Jakarta (Antaranews Kalteng) - Sering kali kita mendengar bahwa minuman-minuman yang mengandung kafein dan asam fosfat seperti  minuman bersoda berpengharuh pada kesehatan tulang, dintaranya karena faktor kafein dan fosfor yang ada di dalamnya. Selama belasan tahun para ilmuwan melakukan berbagai investigasi untuk menjawab hal ini.

 Ini adalah 10 fakta atas pertanyaan seputar minuman bersoda dan kesehatan tulang.

T: Apakah mengonsumsi minuman berkafein atau minuman berkarbonasi melemahkan tulang dan menyebabkan osteoporosis?
J: Tidak. Mengonsumsi minuman berkafein atau minuman bersoda tidak melemahkan tulang atau menyebabkan osteoporosis. Seperti yang dilansir oleh the Internatinonal Osteoporosis Foundation (IOF), faktor  resiko osteoporosis adalah usia, jenis kelamin (lebih rentan pada perempuan),  bawaan keluarga, menopause, gizi buruk, kekurangan kalsium, serta asupan vitamin D, kurang olahraga, berat tubuh yang kurang (terlalu kurus), merokok, dan konsumsi alkohol yang berlebihan (sumber: IOF- Systoms/Risk Factors)

T: Apakah penelitian ilmiah menunjukan minuman bersoda dapat menyebabkan kerusakan pada tulang?
J: Tidak. Selama lebih dari 15 tahun, serangkaian organisasi ilmiah dan organisasi advokasi pasien telah mempelajari apakah minuman bersoda yang mengandung fosfor dan/atau kafein memiliki pengaruh terhadap kesehatan tulang dan menyimpulkan bahwa tidak ada efek negatif pada individu yang sehat, sejauh asupan kalsiumnya mencukupi.

T: Apakah yang dimaksud dengan fosfor?
J: Fosfor adalah mineral alami dan berperan penting dalam bagaimana tubuh kita mendapatkan energi. Fosfor adalah komponen utama tulang dan gigi. Asam fosfat (mengandung fosfor) banyak digunakan sebagai pengawet pada bermacam makanan dan minuman. Sebagian kecil digunakan pada beberapa minuman kola untuk mempertajam rasanya. Fosfor dapat ditemukan pada susu, keju, daging, roti, dedak beras, cereal, telur, kacang-kacangan, ikan, 100% jus, minuman rasa buah, minuman berbahan dasar kedelai, minuman ringan (soft drink), minuman ringan-rendah kalori dan minuman olah raga.

T: Berapa rekomendasi asupan fosfor per hari?
J: WHO dan FAO (Food and Agriculture Organization of the United Nation) belum mengeluarkan rekomendasi ini, namun beberapa negara sudah. Contohnya di Inggris, referensi asupan gizi untuk fosfor adalah 550mg/hari (dewasa), tidak termasuk wanita hamil atau menyusui (sumber: British Nutrition Foundation). The U.S. Institute of Medicine (IOM) merekomendasikan asupan fosfor hingga 700mg/hari (dewasa di atas 18 tahun), termasuk wanita hamil dan menyusui (sumber: IOM 1997)

T: Berapa kadar fosfor dalam minuman bersoda?
J: Kandungan fosfor dalam minuman soda sangat sedikit. Fosfor dipakai dalam bentuk asam fosfat, yang dipakai untuk mempertajam rasa pada minuman kola. Satu gelas (240mL) Coca-Cola misalnya , mengandung 41 mg fosfor. Sebagai perbandingan, dalam takaran yang sama, susu mengandung 200mg fosfor, 1 piring ayam masak (140 gram) bisa mengandung 230mg fosfor dan 1 piring nasi putih (150 gram) mengandung 90 mg fosfor.


T: Benarkah asam fosfat dalam minuman bersoda memiliki pengaruh lain bagi tubuh dibanding dengan fosfor yang ada dalam makanan lainnya?
J: Tidak. Asam fosfat yang dikonsumsi dari minuman kola atau minuman bersoda lainnya akan dicerna dalam lambung dan diserap tubuh sebagai fosfat. Hal ini berlaku sama pada makanan lainnya yang mengandung fosfor, seperti dari daging, keju, kacang-kacangan atau biji-bijian yang juga akan diserap tubuh sebagai fosfat. Untuk alasan inilah, asam fosfat juga dihitung sebagai salah satu sumber fosfor dalam kebutuhan total asupan fosfor bagi tubuh.

Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA) telah menetapkan batas toleransi maksimum untuk asupan harian untuk fosfor, yaitu 70mg/kg berat badan.  Ini mencakup fosfor dari semua sumber untuk rata-rata laki-laki dewasa dengan berat rata-rata 70 kg, setara dengan 4.900 mg fosfor/hari. Segelas (240ml [8 fl. oz]) Coca-Cola mengandung 41 mg fosfor.

T: Apakah vitamin K juga penting untuk membantu tulang kuat dan sehat?
J: Benar. Beberapa studi membenarkan vitamin K berdampak pada kondisi tulang yang lebih baik pada orang dewasa dan anak-anak. (sumber: Bugel 2008; Tsugawa 2006; Feskanich 1999; Booth 2000-2004; van Summeren 2008). Tubuh membutuhkan vitamin K sebagai sumber mineral tulang untuk memperkuatnya. Seperti kalsium dan vitamin D, vitamin K juga merupakan zat gizi pentingyang membantu untuk membentuk tulang yang kuat.

T: Apakah pemanis berkalori seperti gula berpengaruh pada tulang?
J: Pada bulan Juni 2008, ada sebuah penelitian yang melihat pengaruh pemanis berkalori seperti gula dan high fructose corn syrup (sirup jagung tinggi fruktosa) pada kesehatan tulang. Hasilnya adalah tidak ditemukannya cukup literatur ilmiah untuk menyimpulkan pengaruh ini. (Sumber: Tsanzi 2008). Tahun 2003, sebuah publikasi menunjukan gula meningkatkan pengeluaran kalsium lewat air seni, namun didapati bahwa tubuh kita akan beradaptasi sehingga tidak menimbulkan net loss kalsium (sumber: Fitzpatrick 2003). Yang terpenting adalah tetap menjalankan pola makan sehat, cukup kalsium, vitamin D dan K, ditambah dengan aktivitas fisik termasuk berolahraga dengan beban.

T: Apakah terlalu banyak mengonsumsi kafein menyebabkan tubuh sulit menyerap kalsium, melemahkan tulang, dan osteoporosis?
 J: Tidak Benar. Selama lebih dari 15 tahun, serangkaian organisasi ilmiah dan organisasi advokasi pasien telah mempelajari apakah minuman bersoda yang mengandung fosfor dan/atau kafein memiliki pengaruh terhadap kesehatan tulang dan menyimpulkan bahwa tidak ada efek negatif pada individu yang sehat, sejauh asupan kalsiumnya mencukupi.


T: Disamping nutrisi dan aktivitas fisik, faktor gaya hidup lain apakah yang berperan penting dalam menjaga kesehatan tulang?
J: Berdasarkan Internasional Osteoporosis Foundation (IOF), kebiasaan tidak merokok dan mehindari konsumsi alkohol berlebih merupakan gaya hidup yang penting dilakukan untuk melindungi tulang. (Sumber: IOF – Prevention)

Referensi: www.beverageinstituteindonesia.org

Pewarta : Jafar M Sidik
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024