Jakarta (Antaranews Kalteng) - Sulit tidur bisa karena sejumlah hal salah satunya membawa pekerjaan ke rumah, ungkap psikolog klinis Aurora Lumbantoruan.
Selain itu, bekerja di malam hari, tidur siang, tidur di kemudian waktu untuk menebus jam tidur yang hilang dan kerja shift dengan jam kerja yang tidak teratur juga menjadi penyebab lainnya seseorang mengalami gangguan tidur.
Berdasarkan kondisi tersebut, Aurora menyarankan kita menyadari ritme tubuh kita atau yang diketahui sebagai alarm biologis dan menjaganya setiap hari untuk meningkatkan kualitas tidur dan rutinitas.
Bila hal terabaikan, maka bersiaplah mengalami sejumlah dampak buruk pada tubuh, mulai dari masalah dalam ingatan hingga gangguan kesehatan mental.
"Dampak buruk dari kualitas tidur yang rendah mencakup lama seseorang untuk fokus terhadap sesuatu, ingatan dan kemampuan belajar. Selanjutnya, itu bisa mempengaruhi kondisi psikologis seseorang menjadi lebih rentan mengalami depresi, kecemasan, dan gangguan kesehatan mental lainnya," papar Aurora dalam keterangan tertulisnya, Rabu.
Dia mengatakan, gangguan tidur, khususnya insomnia, sudah menjadi hal yang umum terjadi pada masyarakat modern dan hal ini juga dipicu oleh gaya hidup yang sibuk, stres serta berkembangnya produk elektronik, yang berujung pada kurang tidur.
Edward Yong, seorang konsultan kesehatan, menyebutkan bahwa insomnia membawa dampak serius pada kesehatan fisik antara lain, adalah peningkatan nafsu makan yang menyebabkan obesitas dan diabetes.
Selain itu, jantung koroner, hipertensi, gangguan sistem kekebalan tubuh dan banyak lagi. Hipertensi dilaporkan menjadi salah satu penyakit dengan pengobatan serius.
Agar kualitas tidur baik, Edward menyarankan tiga elemen yang perlu tercapai yakni durasi, kontinuitas dan kedalaman. Durasi mencakup panjang tidur harus cukup bagi seseorang untuk beristirahat dan bangun pada keesokan harinya.
Lalu, kontinuitas mencakup waktu tidur tidak terhenti dan kedalaman berarti tidur harus cukup dalam atau lelap sehingga seseorang merasa segar saat terjaga.
Selain itu, bekerja di malam hari, tidur siang, tidur di kemudian waktu untuk menebus jam tidur yang hilang dan kerja shift dengan jam kerja yang tidak teratur juga menjadi penyebab lainnya seseorang mengalami gangguan tidur.
Berdasarkan kondisi tersebut, Aurora menyarankan kita menyadari ritme tubuh kita atau yang diketahui sebagai alarm biologis dan menjaganya setiap hari untuk meningkatkan kualitas tidur dan rutinitas.
Bila hal terabaikan, maka bersiaplah mengalami sejumlah dampak buruk pada tubuh, mulai dari masalah dalam ingatan hingga gangguan kesehatan mental.
"Dampak buruk dari kualitas tidur yang rendah mencakup lama seseorang untuk fokus terhadap sesuatu, ingatan dan kemampuan belajar. Selanjutnya, itu bisa mempengaruhi kondisi psikologis seseorang menjadi lebih rentan mengalami depresi, kecemasan, dan gangguan kesehatan mental lainnya," papar Aurora dalam keterangan tertulisnya, Rabu.
Dia mengatakan, gangguan tidur, khususnya insomnia, sudah menjadi hal yang umum terjadi pada masyarakat modern dan hal ini juga dipicu oleh gaya hidup yang sibuk, stres serta berkembangnya produk elektronik, yang berujung pada kurang tidur.
Edward Yong, seorang konsultan kesehatan, menyebutkan bahwa insomnia membawa dampak serius pada kesehatan fisik antara lain, adalah peningkatan nafsu makan yang menyebabkan obesitas dan diabetes.
Selain itu, jantung koroner, hipertensi, gangguan sistem kekebalan tubuh dan banyak lagi. Hipertensi dilaporkan menjadi salah satu penyakit dengan pengobatan serius.
Agar kualitas tidur baik, Edward menyarankan tiga elemen yang perlu tercapai yakni durasi, kontinuitas dan kedalaman. Durasi mencakup panjang tidur harus cukup bagi seseorang untuk beristirahat dan bangun pada keesokan harinya.
Lalu, kontinuitas mencakup waktu tidur tidak terhenti dan kedalaman berarti tidur harus cukup dalam atau lelap sehingga seseorang merasa segar saat terjaga.