Jakarta (Antaranews Kalteng) - Perusahaan Johnson & Johnson dituduh mengetahui ada kandungan asbes dalam produk bedak bayi mereka, seperti dilaporkan Reuters.
Perusahaan itu membantah klaim tersebut, menyebut laporan Reuters hanya satu sisi, salah dan menghasut.
"Secara sederhana, berita Reuters itu absurd dan teori konspirasi."
Dikutip Abc.net.au, Saham Johnson & Johnson turun 10 persen, salah satu penurunan terparah sejak 2002.
Dalam laporannya, Reuters mengklaim dokumen-dokumen yang menunjukkan laporan lab bahwa ada kandungan asbes pada bedak Johnson & Johnson sejak 1957 dan 1958.
Laporan lebih lanjut dari perusahaan dan laboratorium luar menunjukkan temuan serupa pada awal 2000-an, berdasarkan berita Reuters.
Dalam keterangan, Johnson & Johnson mengatakan, "Ribuan uji mandiri dari regulator dan laboratorium terkemuka membuktikan bedak bayi kami tidak pernah mengandung asbes."
Perusahaan itu membantah klaim tersebut, menyebut laporan Reuters hanya satu sisi, salah dan menghasut.
"Secara sederhana, berita Reuters itu absurd dan teori konspirasi."
Dikutip Abc.net.au, Saham Johnson & Johnson turun 10 persen, salah satu penurunan terparah sejak 2002.
Dalam laporannya, Reuters mengklaim dokumen-dokumen yang menunjukkan laporan lab bahwa ada kandungan asbes pada bedak Johnson & Johnson sejak 1957 dan 1958.
Laporan lebih lanjut dari perusahaan dan laboratorium luar menunjukkan temuan serupa pada awal 2000-an, berdasarkan berita Reuters.
Dalam keterangan, Johnson & Johnson mengatakan, "Ribuan uji mandiri dari regulator dan laboratorium terkemuka membuktikan bedak bayi kami tidak pernah mengandung asbes."