Palangka Raya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik mencatat kunjungan kapal laut dari dan ke provinsi Kalimantan Tengah pada Februari 2019 mencapai 731 kali, atau naik sekitar 4,73 persen dibandingkan Januari 2019 yang berkisar 698 kali.
Meski begitu, Kepala BPS Kalteng Yomin Tofri di Palangka Raya, Kemarin, mengakui kenaikan kunjungan kapal laut itu tidak diikuti bertambahnya aktivitas penumpang maupun arus lalu lintas barang.
"Itu kumpulan data yang kami terima dari seluruh pengelola pelabuhan yang ada di Kalteng. Kami kurang paham kenapa kenaikan itu tak berdampak pada penambahan penumpang dan barang," ucapnya.
Berdasarkan data BPS, jumlah penumpang kapal laut di bulan Februari 2019 sekitar 18.593 orang, mengalami penurunan 9,59 persen dibandingkan Januari 2019 yang mencapai 20.566 orang.
Arus lalu lintas barang melalui laut pada Februari 2019 sebanyak 1,44 juta ton, juga mengalami penurunan 8,66 persen dibandingkan Januari 2019 yang mencapai 1,57 juta ton.
Baca juga: Daging ayam ras penyumbang deflasi di Kalteng selama Maret 2019
"Turunnya aktivitas penumpang sekitar 9,59 persen terutama berasal dari berkurangnya jumlah penumpang datang sekitar 25,36 persen. Sedangkan volume barang 8,66 persen karena berkurangnya volume bongkar muat 11,10 persen," beber Yomin.
Pelabuhan Kumai dan Sampit masih mendominasi layanan transportasi penumpang dan barang sepanjang setahun terakhir di Provinsi Kalteng. Dari aktivitas 18.593 orang yang datang dan berangkat selama Februari 2019 di Kalteng, sebagian besar memilih akses melalui Pelabuhan Kumai 63,69 persen, Sampit 36,21 persen, dan Pulang Pisau 0,10 persen.
Sementara arus lalu lintas barang mencapai 1,44 juta ton pada Februari 2019, aksesnya relatif lebih menyebar melalui beberapa pelabuhan yang ada di provinsi nomor dua terluas di Indonesia iu.
"Tapi, tingginya volume bongkar muat barang, relatif terkonsentrasi di Pelabuhan Sampit yang jumlahnya mencapai 53,64 persen, disusul Pelabuhan Kumai 32,95 persen," demikian Yomin.
Baca juga: Nilai tukar petani Kalteng naik berkat tiga subsektor ini
Meski begitu, Kepala BPS Kalteng Yomin Tofri di Palangka Raya, Kemarin, mengakui kenaikan kunjungan kapal laut itu tidak diikuti bertambahnya aktivitas penumpang maupun arus lalu lintas barang.
"Itu kumpulan data yang kami terima dari seluruh pengelola pelabuhan yang ada di Kalteng. Kami kurang paham kenapa kenaikan itu tak berdampak pada penambahan penumpang dan barang," ucapnya.
Berdasarkan data BPS, jumlah penumpang kapal laut di bulan Februari 2019 sekitar 18.593 orang, mengalami penurunan 9,59 persen dibandingkan Januari 2019 yang mencapai 20.566 orang.
Arus lalu lintas barang melalui laut pada Februari 2019 sebanyak 1,44 juta ton, juga mengalami penurunan 8,66 persen dibandingkan Januari 2019 yang mencapai 1,57 juta ton.
Baca juga: Daging ayam ras penyumbang deflasi di Kalteng selama Maret 2019
"Turunnya aktivitas penumpang sekitar 9,59 persen terutama berasal dari berkurangnya jumlah penumpang datang sekitar 25,36 persen. Sedangkan volume barang 8,66 persen karena berkurangnya volume bongkar muat 11,10 persen," beber Yomin.
Pelabuhan Kumai dan Sampit masih mendominasi layanan transportasi penumpang dan barang sepanjang setahun terakhir di Provinsi Kalteng. Dari aktivitas 18.593 orang yang datang dan berangkat selama Februari 2019 di Kalteng, sebagian besar memilih akses melalui Pelabuhan Kumai 63,69 persen, Sampit 36,21 persen, dan Pulang Pisau 0,10 persen.
Sementara arus lalu lintas barang mencapai 1,44 juta ton pada Februari 2019, aksesnya relatif lebih menyebar melalui beberapa pelabuhan yang ada di provinsi nomor dua terluas di Indonesia iu.
"Tapi, tingginya volume bongkar muat barang, relatif terkonsentrasi di Pelabuhan Sampit yang jumlahnya mencapai 53,64 persen, disusul Pelabuhan Kumai 32,95 persen," demikian Yomin.
Baca juga: Nilai tukar petani Kalteng naik berkat tiga subsektor ini