Sampit (Antaranews Kalteng) - Sumber daya masyarakat Desa Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, akan terus ditingkatkan agar bisa mendukung upaya pengembangan pariwisata, termasuk rencana membuat desa wisata Kampung Dayak.
"Selain menyiapkan infrastruktur objek wisata, masyarakat juga harus menjadi perhatian agar mereka siap menyambut wisatawan. Sesuai arahan bupati, ini harus menjadi perhatian bersama lintas satuan organisasi perangkat daerah sesuai bidang masing-masing," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur Fajrurrahman di Sampit, Senin.
Desa Ujung Pandaran memiliki potensi pariwisata yang sangat besar. Di desa yang berjarak sekitar 85 kilometer dari pusat Kota Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur, terdapat Pantai Ujung Pandaran yang merupakan objek wisata andalan kabupaten ini.
Di kawasan pantai itu juga terdapat objek wisata religi yaitu makam atau kubah seorang ulama serta objek wisata mangrove. Tidak jauh dari pantai, terdapat habitat monyet pantai dan objek wisata air terjun gambut yang sering disebut air terjun merah.
Tahun 2019, pemerintah berencana membuat desa wisata yang diberi nama Kampung Dayak. Sudah ada kawasan di Desa Ujung Pandaran yang nantinya dijadikan Kampung Dayak.
Sesuai namanya, kampung wisata itu nantinya akan mengusung lokalitas masyarakat suku Dayak. Bangunan yang ada di kawasan itu, khususnya fasilitas publik, akan dibuat dan didesain dengan ornamen khas suku Dayak dengan adat dan budayanya.
Untuk itulah Bupati Kotawaringin Timur H Supian Hadi memerintahkan agar masyarakat juga harus disiapkan agar bisa mendukung program tersebut. Selain menampikan seni dan budaya, bahasa keseharian masyarakat setempat nantinya diharapkan menggunakan Bahasa Dayak.
"Kalau perlu nanti datangkan pegiat dan pemerhati Bahasa Dayak untuk mengajari masyarakat di Kampung Dayak agar bisa berbahasa Dayak. Dengan begitu, suasana lokal dan tradisionalnya makin terasa sehingga wisatawan makin tertarik," kata Supian Hadi.
Penggunaan Bahasa Dayak di Kampung Dayak dinilai menjadi keharusan karena bahasa sangat identik dengan budaya. Bahasa juga menjadi salah satu ciri khas yang akan menjadi daya tarik bagi wisatawan yang datang.
Kampung Dayak dihuni masyarakat dari berbagai suku dan daerah. Namun masyarakat diminta mendukung program tersebut dengan turut menyesuaikan diri, termasuk belajar menggunakan Bahasa Dayak.
Sangat ironis jika masyarakat tidak paham Bahasa Dayak, terlebih bagi masyarakat Suku Dayak. Masyarakat diajak tidak melupakan budaya suku sendiri, khususnya bahasa Dayak yang seharusnya menjadi tuan rumah atau paling banyak digunakan di daerah sendiri.
Makin banyak wisatawan yang berkunjung maka makin bagus pula manfaatnya bagi pariwisata daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sektor pariwisata diharapkan menjadi andalan baru sumber pendapatan asli daerah Kotawaringin Timur.
"Selain menyiapkan infrastruktur objek wisata, masyarakat juga harus menjadi perhatian agar mereka siap menyambut wisatawan. Sesuai arahan bupati, ini harus menjadi perhatian bersama lintas satuan organisasi perangkat daerah sesuai bidang masing-masing," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur Fajrurrahman di Sampit, Senin.
Desa Ujung Pandaran memiliki potensi pariwisata yang sangat besar. Di desa yang berjarak sekitar 85 kilometer dari pusat Kota Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur, terdapat Pantai Ujung Pandaran yang merupakan objek wisata andalan kabupaten ini.
Di kawasan pantai itu juga terdapat objek wisata religi yaitu makam atau kubah seorang ulama serta objek wisata mangrove. Tidak jauh dari pantai, terdapat habitat monyet pantai dan objek wisata air terjun gambut yang sering disebut air terjun merah.
Tahun 2019, pemerintah berencana membuat desa wisata yang diberi nama Kampung Dayak. Sudah ada kawasan di Desa Ujung Pandaran yang nantinya dijadikan Kampung Dayak.
Sesuai namanya, kampung wisata itu nantinya akan mengusung lokalitas masyarakat suku Dayak. Bangunan yang ada di kawasan itu, khususnya fasilitas publik, akan dibuat dan didesain dengan ornamen khas suku Dayak dengan adat dan budayanya.
Untuk itulah Bupati Kotawaringin Timur H Supian Hadi memerintahkan agar masyarakat juga harus disiapkan agar bisa mendukung program tersebut. Selain menampikan seni dan budaya, bahasa keseharian masyarakat setempat nantinya diharapkan menggunakan Bahasa Dayak.
"Kalau perlu nanti datangkan pegiat dan pemerhati Bahasa Dayak untuk mengajari masyarakat di Kampung Dayak agar bisa berbahasa Dayak. Dengan begitu, suasana lokal dan tradisionalnya makin terasa sehingga wisatawan makin tertarik," kata Supian Hadi.
Penggunaan Bahasa Dayak di Kampung Dayak dinilai menjadi keharusan karena bahasa sangat identik dengan budaya. Bahasa juga menjadi salah satu ciri khas yang akan menjadi daya tarik bagi wisatawan yang datang.
Kampung Dayak dihuni masyarakat dari berbagai suku dan daerah. Namun masyarakat diminta mendukung program tersebut dengan turut menyesuaikan diri, termasuk belajar menggunakan Bahasa Dayak.
Sangat ironis jika masyarakat tidak paham Bahasa Dayak, terlebih bagi masyarakat Suku Dayak. Masyarakat diajak tidak melupakan budaya suku sendiri, khususnya bahasa Dayak yang seharusnya menjadi tuan rumah atau paling banyak digunakan di daerah sendiri.
Makin banyak wisatawan yang berkunjung maka makin bagus pula manfaatnya bagi pariwisata daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sektor pariwisata diharapkan menjadi andalan baru sumber pendapatan asli daerah Kotawaringin Timur.