Sampit (Antaranews Kalteng) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur menanggapi positif usulan patungan dana dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah untuk memulai pembangunan Jembatan Mentaya yang menghubungkan Kecamatan Seranau dengan pusat Kota Sampit.
"Saya sangat setuju dan itu tidak masalah. Nanti dilaksanakan pada tahun 2020, walaupun nanti misalnya cuma terkumpul Rp10 miliar. Yang penting sudah pencanangan sehingga siapapun bupati dan gubernur berikutnya akan melanjutkannya," kata Supian Hadi di Sampit, Kamis.
Sharing atau patungan dana itu rencananya dilakukan bersama antara pemerintah kabupaten, provinsi dan pusat. Ini solusi agar pembangunan jembatan yang membentang di atas Sungai Mentaya itu bisa cepat dimulai.
Pembangunan Jembatan Mentaya sangat penting agar aktivitas dan perekonomian masyarakat di kawasan seberang bisa makin cepat maju dan berkembang. Saat ini ada dua kecamatan di kawasan seberang yang masih terisolasi jalan darat yaitu Seranau dan Pulau Hanaut.
Seranau dan pusat Kota Sampit hanya dipisahkan oleh Sungai Mentaya selebar sekitar 520 meter. Masyarat terpaksa mengandalkan angkutan sungai untuk bepergian sehingga berimbas pada lambannya kemajuan pembangunan dan peningkatan ekonomi karena terbatas dan tingginya biaya transportasi.
"Kemarin kami sudah ada rapat dengan gubernur saat beliau ke Sampit. Beliau mengajak sharing dana dan kami sangat setuju itu," kata Supian.
Gubernur Kalimantan Tengah H Sugianto Sabran saat menghadiri Silaturahmi Kebangsaan di Sampit, mengajak Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur patungan dana untuk memulai pembangunan Jembatan Mentaya untuk membuka keterisolasian dua kecamatan tersebut.
"Misalnya Kabupaten Kotawaringin Timur menyiapkan Rp10 miliar dan pemerintah provinsi Rp20 miliar untuk mengawali tiang pancang, lalu kita bicara dengan presiden Kalau sudah kita mulai, saya yakin pemerintah pusat juga akan membantu," kata Sugianto di Sampit, Minggu.
Sugianto menilai pembangunan jembatan yang akan membentang di atas Sungai Mentaya itu sangat penting agar akses transportasi menuju Kecamatan Seranau hingga Pulau Hanaut menjadi lancar. Dampaknya, diharapkan dapat memacu perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah provinsip memperhatikan aspirasi masyarakat untuk membangun jembatan tersebut. Keterisolasian yang terjadi saat ini membuat laju perekonomian masyarakat di kawasan di dua kecamatan itu menjadi terhambat.
Sugianto berinisiatif mengajak Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur patungan dana agar pembangunan jembatan itu bisa dimulai. Memulai pembangunan dengan dana daerah sebagai bentuk komitmen dan besarnya harapan pemerintah daerah memenuhi harapan masyarakat meski dihadapkan pada terbatasnya anggaran.
Jika Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur siap mengalokasikan anggaran untuk patungan dana tersebut, Sugianto berjanji pihaknya juga akan mengalokasikan anggaran. Dia yakin pembangunan Jembatan Mentaya akan membawa dampak positif sangat besar terhadap masyarakat.
"Makanya saya minta pemerintah kabupaten segera membebaskan lahan untuk pembangunan Jembatan Mentaya. Saya akan bantu. Kalau lahannya sudah dibebaskan, kami anggarkan pada tahun 2020 nanti," demikian Sugianto.
"Saya sangat setuju dan itu tidak masalah. Nanti dilaksanakan pada tahun 2020, walaupun nanti misalnya cuma terkumpul Rp10 miliar. Yang penting sudah pencanangan sehingga siapapun bupati dan gubernur berikutnya akan melanjutkannya," kata Supian Hadi di Sampit, Kamis.
Sharing atau patungan dana itu rencananya dilakukan bersama antara pemerintah kabupaten, provinsi dan pusat. Ini solusi agar pembangunan jembatan yang membentang di atas Sungai Mentaya itu bisa cepat dimulai.
Pembangunan Jembatan Mentaya sangat penting agar aktivitas dan perekonomian masyarakat di kawasan seberang bisa makin cepat maju dan berkembang. Saat ini ada dua kecamatan di kawasan seberang yang masih terisolasi jalan darat yaitu Seranau dan Pulau Hanaut.
Seranau dan pusat Kota Sampit hanya dipisahkan oleh Sungai Mentaya selebar sekitar 520 meter. Masyarat terpaksa mengandalkan angkutan sungai untuk bepergian sehingga berimbas pada lambannya kemajuan pembangunan dan peningkatan ekonomi karena terbatas dan tingginya biaya transportasi.
"Kemarin kami sudah ada rapat dengan gubernur saat beliau ke Sampit. Beliau mengajak sharing dana dan kami sangat setuju itu," kata Supian.
Gubernur Kalimantan Tengah H Sugianto Sabran saat menghadiri Silaturahmi Kebangsaan di Sampit, mengajak Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur patungan dana untuk memulai pembangunan Jembatan Mentaya untuk membuka keterisolasian dua kecamatan tersebut.
"Misalnya Kabupaten Kotawaringin Timur menyiapkan Rp10 miliar dan pemerintah provinsi Rp20 miliar untuk mengawali tiang pancang, lalu kita bicara dengan presiden Kalau sudah kita mulai, saya yakin pemerintah pusat juga akan membantu," kata Sugianto di Sampit, Minggu.
Sugianto menilai pembangunan jembatan yang akan membentang di atas Sungai Mentaya itu sangat penting agar akses transportasi menuju Kecamatan Seranau hingga Pulau Hanaut menjadi lancar. Dampaknya, diharapkan dapat memacu perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah provinsip memperhatikan aspirasi masyarakat untuk membangun jembatan tersebut. Keterisolasian yang terjadi saat ini membuat laju perekonomian masyarakat di kawasan di dua kecamatan itu menjadi terhambat.
Sugianto berinisiatif mengajak Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur patungan dana agar pembangunan jembatan itu bisa dimulai. Memulai pembangunan dengan dana daerah sebagai bentuk komitmen dan besarnya harapan pemerintah daerah memenuhi harapan masyarakat meski dihadapkan pada terbatasnya anggaran.
Jika Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur siap mengalokasikan anggaran untuk patungan dana tersebut, Sugianto berjanji pihaknya juga akan mengalokasikan anggaran. Dia yakin pembangunan Jembatan Mentaya akan membawa dampak positif sangat besar terhadap masyarakat.
"Makanya saya minta pemerintah kabupaten segera membebaskan lahan untuk pembangunan Jembatan Mentaya. Saya akan bantu. Kalau lahannya sudah dibebaskan, kami anggarkan pada tahun 2020 nanti," demikian Sugianto.