Sampit (ANTARA) - Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Ary Dewar menjelaskan, masyarakat mengeluhkan anjloknya harga jual hasil kebun seperti kelapa sawit, karet dan rotan dalam beberapa tahun terakhir.
"Kami prihatin dengan kondisi harga jual hasil kebun tersebut, seharusnya pemerintah kabupaten lebih tanggap dengan mencarikan solusi yang tepat,"katanya di Sampit, Jumat.
Keluhan itu disampaikan masyarakat ketika dirinya melakukan reses perseorangan di daerah pemilihan IV yang meliputi Kecamatan Cempaga, Cempaga Hulu, Kota Besi dan Kecamatan Telawang.
Berdasarkan informasi yang disampaikan masyarakat untuk tandan buah segar (TBS) sawit saat ini ditingkat petani berkisar antara Rp800 hingga Rp1.000/kg. Semula harga jual TBS sawit ditingkat petani sebesar Rp1.000/kg hingga Rp1.300/kg.
Sedangkan untuk harga jual getah karet ditingkat petani sebesar Rp6.000/kg hingga Rp7.000/kg. Sebelumnya harga getah karet dijual sebesar Rp9.000/kg hingga Rp11.000/kg.
Kemudian untuk harga jual rotan ditingkat petani sebesar Rp650/kg hingga Rp750/kg. Turun dari sebelumnya yang mencapai 1.000/kg hingga Rp1.500/kg.
"Masyarakat sangat mengeluhkan anjloknya harga tersebut dan meminta pemerintah kabupaten membantu memasarkan hasil kebun mereka," tegasnya.
Anjloknya harga jual TBS sawit sudah berlangsung dalam satu tahun terakhir. Sedangkan untuk harga jual getah karet dan rotan sudah berlangsung lumayan lama, yakni selama delapan tahun terakhir.
Menurutnya, perlu campur tangan pemerintah untuk menstabilkan harga jual tersebut. Permasalahan ini harusnya menjadi skala prioritas untuk diselesaikan, sebab komoditas itu merupakan penompang utama ekonomi masyarakat di wilayah perdesaan.
"Kami ingin pemerintah bisa lebih peka terhadap setiap permasalahan yang dihadapi masyarakat dan melalui kewenangannya bisa mencarikan jalan terbaik," ungkapnya Ary.
Ia tidak merincikan lebih detail aspirasi apa saja yang disampaikan masyarakat dalam reses perseorangan anggota dewan tersebut.
Aspirasi masyarakat nantinya akan dirangkum dalam sebuah rekomendasi yang selanjutnya disampaikan kepada pemerintah kabupaten.
“Masa reses masih berlangsung, jadi kami belum bisa menyimpulkan, nanti semuanya akan dirangkum jadi satu dalam bentuk laporan," tegasnya.
Ary Dewar mengatakan, pada garis besarnya saat ini sebagian masyarakat Dapil IV yang pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani, memang sedang kesulitan secara ekonomi.
"Kami prihatin dengan kondisi harga jual hasil kebun tersebut, seharusnya pemerintah kabupaten lebih tanggap dengan mencarikan solusi yang tepat,"katanya di Sampit, Jumat.
Keluhan itu disampaikan masyarakat ketika dirinya melakukan reses perseorangan di daerah pemilihan IV yang meliputi Kecamatan Cempaga, Cempaga Hulu, Kota Besi dan Kecamatan Telawang.
Berdasarkan informasi yang disampaikan masyarakat untuk tandan buah segar (TBS) sawit saat ini ditingkat petani berkisar antara Rp800 hingga Rp1.000/kg. Semula harga jual TBS sawit ditingkat petani sebesar Rp1.000/kg hingga Rp1.300/kg.
Sedangkan untuk harga jual getah karet ditingkat petani sebesar Rp6.000/kg hingga Rp7.000/kg. Sebelumnya harga getah karet dijual sebesar Rp9.000/kg hingga Rp11.000/kg.
Kemudian untuk harga jual rotan ditingkat petani sebesar Rp650/kg hingga Rp750/kg. Turun dari sebelumnya yang mencapai 1.000/kg hingga Rp1.500/kg.
"Masyarakat sangat mengeluhkan anjloknya harga tersebut dan meminta pemerintah kabupaten membantu memasarkan hasil kebun mereka," tegasnya.
Anjloknya harga jual TBS sawit sudah berlangsung dalam satu tahun terakhir. Sedangkan untuk harga jual getah karet dan rotan sudah berlangsung lumayan lama, yakni selama delapan tahun terakhir.
Menurutnya, perlu campur tangan pemerintah untuk menstabilkan harga jual tersebut. Permasalahan ini harusnya menjadi skala prioritas untuk diselesaikan, sebab komoditas itu merupakan penompang utama ekonomi masyarakat di wilayah perdesaan.
"Kami ingin pemerintah bisa lebih peka terhadap setiap permasalahan yang dihadapi masyarakat dan melalui kewenangannya bisa mencarikan jalan terbaik," ungkapnya Ary.
Ia tidak merincikan lebih detail aspirasi apa saja yang disampaikan masyarakat dalam reses perseorangan anggota dewan tersebut.
Aspirasi masyarakat nantinya akan dirangkum dalam sebuah rekomendasi yang selanjutnya disampaikan kepada pemerintah kabupaten.
“Masa reses masih berlangsung, jadi kami belum bisa menyimpulkan, nanti semuanya akan dirangkum jadi satu dalam bentuk laporan," tegasnya.
Ary Dewar mengatakan, pada garis besarnya saat ini sebagian masyarakat Dapil IV yang pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani, memang sedang kesulitan secara ekonomi.