Pangkalan Bun (Antaranews Kalteng) - Seorang warga Kumpai Batu Atas (KBA) RT 05, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, bernama Saimin (71) memilih gantung diri karena diduga stress penyakit vertigo yang dideritanya tak kunjung sembuh.
Ketika ditemukan anaknya yang bernama Paing, tubuh Saimin sudah kaku tergantung di atas tungku dapur rumahnya sekitar pukul 04.30 WIB, kata Kasat Reskrim Polres Kobar, AKP Tri Wibowo, saat dihubungi dari Palangka Raya, Selasa.
"Mendapati ayahnya tergantung, Paing berteriak minta tolong ke tetangganya, yang kemudian setelah warga datang tubuh Saimin langsung diturunkan dari gantungan dengan memotong tali yang melilit dilehernya. Paing ini mengalami gangguan mental," beber dia.
Baca juga: Supir truk tewas gantung diri di rumah calon istri
Dikatakan, setelah tubuh Saimin diturunkan, ketua rukun tetangga setempat segera menghubungi Polres Kobar. Mendapat informasi tersebut, pihak polres Kobar pun segera meluncur ke tempat kejadian perkara (TKP), dengan tim identifikasi untuk memeriksa jasad korban dan meminta keterangan beberapa saksi.
"Kami mendapat laporan dari ketua RT kemudian kita langsung meluncur ke lokasi kejadian perkara," cerita dia.
Dugaan aksi nekat Saimin mengakhiri hidupnya dengan gantung diri lantaran tidak kuat menahan sakit vertigo menahun yang dideritanya diperkuat oleh keterangan dari anak korban lainnya.
Anak korban yang bernama Pesan mengatakan bahwa ayahnya depresi karena sakit vertigo (sakit kepala sebelah) yang dideritanya bertahun - tahun dan saat dilakukan pemeriksaan tidak terdapat unsur kekerasan jenazah Saimin tidak dilakukan visum et repertum.
"Jenazah oleh keluarganya langsung dikebumikan pada hari ini juga, kita tidak lakukan visum karena tidak terdapat unsur kekerasan dan murni gantung diri," demikian Tri.
Ketika ditemukan anaknya yang bernama Paing, tubuh Saimin sudah kaku tergantung di atas tungku dapur rumahnya sekitar pukul 04.30 WIB, kata Kasat Reskrim Polres Kobar, AKP Tri Wibowo, saat dihubungi dari Palangka Raya, Selasa.
"Mendapati ayahnya tergantung, Paing berteriak minta tolong ke tetangganya, yang kemudian setelah warga datang tubuh Saimin langsung diturunkan dari gantungan dengan memotong tali yang melilit dilehernya. Paing ini mengalami gangguan mental," beber dia.
Baca juga: Supir truk tewas gantung diri di rumah calon istri
Dikatakan, setelah tubuh Saimin diturunkan, ketua rukun tetangga setempat segera menghubungi Polres Kobar. Mendapat informasi tersebut, pihak polres Kobar pun segera meluncur ke tempat kejadian perkara (TKP), dengan tim identifikasi untuk memeriksa jasad korban dan meminta keterangan beberapa saksi.
"Kami mendapat laporan dari ketua RT kemudian kita langsung meluncur ke lokasi kejadian perkara," cerita dia.
Dugaan aksi nekat Saimin mengakhiri hidupnya dengan gantung diri lantaran tidak kuat menahan sakit vertigo menahun yang dideritanya diperkuat oleh keterangan dari anak korban lainnya.
Anak korban yang bernama Pesan mengatakan bahwa ayahnya depresi karena sakit vertigo (sakit kepala sebelah) yang dideritanya bertahun - tahun dan saat dilakukan pemeriksaan tidak terdapat unsur kekerasan jenazah Saimin tidak dilakukan visum et repertum.
"Jenazah oleh keluarganya langsung dikebumikan pada hari ini juga, kita tidak lakukan visum karena tidak terdapat unsur kekerasan dan murni gantung diri," demikian Tri.