam arti luas untuk peningkatan usaha atau ekonomi masyarakat, kebijakan pembangunan Pemerintah Pusat sejalan dengan program pemerintah Kabupaten Bartim.
Dengan demikian, maka Pemerintah Kabupaten Bartim turut fokus dalam program Upsus Siwab di tahun 2018.
Untuk itu, kriteria sapi yang menjadi akseptor IB haruslah sehat dan belum mengandung. Tujuan lain program Upsus Siwab yakni untuk mengoptimalkan potensi sapi di dalam negeri untuk terus menghasilkan dalam rangka menambah populasi ternak nasional.
Ini langkah Pemerintah Kabupaten Bartim dalam memenuhi pemenuhan sapi potong dalam negeri. Dimana secara tidak langsung akan memberikan pengaruh positif pada pendapatan peternak.
Ke depan, pengembangan sapi diarahkan peternakan berbasis korporasi guna meningkatkan nilai tambah.
"Pola pemeliharaan sapi perorangan akan diarahkan kearah kelompok atau pola pemeliharaan kandang koloni, sehingga bisa memenuhi skala ekonomi usaha. Dengan terbentuk kelembagaan peternak dan adanya sentuhan teknologi serta tercipta usaha peternakan yag berorientasi profit, maka akan mensuskseskan peternak dalam program peningkatan ekonomi kerakyatan," demikian Riza.
Kepala Distan Bartim Riza Rahmadi, di Tamiang Layang, Senin mengatakan, pihaknya menyiapkan target sebanyak 300 ekor sapi sebagai akseptor Inseminasi Buatan (IB), untuk mendukung program Upsus Siwab tersebut.
"Petugas lapangan telah melakukan pendataan calon akseptor peserta IB. Tujuannya untuk memastikan sapinya belum hamil, barulah dilakukan IB," kata Riza.
Menurut Riza, dalam hal pengembangan pertanian dalam arti luas untuk peningkatan usaha atau ekonomi masyarakat, kebijakan pembangunan Pemerintah Pusat sejalan dengan program pemerintah Kabupaten Bartim.
Dengan demikian, maka Pemerintah Kabupaten Bartim turut fokus dalam program Upsus Siwab di tahun 2018.
Untuk itu, kriteria sapi yang menjadi akseptor IB haruslah sehat dan belum mengandung. Tujuan lain program Upsus Siwab yakni untuk mengoptimalkan potensi sapi di dalam negeri untuk terus menghasilkan dalam rangka menambah populasi ternak nasional.
Ini langkah Pemerintah Kabupaten Bartim dalam memenuhi pemenuhan sapi potong dalam negeri. Dimana secara tidak langsung akan memberikan pengaruh positif pada pendapatan peternak.
Ke depan, pengembangan sapi diarahkan peternakan berbasis korporasi guna meningkatkan nilai tambah.
"Pola pemeliharaan sapi perorangan akan diarahkan kearah kelompok atau pola pemeliharaan kandang koloni, sehingga bisa memenuhi skala ekonomi usaha. Dengan terbentuk kelembagaan peternak dan adanya sentuhan teknologi serta tercipta usaha peternakan yag berorientasi profit, maka akan mensuskseskan peternak dalam program peningkatan ekonomi kerakyatan," demikian Riza.