Muara Teweh (Antaranews Kalteng) - Harga tandan buah segar kelapa sawit di perusahaan perkebunan besar swasta PT Antang Ganda Utama Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, pada Mei 2018 turun menjadi Rp1.603/kg dari sebelumnya Rp1.626/kg.
"Turunnya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit membuat petani plasma kembali terpukul setelah dalam tiga bulan terakhir harga terus membaik," kata Tomy, seorang petani plasma kelapa sawit di Desa Tawan Jaya Kecamatan Teweh Selatan, Sabtu.
Kebun kelapa sawit PT Antang Ganda Utama (AGU) itu diusahakan para petani plasma Satuan Permukiman (SP) 1, SP 2, SP 3, dan SP 4 dengan luas 4.254 hektare.
Pengelolaan sawit perusahaan itu dikerjakan oleh sekitar 1.800 kepala keluarga (KK) dengan luas kebun plasma 3.600 hektare dan produksi rata-rata 15.000 ton per bulan.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Barito Utara Abdurrahman membenarkan harga TBS sawit pada bulan Mei 2018 turun yakni Rp1.603 atau turun Rp33 dari harga April 2018 sebesar Rp1.626/kg.
Ketetapan harga TBS tersebut merupakan hasil rapat perusahaan dengan anggota koperasi dan petani plasma yang difasilitasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya.
Pembagian hasil setiap kilogram yang diterima perusahaan untuk biaya pengolahan dan pemasaran minyak sawit mentah (CPO) serta biaya penyusutan pabrik, yaitu indeks "K" ditetapkan 85,59 persen atau naik dibanding dengan periode sebelumnya 85,45 persen.
Harga jual inti sawit (kernel) turun dari sebelumnya Rp5.262 menjadi Rp5.223/kg dan harga jual CPO di pasar dalam negeri juga turun dari Rp7.852 menjadi Rp7.718/kg.
"Turunnya harga TBS ini disebabkan anjloknya harga harga CPO dan kernel," ujarnya.
Perseroan Terbatas AGU merupakan perusahaan kelapa sawit tertua di Kalteng kini manajemennya tergabung dalam grup PT Dhanistha Surya Nusantara yang memiliki areal seluas 18.087 hektare dengan produksi CPO sekitar 3.200 ton/bulan.
Sementara seorang petani kelapa sawit mandiri di Desa Sabuh Kecamatan Teweh Baru, Irwansyah mengatakan pihaknya menjual TBS untuk sementara kepada pengumpul yang datang ke lokasi atau kebun dengan harga Rp1.250 per Kg.
"Untuk sementara saya masih menjual TBS di lokasi sehingga dengan harga murah karena hasil sekali panen hanya sekitar 3 ton, kecuali kalau hasil produksinya besar baru menjual ke perusahaan setempat," katanya.
Para petani mandiri di daerah ini, kata dia, menjual ke perusahaan lain di luar PT AGU yakni perusahaan kelapa sawit dalam wilayah Barito Utara berbeda dengan petani plasmanya yang wajib menjual ke perusahaan tersebut.
"Pertimbangan kami menjual ke perusahaan lain karena informasinya harga lebih baik dibanding dari PT AGU, selain itu kalau di AGU cukup banyak tetek bengeknya diantaranya ada potongan harga," ujarnya.
"Turunnya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit membuat petani plasma kembali terpukul setelah dalam tiga bulan terakhir harga terus membaik," kata Tomy, seorang petani plasma kelapa sawit di Desa Tawan Jaya Kecamatan Teweh Selatan, Sabtu.
Kebun kelapa sawit PT Antang Ganda Utama (AGU) itu diusahakan para petani plasma Satuan Permukiman (SP) 1, SP 2, SP 3, dan SP 4 dengan luas 4.254 hektare.
Pengelolaan sawit perusahaan itu dikerjakan oleh sekitar 1.800 kepala keluarga (KK) dengan luas kebun plasma 3.600 hektare dan produksi rata-rata 15.000 ton per bulan.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Barito Utara Abdurrahman membenarkan harga TBS sawit pada bulan Mei 2018 turun yakni Rp1.603 atau turun Rp33 dari harga April 2018 sebesar Rp1.626/kg.
Ketetapan harga TBS tersebut merupakan hasil rapat perusahaan dengan anggota koperasi dan petani plasma yang difasilitasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya.
Pembagian hasil setiap kilogram yang diterima perusahaan untuk biaya pengolahan dan pemasaran minyak sawit mentah (CPO) serta biaya penyusutan pabrik, yaitu indeks "K" ditetapkan 85,59 persen atau naik dibanding dengan periode sebelumnya 85,45 persen.
Harga jual inti sawit (kernel) turun dari sebelumnya Rp5.262 menjadi Rp5.223/kg dan harga jual CPO di pasar dalam negeri juga turun dari Rp7.852 menjadi Rp7.718/kg.
"Turunnya harga TBS ini disebabkan anjloknya harga harga CPO dan kernel," ujarnya.
Perseroan Terbatas AGU merupakan perusahaan kelapa sawit tertua di Kalteng kini manajemennya tergabung dalam grup PT Dhanistha Surya Nusantara yang memiliki areal seluas 18.087 hektare dengan produksi CPO sekitar 3.200 ton/bulan.
Sementara seorang petani kelapa sawit mandiri di Desa Sabuh Kecamatan Teweh Baru, Irwansyah mengatakan pihaknya menjual TBS untuk sementara kepada pengumpul yang datang ke lokasi atau kebun dengan harga Rp1.250 per Kg.
"Untuk sementara saya masih menjual TBS di lokasi sehingga dengan harga murah karena hasil sekali panen hanya sekitar 3 ton, kecuali kalau hasil produksinya besar baru menjual ke perusahaan setempat," katanya.
Para petani mandiri di daerah ini, kata dia, menjual ke perusahaan lain di luar PT AGU yakni perusahaan kelapa sawit dalam wilayah Barito Utara berbeda dengan petani plasmanya yang wajib menjual ke perusahaan tersebut.
"Pertimbangan kami menjual ke perusahaan lain karena informasinya harga lebih baik dibanding dari PT AGU, selain itu kalau di AGU cukup banyak tetek bengeknya diantaranya ada potongan harga," ujarnya.