Jakarta (Antaranews Kalteng) - Tak hanya menimbulkan masalah komplikasi seperti gagal ginjal dan jantung, hipertensi juga dapat mempengaruhi organ seksual.
dr. Tunggul D. Situmorang, Sp. PD-KGH, pakar hipertensi mengatakan bahwa pada dasarnya penyakit itu akan menyerang organ tubuh yang memiliki pembuluh darah. Organ seksual pun mempunyai pembuluh darah sehingga tidak luput dari komplikasi yang timbul dari hipertensi.
"Prinsipnya hipertensi akan mengganggu orang yang memiliki pembuluh darah, yang tidak punya cuma rambut. Maksudnya adalah semua yang ada pembuluh darahnya termasuk organ seksual akan berubah," ujar dia dalam seminar "Waspada Hipertensi pada Generasi Milenial" di Jakarta, Jumat.
"Obat-obatan pun, sebagian ya tidak seluruhnya, apalagi obat-obat lama akan berpengaruh pada aktivitas seksual. Makanya itu yang harus dimanage dengan baik. Dia (hipertensi) itu biang kerok dari semua masalah. Padahal bisa kita kendalikan sebelum dia mengendalikan kita," lanjut Tunggul.
Ia menerangkan bahwa ketika seseorang sudah terkena hipertensi, dia harus memeriksakan masalah kesehatan lainnya seperti jantung dan ginjal.
"Orang dengan hipertensi harus tetap diperiksa jantungnya, jangan-jangan sudah membesar, juga harus diperiksa ginjalnya jangan-jangan ada kebocoran," jelas Tunggul.
Ia juga menyarankan agar penderita hipertensi harus mengontrol pola target dan teratur dalam mengonsumsi obat. Bila tidak, akan terjadi komplikasi seperti gagal ginjal dan jantung.
"Hipertensi yang bisa dikontrol dengan baik tidak akan menyebabkan gagal ginjal. Jadi betul-betul berobat dan mencapai target. Orang yang sudah minum obat belum aman. Kita harus bersama-sama mencapai target yang harusnya lebih rendah," kata dia.
dr. Tunggul D. Situmorang, Sp. PD-KGH, pakar hipertensi mengatakan bahwa pada dasarnya penyakit itu akan menyerang organ tubuh yang memiliki pembuluh darah. Organ seksual pun mempunyai pembuluh darah sehingga tidak luput dari komplikasi yang timbul dari hipertensi.
"Prinsipnya hipertensi akan mengganggu orang yang memiliki pembuluh darah, yang tidak punya cuma rambut. Maksudnya adalah semua yang ada pembuluh darahnya termasuk organ seksual akan berubah," ujar dia dalam seminar "Waspada Hipertensi pada Generasi Milenial" di Jakarta, Jumat.
"Obat-obatan pun, sebagian ya tidak seluruhnya, apalagi obat-obat lama akan berpengaruh pada aktivitas seksual. Makanya itu yang harus dimanage dengan baik. Dia (hipertensi) itu biang kerok dari semua masalah. Padahal bisa kita kendalikan sebelum dia mengendalikan kita," lanjut Tunggul.
Ia menerangkan bahwa ketika seseorang sudah terkena hipertensi, dia harus memeriksakan masalah kesehatan lainnya seperti jantung dan ginjal.
"Orang dengan hipertensi harus tetap diperiksa jantungnya, jangan-jangan sudah membesar, juga harus diperiksa ginjalnya jangan-jangan ada kebocoran," jelas Tunggul.
Ia juga menyarankan agar penderita hipertensi harus mengontrol pola target dan teratur dalam mengonsumsi obat. Bila tidak, akan terjadi komplikasi seperti gagal ginjal dan jantung.
"Hipertensi yang bisa dikontrol dengan baik tidak akan menyebabkan gagal ginjal. Jadi betul-betul berobat dan mencapai target. Orang yang sudah minum obat belum aman. Kita harus bersama-sama mencapai target yang harusnya lebih rendah," kata dia.